Abdurrauf Shaleng

Bekerja adalah Ibadah, lakukanlah dengan Penuh Cinta...!!...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pray for Lebanon (Tagur Ke-138)

Pray for Lebanon (Tagur Ke-138)

Banyak warga di Beirut, Lebanon, menyatakan kemarahan pada pemerintah atas apa yang mereka sebut sebagai "kelalaian yang menyebabkan ledakan besar" pada Selasa lalu (04/08). Presiden Lebanon, Michel Aoun mengatakan peristiwa yang menewaskan sedikitnya 135 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya itu akibat dari meledaknya 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman di sebuah gudang selama enam tahun.

 

Banyak masyarakat Lebanon menuduh kejadian itu akibat dari pihak berwenang melakukan korupsi, penelantaran dan salah urus. Pemerintah pun telah memberlakukan keadaan darurat selama dua minggu ke depan. "Beirut menangis, Beirut menjerit, orang-orang histeris dan orang-orang lelah," kata pembuat film Jude Chehab kepada BBC, dan memintah pihak yang bertanggung jawab untuk diadili.

 

Chadia Elmeouchi Noun, seorang warga Beirut yang saat ini dirawat di rumah sakit, mengatakan: "Saya tahu bahwa selama ini kita dipimpin oleh orang-orang yang tidak kompeten, pemerintah yang tidak kompeten. Tetapi biar saya kasih tahu Anda - apa yang telah mereka lakukan sekarang benar-benar tindakan kriminal."

 

Sementara, pemerintah Lebanon menetapkan keadaan darurat di Beirut selama dua minggu di tengah meningkatnya korban dalam bencana yang disebut Presiden Michel Aoun sebagai "malapetaka yang sulit digambarkan dengan kata-kata".

 

Pertemuan darurat kabinet memutuskan langkah itu Rabu (05/08) dan tahanan rumah akan diawasi oleh tentara Lebanon. Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon dengan keras menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas ledakan itu akan menghadapi "hukuman maksimum".

 

Kepala bea cukai Badri Daher mengatakan kepada LBCI TV bahwa pihaknya telah meminta agar amonium nitrat dipindahkan dari pelabuhan, namun hal itu "tidak pernah terlaksana dan kami tinggalkan masalah ini kepada para pakar untuk menyelidiki penyebabnya".

 

Para ahli di Universitas Sheffield di Inggris memperkirakan bahwa ledakan tersebut memiliki sekitar sepersepuluh dari kekuatan ledakan bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima Jepang selama Perang Dunia Kedua dan "tidak diragukan lagi merupakan salah satu ledakan non-nuklir terbesar dalam sejarah".

Menteri kesehatan Lebanon mengatakan jumlah korban meninggal meningkat menjadi 135 dengan korban luka sekitar 5.000 orang.

 

Ia menambahkan seperti dikutip Al Manar TV, sejumlah orang masih hilang. Menteri Perekonomian Raoul Nehme menggambarkan situasinya seperti "kiamat". "Sebelum kejadian ini, kami dalam situasi yang sangat buruk. Anda tahu, kami meminta bantuan Dana Moneter Internasional, dan jika sekarang Anda melihat foto-foto yang beredar, pelabuhan telah hancur.

 

"Dan tak satu pun rumah, saya katakan lagi, tak satu pun rumah, tak satu pun toko, tak satu pun apartemen, yang tidak rusak. Ini seperti kiamat dan di sekitar pelabuhan, tak ada yang tersisa," kata Nehme. Ia mengatakan di lokasi ledakan, semuanya hancur dan terlempar ke laut. "Kami punya sebidang tanah dan sekarang tanah itu lenyap. Kerugiannya mungkin miliaran dolar, tapi kami belum menghitungnya secara pasti."

 

Petugas penyelamat mengais puing-puing di seputar daerah pelabuhan dan mencari puluhan orang yang masih hilang akibat ledakan Selasa (04/08). Kabinet telah meminta pasukan keamanan untuk menjamin tidak ada yang masuk ke lokasi ledakan. Para petugas juga merencanakan untuk membangun kamar-kamar jenazah di Beirut karena rumah sakit yang kewalahan menyusul ledakan itu.

 

Salamaki To Pada Salama

#Soppeng, 06082020

#Tantangan Menulis 365 Hari

#TaGur Hari ke-138

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga badai segera berlalu

06 Aug
Balas

Aamiinn yra..thanks

06 Aug

Mengerikan sekali.

06 Aug
Balas

Sungguh terlalu

06 Aug
Balas

Terlaluu

07 Aug

Di tengah dunia berjuang melawan badai korona, Lebanon malah mendapat ujian, yang lebih hebat. Satu kali ledakan, nyawa melayang tak terbilang. Tulisannya Keren, Pak!

07 Aug
Balas

Betul bu..thanks

07 Aug



search

New Post