Abd. Karim Tahir

Tinggal di Gowa - Sulawesi Selatan. Guru IPS SMP Negeri 1 Parangloe Kab. Gowa dan Ketua Pusat Belajar Guru (PBG) Gowa....

Selengkapnya
Navigasi Web

Semangat Ramadhan

Sekitar satu jam menjelang buka dengan sepeda motor saya coba berkeliling kampung. Ingin melihat situasi kampung di sore hari di bulan Ramadhan tahun ini. Ternyata situasinya tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Lorong dan jalan-jalan utama dijejali dengan ibu-ibu dengan tempat seadanya sibuk menjual menu buka puasa, makanan dan minuman dengan berbagai varian. Pembelipun cukup ramai. Jika ulama ditanya tentang fenomena ini mungkin dia akan menjawab, "inilah berkahnya Ramadhan." Tetapi kalau ekonom yang dimintai tanggapan barangkali dia akan berkata, "Ramadhan mampu mengangkat ekonomi umat." Kesimpulannya, berkah Ramadhan membangkitkan ekonomi umat.

***

Anak saya minta izin mengikuti Tablik Akbar Ustadz Hanan Attaki di Makassar. Acaranya dipusatkan di Lapangan Karebosi, oke saya izinkan. Pukul 10 malam saya telpon dia rupanya masih di Karebosi, acara masih berlangsung. Melalui video call anaknya saya memperlihatkan peserta menyesaki lapangan. Ah, anak muda sedang bersemangat, jangan diganggu. Ramadhan setidaknya telah membuat anak-anak muda ini memiliki girah keberislaman khas mereka. Rela berdesak-desakan hanya untuk merasakan suasana yang berbeda. Jika orang tua mereka senangnya duduk tafakur di masjid sambil meresapi ayat demi ayat dari kitab sucinya, atau memaksa matanya melek untuk mendengarkan ceramah ustadz yang silih berganti tiap malam. Maka anak-anak ini malah memilih berdiri berdesakan di lapangan.

***

Di masjid tempat tinggal saya, jamaah anak-anak dipisah dengan jamaah orang dewasa. Anak-anak dikumpulkan dengan sesamanya di teras masjid. Cara ini saya kira bagus agar anak-anak tidak lalu-lalang di shaf-shaf orang dewasa yang bisa menggangu ketenangan beribadah. Di teras masjid mereka dengan bebas shalat sesuai dengan batas pemahaman mereka tentang gerakan-gerakan shalat dan bacaan-bacaannya. Kesempatan yang mereka tunggu-tunggu rupanya adalah kalimat "waladdollin" dari imam. Begitu kalimat ini terucap oleh imam mereka segera menyambutnya dengan aamiin, hingga masjid dipenuhi oleh suara gemuruh.

Biarkanlah mereka menikmati Ramadhan ini dengan gaya mereka. Mereka butuh membenamkan memori tentang Ramadhan kedalam benaknya. Kelak di masa yang akan datang, mereka akan disibuk membuka kembali memori ini dan akan tersenyum sendiri mengenang masa-masa konyol ini. Ah, betapa indahnya Ramadhan. Semoga saja melahirkan rasa bangga menjadi Muslim. Maka biarkan saja jangan diganggu.

***

Sekitar pukul 11 siang, saya singgah di sebuah masjid. Setelah shalat tahiyatul masjid, datang tiga orang anak sekira kelas tiga SD. Salah seorang menuju saya dan minta izin untuk adzan. Saya tunjukkan jam dinding, dia tersenyum jam baru menunjukkan pukul 11.15. Dia mundur dan melanjutkan ritualnya, kejar-kejaran. Hehe..ini semangat dalam versi lain. Terlalu!!!

***

Kaum Muslimin dari segala lapisan menjalani Ramadhan dengan semangatnya masing-masing. Betapa dahsyatnya energi Ramadhan. Pantas kalau Nabi mengatakan "andai saja umatku tahu kebaikan Ramadhan maka mereka akan meminta satu tahun Ramadhan semua."

Sayangnya umat Islam belum mampu mengelola dengan baik energi ini. Pasca Ramadhan perlahan tapi pasti kehidupan kembali pada ritme yang sesungguhnya. Semangat berislam yang sangat terasa selama satu bulan sirna tersiram kerasnya godaan materialisme. Hedonisme kembali menguasai hajat hidup orang banyak. Masjid kembali sepi, anak-anak pun kembali pada pangkuan game online dan plastyson. Masjid menjadi sunyi, tawa dan teriakan anak-anak nyaris tak terdengar lagi.

Itulah yang terjadi pada Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Semoga saja tahun ini semangat Ramadhan tetap terpelihara menyertai langkah-langkah kita di bulan-bulan di luar Ramadhan. Menjadikan kita semua manusia-manusia takwa yang kehadirannya sangat dirindukan untuk kedamaian dan kesejahteraan alam ini. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post