Hujan terus mengguyur mobil tuaku yang melaju semakin kencang. Walaupun demikian kecepannya tidak bisa melebihi mobil kelahiran muda. Ya, itu bisa di maklum oleh semuanya.Setengah jam lebih,aku berada dikotak yang terbatas pandangan. Akhirnya sampai juga ke tempat tujuan. Aku langsung memarkir mobil tuaku. Dengan setengah berlari, aku langsung menuju rumah yang bentuknya masih kelahiran lama.

Di dapatinya,wanita yang sudah terpahat usia. Aku langsung menghampirinya, setelah mengucapkan salam. Dipeluknya dengan erat. Aku sangat menyayanginya. Sebab salah satu orang yang paling berjasa dalm hidupku. Dalam buku yang berjudul “ Keringat Bunda” aku kupas bagaimana jasa ibuku. Sehingga ada yang berkata kenapa judul buku bapa “Ayahku Malaikatku?” aku hanya bisa terdiam. Pertanyaan itu sulit untuk aku jawab. Sebab tidak ada kedudukan yang paling mulia selain Bundaku.