Gagal Ikut Lomba Makan Kerupuk

#TantanganGurusianaSeri2 Hari Ke-229

Fathur bersemangat kala namanya sudah terdaftar sebagai peserta lomba makan kerupuk. Ia berlari ke rumah, ingin menceritakannya pada kami orang tuanya.

Setelah tuntas bercerita, Fathur pamitan menuju lokasi lomba. Tak begitu jauh dari rumah. Hanya terpisah 2 gang saja. Sebelum berangkat lomba, ia sempat mengambil ikat kepalanya yang berbahan pita warna merah putih.

Sekitar 15 menit, Fathur muncul kembali dirumah. Ia bercerita kalau namanya belum juga dipanggil. Karena haus, ia memilih pulang ke rumah dulu sebelum berlomba. Emaknya menyarankan agar Fathur bawa minum dibotol. Fathur mengiyakannya dan langsung mengisi air dibotol minumnya. Lalu pamitan untuk kembali menuju arena perlombaan tujuhbelasan.

Sudah sejam Fathur belum kembali. Emaknya mulai resah. Isteri saya itu meminta saya melihat anak bungsu kami ke lokasi lomba. Tapi saya yakinkan pada emak Fathur, sebentar lagi ia akan kembali.

Betul saja. Beberapa saat kemudian Fahur telah masuk ke rumah. ia lngsung ke kamar mandi untuk berwudhu. Kemudian ia menjalankan sholat ashar.

Usai shalat, ia bercerita kepada kami bahwa ia batal ikut lomba. Penyebabnya, sampai akhir lopmba, namanya tidak dipanggil-panggil oleh panitia. Wajahnya tampak sedih. Matanya berbinar menahan tangis yang berusaha ia tepis.

Kami memberi semangat padanya. Lalu kami jelaskan, bisa saja nama Fathur telah dipanggil saat Fathur pulang ke rumah mengambil pita ikat kepala. Atau pada saat Fathur pulang kedua kalinya karena haus.

Mendengar penjelasan kami ia dapat memakluminya. Kejadian ini menjadi pengalaman belajar baginya. Bahwa dalam sebuah lomba, durasi waktu tidak dapat selalu diprediksi.

Agar tidak ketinggalan lagi, ya smuaa harus dipersiapkan saat berangkat. Lalu menunggu hingga nama kita dipanggil. Kemudian ikut berlomba dengan semangat dan sportif. Biarkan hasilnya akan mendatangi kita sendiri.