Abd Razaq

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Gelas-gelas kaca dalam perspektif Islam

Muqaddimah

Tujuan Ideal dari pernikahan dalam Islam adalah terwujudnya keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Sakinah (penuh ketenangan), mawaddah (kecenderungan, keberpihakan, pembelaan penuh cintah antara suami dengan istri) , rahmah (penuh kasih saying karena Allah). Namun kenyataan tidak semua dalam kehidupan rumah tangga bisa meraih tujuan utama dari pernikahan tersebut, sehingga tidak sedikit rumah tangga yang diliputi dengan percekcokan bahkan sampai berujung pada perceraian. Bagaiamana seharusnya setiap suami dan istri bisa mewujudkan tujuan mulia pernikahan yang sakinah, mawaddah wa rahmah tersebut? Sudah barang tentu dibutuhkan tekad yang bulat dan kerjasama semua pihak khususnya antara suami dan istri. Suami sebagai nakhoda rumah tangga dengan semangat uswah wal mahabbah ( keteladanan dan penuh cinta kasih), istri patuh / taat karena Allah. Suami menjaga sebaik mungkin gelas-gelas kaca dalam kehidupan rumah tangga. Ketika masing-masing memenuhi kewajiban sebelum menuntut hak masing-masing maka tujuan mulia pernikahan tersebut mudah diraih biidznillah (dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala).

Gelas-gelas kaca dalam perspektif Islam.

Islam adalah agama yang mengangkat harkat dan martabat kaum wanita, dalam Islam Seorang muslimah diibaratkan sebagai Qoruuroh / Qowaariir (gelas-gelas kaca/piala-piala dari kaca), karena kelembutannya, kelemahannya (walaupun dengan kelemahannya ada kekuatan yang luar biasa yang tidak dimiliki kaum laki-laki), mudah pecah/mudah patah hati.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan kepada kaum lelaki, yakni

اِرْفَقْ بِالْقَوارِيْرِ

“Lembutlah kepada gelas-gelas kaca (maksudnya para wanita)” [HR. Al-Bukhari].

Ulama’ salaf mengatakan, “Para wanita diumpamakan dengan gelas kaca karena lemah, lembutnya, dan tidak mampu bergerak gesit. Para wanita disamakan dengan gelas kaca karena lemah, halus dan tubuhnya yang lemah”.

Ulama lain berpendapat, “Para wanita disamakan dengan gelas kaca karena cepatnya mereka berubah dari ridha menjadi tidak ridha, mudah pikirannya berubah. Layaknya gelas kaca mereka sangat cepat pecah dan tidak dapat menerima perlakuan kasar dan keras”

Suami Menjaga Gelas-Gelas Kaca.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui sebagian istrinya, sementara Ummu Sulaim bersama mereka. Maka beliau berkata,

وَيْحَكَ يَا أَنْجَشَةُ، رُوَيْدَكَ سَوْقًا بِالقَوَارِيرِ

“Hati-hati wahai Anjasyah, pelan-pelanlah jika sedang mengawal gelas (piala) kaca (maksudnya para wanita,).” (HR. Al-Bukhari no. 6149 dan Muslim no. 2323)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan Anjasyah agar tidak terlalu semangat dalam melantunkan syair ketika menggiring unta. Karena kalau terlalu semangat, unta-unta itu akan berjalan dengan sangat cepat. Padahal, di dalam rombongan ada para wanita. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ingatkan agar Anjasyah memelankan lantunan syairnya, karena dia sedang mengawal gelas (piala) kaca, yaitu para wanita yang ada dalam rombongan.

Suami Menjaga Hati Isteri

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa wanita itu bagaikan gelas kaca …

Jika gelas kaca itu jatuh dan pecah, hampir mustahil bisa diperbaiki dan dikembalikan seperti semula. Berbeda halnya dengan gelas aluminium atau gelas besi.

Jadi, untuk para suami, perhatikanlah hal ini. Janganlah Engkau membuat hatinya terluka, karena akan sulit penyembuhannya.

Seorang istri, bisa jadi dia sanggup melaksanakan banyak perkerjaan rumah tangga di satu waktu. Dalam kondisi hamil, istri masih bisa memasak, membersihkan rumah, itu pun sambil menyuapin anak yang masih kecil, dilanjutkan dengan menyeterika pakaian. Seorang suami dengan badan yang kekar, mungkin hanya mampu menggendong anak tidak lebih dari setengah jam. Berbeda dengan sang ibu yang tahan berjam-jam lamanya. Sungguh ketahanan fisik yang luar biasa.

Akan tetapi, sekali bentakan suami yang dia dengar dan rasakan, semua tubuhnya tiba-tiba lemas dan tidak berdaya. Lau dia pun hanya bisa menumpahkan air matanya di atas bantal, tidak membalas bentakan suaminya karena tingginya kedudukan suami di matanya.

