Menjemput ‘Mas Nadiem’
Menjemput ‘Mas Nadiem’
Abri Maijon*
Berkesan dan Sungguh menakjubkan. Barangkali itulah kata-kata yang selalu membekas bagi penulis saat mengingat dan memaknai Temu Nasional Guru Penulis (TNGP) yang disenggarakan Media Guru 30 November – 1 Desember 2019 silam. Kegiatan yang berlangsung di Balaikota Pemprov DKI Jakarta dan Gedung F Kemendikbud bukan sekedar temu nasional biasa. Banyak kisah mengharu biru yang dapat diceritakan dan diaplikasikan.
Penulis menanti jadwal pertemuan istimewa itu. Sejak kabar TNGP 2019 beredar melalui akun media sosial Facebook Media Guru, mulai saat itu pula keinginan untuk hadir sebagai peserta muncul begitu kuat. Tak lama berselang biodatapun diisi untuk mendaftar sebagai peserta. Bagi penulis pertemuan yang dihadiri guru sekaligus penulis tersebut amat spesial, apalagi tingkat nasional.
Saking tertariknya bahkan istri dan bayi yang baru berumur 1 tahun juga ikut dibawa membersamai penerbangan dari Padang menuju Jakarta, hingga kemudian kembali ke tempat asal setelah kegiatan usai. Istri juga mendaftar sebagai salah seorang peserta TNGP 2019, dan ini perdana bagi kami berdua mengikuti. Diantara 511 peserta yang hadir, sepertinya hanya kami yang menggendong bayi mungil sambil mendengar dan menyimak presentasi orang-orang hebat yang berdiri di panggung depan. Bahkan diantara mereka juga menerima reward sebagai figur yang peduli dan penggerak literasi di daerahnya masing-masing. Sungguh luar biasa.
Pertemuan yang penuh makna itu, penulis tak ingin sendirian memperoleh ilmu dan semangat menulis memajukan literasi. Keluarga, terutama istri juga harus mendapatkan pencerahan dan motivasi. Terlebih sang istri pernah dianugerahi sebagai salah seorang guru teladan tingkat kabupaten tahun 2018. Semoga bertemu dengan banyak guru berprestasi di TNGP memicu semangatnya untuk kembali mengukir prestasi.
Selain bertemu dengan orang-orang yang berjasa di organisasi Media Guru melalui TNGP, rasa penasaran penulis juga hadir pada buku antologi Selamat Datang Mas Nadiem (SDMN). Buku setebal 336 halaman tersebut ditulis oleh 74 penulis pemenang lomba menulis buku antologi SDMN Media Guru pada 24 – 31 Oktober 2019 lalu. Diantara 74 orang dimaksud, penulis adalah salah seorang yang diumumkan sebagai pemenang. Walaupun tidak termasuk 5 besar yang kemudian diberi reward sebagai tulisan terbaik oleh Media Guru, tapi rasa bangganya luar biasa.
Bangga menjadi salah seorang penulis se Indonesia yang namanya ada di dalam buku tersebut. Bangga, buku Selamat Datang Mas Nadiem, Gagasan Literasi Maju untuk Menteri Baru menjadi salah satu buku yang dibaca Menteri Nadiem setelah diserahkan CEO Media Guru, Mohammad Ihsan ke tangan Mas Nadiem yang baru beberapa hari pasca dilantik sebagai menteri. Tak menyangka penulis berkesempatan memberi masukan kepada pemerintah melalui Mendikbud (walaupun dengan tulisan) agar budaya literasi bangsa tumbuh dan dikokohkan. Selain itu literasi diharapkan menjadi program prioritas bangsa sektor pendidikan dan budaya.
Awalnya hampir tidak percaya bahwa tulisan ini masuk nominasi pemenang. Sebab yang ditulis hanyalah seputar perjalanan dan usaha menggerakkan literasi, terutama program membaca dan menulis para siswa di sekolah yang penulis pimpin. Siswa membaca buku sebagai tindak lanjut dari Gerakan Literasi Nasional (GLN). Setelah itu menjadikan buku yang dibaca sebagai sumber inspirasi untuk mau menulis dan mengirimkannya ke media cetak. Hampir 300 karya tulis dalam bentuk puisi, artikel, dan cerpen siswa berhasil terbit di media massa dalam kurun waktu 2,5 tahun terakhir.
Tak ingin menunggu lama, penulis ingin secepatnya menjemput dan bertemu buku Selamat Datang Mas Nadiem. Hari pertama di Gedung Balaikota DKI, buku dengan cover bergambar Menteri Nadiem sambil tersenyum belum tersedia. Akhirnya di hari ke dua TNGP baru muncul dari meja panitia. Sayapun langsung menyampaikan pesanan sambil membaca sekilas, berhubung sedang di ruang acara. Saya akan melanjutkan membaca hasil inovasi dan buah pikiran orang-orang hebat se-nusantara tentang upayanya menggerakkan literasi, bahkan membalik halaman demi halaman saat penerbangan menuju pulang.
Buku SDMN adalah perdana bagi penulis karya tulisnya dijadikan buku. Walau punya 115 karya tulis dalam bentuk artikel yang telah dimuat di koran harian terbesar di Sumatera Barat, namun belum disusun jadi sebuah buku. Antologi SDMN sekaligus membuka motivasi kuat bagi penulis pemula seperti saya yang punya keinginan menerbitkan buku sendiri. Hari ini buku antologi, semoga besok buku karya sendiri.
----
*Abri Maijon, Lahir di Pasaman, 25 Mei 1982. Seorang Guru dan Kepala Sekolah di SMP IT Al Kahfi, Kab. Pasaman Barat, Sumbar. Hobi menulis, ratusan artikel beratajuk pendidikan dan sosial sudah terbit di media massa. Yang ingin bersilaturrahim mari berkirim pesan ke [email protected]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar