ABAS

GURU SMPN 3 PAGADEN SUBANG.Pengurus PGRI Kabupaten Subang. Mengajar pula di SMA PGRI 1 Subang ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan Biarkan Tumpul

Jangan Biarkan Tumpul

Dua hari menurut hitungan hari aku tidak menulis di blog gurusiana. Hari pertama aku benar-benar lupa. Aku baru sadar setelah jam menunjukkan pukul 02.00 WIB dini hari. Karena kelelahan aku tadinya mencoba untuk tidur sejenak. Akan tetapi, baru tersadarkan sudah dini hari. Pengalaman berharga dan perlu intropeksi diri dengan kesadaran yang cukup mendalam. Patut direnungkan. Sebab sebagai manusia biasa, kita bisa merasakan kekurangan kita. Manusia hanya bisa merencanakan. Tetapi Allah,SWT lah yang menentukan.Alhasil diharapkan kita semua bisa mawas diri terutama diriku. Dengan tidak menulis di hari tersebut, jelas hukumannya kembali ke awal (mengulang). Itu sudah aturan main blog gurusiana.Aku pun tidak bisa berbuat banyak selain harus patuh menerimanya. Pada hari berikutnya aku pun tidak menulis.Itu bukan keteledoran. Tapi ada unsur kesengajaan untuk tidak menulis.

Apa yang terjadi pada diriku? Pertanyaan itu dengan cepat melintas dibenakku. Tadinya di hari ketiga aku tidak akan menulis. Bukan tanpa alasan tentunya. Tetapi, aku benar-benar tidak memiliki ide yang bagus untuk di tulis.Sebab di gurusiana sangat jelas ukuran seseorang dkatakan penulis yang baik. Yaitu banyak yang membaca atau zonk. Menyikapi kenyataan ini maka aku memutuskan untuk menulis lagi. Yakinlah kawan-kawan dengan ungkapan “Alah bisa karena biasa”. Itulah kira-kira ungkapan yang patut dilayangkan kepadaku. Sebab tidak menulis dua hari saja, seakan-akan ada yang hilang. Padahal gurusianer pasti sangat mengetahui bahwa tulisanku tidak bagus amat. Sehingga tidak aneh ketika aku membuat buku, editorku harus menyiapkan bodrek lebih banyak. Itu ungkapan Bunda Isti yang mengedit buku populerku “Sekeping Cinta Untuk Yola”. Sisanya buku ku di edit oleh editor lain.Jadi tidak pernah terdengar suara sumbang. Karena saya sangat tidak tahu apa yang dibicarakan di gruf sana. Terpenting bagiku, buku yang ditulis olehku berhasil di cetak sebagai bukti sejarah pernah menulis buku.

Demikian pula dengan menulis di gurusiana, sejak terjun bebas sebelum angka 365, aku sangat kecewa, marah. Sebab ketika itu mengulang bukan unsur kesengajaan. Sekarang? Aku hanya menikmati saja bagaimana mencurahkan perasaan jiwa dalam bentuk tulisan.

Bagaimana perasaan ketika kita tidak menulis?

Pertanyaan yang perlu dijawab berdasarkan pengalaman. Menulis bila memiliki target atau tujuan tertentu, maka menulis itu serasa tersiksa. Sebab kita sangat terbebani dengan tujuan yang sudah ditancapkan. Misalnya, kita ingin selesai menulis tanpa henti selama 365 hari. Nah, penentuan angka itu dipastikan akan menjadi beban. Bahkan bila terjun bebas dipastikan kecewa. Agar menulis tidak mengandung unsur siksaaan atau beban maka aku bisa mengatakan “Menulislah dengan hati”. Bila menulis didasari dengan hati dipastikan menulis kita menjadi tulisan bahagia. Sebab menulis merupakan suatu keterampilan. Jadi, menulis harus terus dilakukan agar menjadi terbiasa. Yakinlah dengan setiap hari menulis, maka pikiran, imajinasi, ide akan mudah di dapat. Tapi sebaliknya, bila kita belajar untuk tidak membiasakan menulis, dipastikan kita akan kesulitan mencari ide, imajinas dan lainnya. Contohnya sepertiku, tidak menulis dua hari merasa mumet, ide seakan menjauh. Terbayang bukan bagaimana kalau kita tidak menulis? Maka dipastikan akan semakin tumpul imajinasi kita. Oleh karena itu, marilah membiasakan menulis.Seperti tulisan aku ini.

Apakah ini tulisan yang baik ?

Aku tidak dapat memastikan tulisan ini buruk atau baik. Sebab tolok ukurnya sangat jelas, Sejauhmana tulisan kita memiliki kebermanfaatan untuk orang lain. Akan tetapi aku sangat tidak pesimis bila tulisan ini tidak ada yang membacanya. Minimal aku bisa mengatakan inilah bentuk tulisan yang benar-benar tanpa target angka. Aku menulis ini hanya sebuah kesenangan dan tuntutan jiwa setelah dua hari tidak menulis. Singkatnya aku ingin mengatakan, bila imajinasi kita ingin terlatih, maka biasakanlah menulis. Akan tetapi, bila ingin imajnasi kita tumpul, maka jangan susah-susah menulis. Nah sekarang pilihan ada di anda. Apakah ingin menulis atau bersantai dan membiarkan imajinasi kita semakintumpul. Pilihan ada pada diri masing-masing. Semoga celoteh ini bermanfaat. Minimal aku dapat mengatakan, aku sekarang mulai menulis lagi di blog gurusiana.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post