Abdullah Orok

Nama : Abdullah Orok Tempat tgl.lahir : Palembang, 8 Agustus 1962 Agama : Islam Alamat : Desa Sukanagara Rt.002/001 Kec. Cikupa-Kab.Tange...

Selengkapnya
Navigasi Web

CERITA ANAK

BUNGA SINALONALI

Alhamdulillah, hari ini aku duduk di kelas baru, kelas baru itu bukan kelas baru dibuat, tapi kelas 6 SD, dari kelas 5 naik ke kelas 6. Alhamdulillah juga teman-teman kelas lima tidak ada yang tinggal kelas, semua naik kelas.

Aku duduk di barisan meja paling depan dekat dengan meja Guru, Seorang guru cantik memasuki kelas baru kami, beliau mengenalkan diri "anak-anak ibu menjadi wali kelas kalian...." sepontan sorak gembira menggemah di ruang kelas kami, kemudian lanjutnya "Nama ibu Siti Komariah.... silakan kalian panggil Ibu Siti, ibu Kokom juga boleh, tapi jangan Ce Kokom, atau Teh Kokom..." sambil senyum natural..."Sebagai salam Perkenalan, ibu ingin bercerita tentang anak yang semangat berjuang, Judulnya Bunga Sinalonali..."

Suaranya nan merdu mempesona bak kami dinina bobokan, suara keluar dari bibir natural dipoles gincu tipis seraya...berujar

Alkisah di suatu negeri nun jauh di sana hiduplah seorang Janda beranak satu nama...nama...aku potong "teh Kokom...!" semua murid tertawa kompak tanpa komanda. tapi mata Bu Siti Komariah menatap tajam menusuk ulu hatiku hingga kelambung gemetar...."Siapa nama kamu...?" aku berujar terbata-bata "ab..abdullah teh, eh..Abdullah bu Siti Komariah..!" Masya Alloh, tatapan mata yang tajam berubah menjadi sejuk tak kala bibir natural berlapis gincu tipis tersenyum, terus tatapan mata kesemua penjuru seraya"nama janda tersebut adalah Aminah, putranya bernama Jaka Saputra.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Aminah mencari kayu bakar di hutan dijual di Pasar, hasil jual kayu dibelanjakan untuk makan sehari-hari, ketika Aminah Kurang sehat Jaka yang menggantikan ibunya mencari kayu. Sedang asyiknya mencari kayu dari ranting-ranting pohon yang sudah tua, jaka mendengar ada suara riuh gembira anak-anak bermain, dalam hati jaka jangan-jangan itu suara anak jin penghuni hutan ini, dengan sedikit keberanian kakinya melangkah menuju sumber suara, jaka putus asah ternyata di hadapannya terbentang dinding yang tinggi tak satu jua jendela atau ventilasi di sana, tapi suara itu semakin jelas.

Setelah memanjat dinding atau tembok besar dengan merakit beberapa potong kayu bakar dibuat menyerupai tangga. " Hei siapa kalian...kenalkan namaku Jaka Saputra..kalian sedang main apa..?"

Oh...namamu Jaka Saputra Penghuni hutan itu, hutan milik Yang Mulia Ayahanda, sudah berani menampakan diri disiang hari...!" Hei aku manusia sama seperti kalian, aku bukan jin atau anak jin penghuni hutan, tadi kalian main apa, boleh aku ikutan main...?" silahkan kalau kamu bisa turun ke sini..."

"Wadauw... tinggi juga, bisa patah kakiku kalo lompat, nah tangga ini, bisa kupindahkan untuk turun dari atas tembok ini, Satu Putri dua putra itu adalah anak-anak Raja dan perdana Menteri, Raden Mas Manatitah menutup hidung, badanmu bau Jasa ("Sangat" Bahasa Melayu Tangerang) Raden Ayu Puspita, memotong"Kang Mas Manatitah jangan menghina seperti itu, kata Mamah Guru, jang"an menghina orang hanya fisiknya buruk...!"Kang Mas, ayu kita lanjutkan lagi permainan ini" suara datar dari Raden Mas Manatampih, kemudia lanjutnya " kamu boleh gabung bermain dengan kami, tapi kamu punyakah biji buah karet..?" Alhamdulillah, kami punya beberapa biji... sela Raden Ayu " Cara memainkannya kamu pasang biji karet sesuai kesepakan jika sepakat pasang tiga semua pemain pasang tiga, kemudian Biji Karet Induk disebut Gacoan, setelah gacoan dilempar mengenai biji karet yang dipasang, maka biji karet yang keluar dari garis meridian dianggap Menang, sesuai biji Karet yang keluar.

Dari awal main Jaka Saputra selalu menang, sampai biji Karet anak raja dan perdana menteri habis, diam-diam Raden Ayu menguping setiap Jaka Saputra melempar gacoan. Kalimat yang terdengar "BUNGA SINALONALI KENAL..." diucapkan tiga kali. kalimat ini sampaikan ke Raden Mas Manatitah, mendengan informasi dari Raden Ayu, marahlah Raden Mas Manatitah" Hai anak hutan kamu bermain curang, kamu bermain pakai Mantra, pakai Jampi-jampi, pantas kami kalah, sekarang saya tahu Seperti apa Bunga Sinalonali, kamu harus buktikan kalo tidak akan aku laporkan kepada Yang Mulia Ayahanda....

Lagi serius mendengar Cerita Bu Siti Komariah suara Bell di pukul dua kali tanda Istirahat..."anak-anak sampai disini dulu nanti ibu sambung..." Teman-teman keluar kelas menuju Kantin sekolah, tapi aku Pulang minum, kebetulan Rumah Tinggalku dengan sekolah berbatas jalan desa, suara bell masuk, bell pulang terdengar jelas, sambil nunggul bell masuk kembali aku tiduran di atas Bale bambu

"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cernaknya, Pak. Salam literasi

09 Jun
Balas



search

New Post