Sekali saja suami memukulnya, rasa sakit dalam hatinya tidak akan pernah hilang, meskipun bisa jadi secara fisik tidak berbekas sama sekali.

Jadi ingatlah. wahai para suami, istri (wanita) itu bagaikan gelas-gelas atau piala kaca. Hati-hatilah dalam bersikap dengan para istri. Karena kalau sebuah kaca itu sudah pecah, sangat sulit untuk dikembalikan seperti keadaannya semula.

Isteri Shalihah adalah anugerah terindah

Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

الدنيا متاع، وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim: 1467)

Wahai para isteri…

Engkaulah istri idaman yang ia nantikan selama ini.. istri idaman yang akan menyenangkan hati dan menenteramkan jiwanya.

Oleh karena itu, senangkanlah hatinya dengan mentaatinya dalam kebaikan dan menjaga hak-haknya dan berusahalah untuk tidak membuatnya kecewa dalam menunaikannya. Karena engkau adalah seorang istri shalihah yang ia idamkan selama ini, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. [HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany].

Engkaulah wanita shalihah yang akan selalu menjaga diri dan kehormatan suami sebagaimana firman Allah Ta’ala,

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ

“Maka wanita yang shalihah adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada” (Q.S An-Nisa’: 34).

Hal yang sering terluput dan bisa menggelincirkan kita ke dalam panasnya api neraka, yang menjadi sebab banyaknya jumlah wanita yang berada di neraka adalah kufur terhadap nikmat yang diberikan suami dan tidak mensyukurinya.

أُرِيْتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُأَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ. قِيْلَ:أَيَكْفُرْنَ بِاللهِ؟

قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَوَيَكْفُرْنَ الْإِحْسَانَ، لَوْأَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita yang kufur.”

Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?”

Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang masa, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” [HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907].

Setelah selama ini hidup sendiri dengan nafkah dari orang tua yang selalu mengalir, atau mungkin yang sudah dapat menafkahi dirinya sendiri, sekarang tibalah saatnya kita hidup berbagi dengan nafkah yang diberikan suami. Seberapa pun yang diberikannya, maka syukurilah.. meski dengannya kita hanya bisa makan dengan lauk tempe, namun akan terasa nikmat jika dibersamai dengan rasa syukur kepada-Nya.

Dukunglah setiap langkah suami dalam kebaikan, baik itu untuk urusan dunia terlebih untuk akherat. Jangan lupa dukung suami untuk berbakti kepada kedua orang tuanya, apalagi jika mereka telah berusia senja dan bersabarlah dengan hal itu. Jika emosinya tidak sengaja meluap, redakanlah dengan kelembutanmu, terlebih jika itu karena kesalahanmu..

وَنِسَاؤُكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا الَّتِي إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا وَتَقُوْلُ لاَ أَذُوْقُ غمْضًا حَتَّى تَرْضَى

“Wanita-wanita (istri-istri) kalian yang termasuk penghuni surga adalah mereka yang mencintai suami, subur, dan yang selalu datang kembali kepada suaminya. Yakni, bila suami marah, maka ia mendatangi kembali suaminya seraya meletakkan tangannya pada tangan suaminya dan berkata, ‘Aku tidak bisa tidur sampai engkau ridha.” [HR. An-Nasa`i dan Ath-Thabrani, shahih].

Semoga Allah memberikan kemudahan kepada para istri untuk menunaikan kewajiban kepada suami, menunaikan hak-haknya serta memenuhi perintahnya. Menjadi raihanah yang menyebarkan bau harum kebaikan dan ketentraman di rumah dengan akhlak mulia, maka jadilah engkau mahkota terbaik untuk suamimu. Karena ku yakin sesungguhnya engkau adalah perhiasan terindah yang dimilikinya di dunia ini dan akan menyertainya hingga di surga nanti.

Kesimpulan

Keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah adalah tujuan dan dambaan setiap orang yang melangsungkan pernikahan.

Untuk mewujudkan tujuan pernikahan tersebut dibutuhkan visi dan misi yang sama antara suami dan istri, dengan melaksanakan kewajiban masing-masing secara proporsional.

Saran

Siapapun kita yang telah berumah tangga atau yang masih mempersiapkan untuk berumah tangga, ikutilah Sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

Tanpa mengikuti Al Qur-an dan As Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, rumah tangga yang menginginkan keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah maka tidak akan pernah tercapai. Kalaulah dikatakan sukses, bahagia, sejahtera, maka sejatinya hanya kesuksesan yang semu, kebahagiaan yang sementara di dunia dan kesejahteraan yang akan sirna yang tidak akan dibawa sampai alam baqa’.

Bondowoso, 12 dzulqa’dah 1441 H

Penulis

Abd.Razaq, S.Pd.I

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sebagai wanita, saya merasa tersanjung Ustadz....

03 Jul
Balas

Islam sangat memuliakan muslimah...... Maaf mungkin diksi pada tulisan ini maaih carkalacer

03 Jul



search

New Post