abdul aziz

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BESOK KITA BERTEMU RAMADLON DIMANA YA?

BESOK KITA BERTEMU RAMADLON DIMANA YA?

Perjumpaan kita dengan Ramadhan adalah perjumpaan Ruhani. Bila Ruhani tak diusahakan jernih, maka perjumpaan itu hakikatnya tidak akan terjadi. Setidaknya tak bisa dirasai.

Dawuh kanjeng Nabi. Soal peristiwa dahsyat pada malam pertama Ramadhan. Nyatanya, bila cuma diindera dengan mata dan telinga, ternyata tidak terjadi apa-apa.

Yang di Supermarket ya cuma melihat kornet, sayur, dan aneka kebutuhan rumah tangga. Yang di depan tivi, ya melihat tayangan di tivi. Yang terjebak macet di jalan, ya cuma melihat kendaraan berjejalan. Yang sibuk dengan dunianya, ya melihat dunia yang mengasyikkan atau melelahkan.

Padahal di sebuah dimensi atau alam atau majaz yang hanya Allah Yang Maha Tahu. Saat kumandang Adzan maghrib tanggal 1 Ramadhan, peristiwa dahsyat dan akbar sedang digelar.

Amat disayangkan. Bila Ruhani gagal menyaksikan peristiwa itu. Yang karena gagal menyaksikan dan merasakannya, di moment kesyahduan Adzan Maghrib malam pertama itu, tidak ada sujud panjang penanda syukur. Tidak ada linang air mata haru dan bahagia. Tidak ada khusyuk. Tidak ada celupan dalam hati yang beraduk aduk antara harapan dan kecemasan.

Padahal.

Bila usia berhasil disampaikan ke bulan Ramadhan. Tak main-main. Derajat dinaikkan. Dosa dibersihkan sebersih bersihnya. Yang sudah beberapa langkah ke Neraka, ditarik lagi ke dekat pintu Surga.

Padahal. Malam pertama itu istimewa. Kalau mau sungguh-sungguh dalam diam dan tafakkur, Ruh kita sangat bisa merasakannya. Merasakan apa yang dikabar oleh Nabi :

_"Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan PENYERU menyerukan: ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.”_

(HR. At-Tirmidzi)

Para penyeru dalam hadits tersebut adalah malaikat-malaikat Allah. Dan mahluk-mahluk Allah yang lain, di alam semesta. Kita tak akan bisa mendengarnya lewat telinga. Frekuensi seruan itu ada pada saluran hati yang siap, suci, dzikir, yakin dan bertafakkur. Di detik malam pertama.

*Kosongkan urusan sejak ashar. Mandi dan berwudhu. Pakai pakain terbaiknya. Datangi Rumah Allah. Itikaf dan tafakkur. Panjangkan dzikir disana. Tidak ada tempat yang paling tepat. Untuk menemui bulan paling Mulia. Kecuali di tempat yang juga paling mulia. Rumah-rumah Allah. MasjidNya.*

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa. Mari kita jadikan romadhon sebagai ladang tuk semaikan ridho Allah. Barakallah.

20:28
Balas



search

New Post