Abu Adan

The Tradition of Quality. TPQ n MADIN Baitur Rohim, Menganti...

Selengkapnya
Navigasi Web
LAKON GANDAMANA LUWENG: INSPIRASI JUJUR, PONDASI PENDIDIKAN BERADAB (SERI 1)
http://mediaindonesia.com

LAKON GANDAMANA LUWENG: INSPIRASI JUJUR, PONDASI PENDIDIKAN BERADAB (SERI 1)

Paseban agung Astina tiba-tiba gaduh akibat ulah Arya Suman yang masuk tanpa ijin ke dalam istana, sluman slumun istilahnya dalam bahasa Jawa. Arya Suman pun menyelah bicara untuk menyampaikan pesan bahwa Raden Arimba, putra prabu Tremboko dari kerajaan Pringgodani, datang ke Astina untuk menyampaikan surat kepada prabu Pandu. Dia kelihatan tergesa-gesa dan hanya menitipkan surat ke Arya Suman lalu langsung kembali ke Pringgodani.

Terlihat dahinya berkerut dan keringat mulai membasahi muka prabu Pandu saat membaca surat tersebut. Sesekali terdengar dia menghela nafas panjang yang mengisyaratkan bahwa isi surat tersebut sangat penting dan genting. Benar adanya, surat tersebut berisi tantangan perang dari prabu Tremboko pada prabu Pandu yang otomatis memutus kemesraan persaudaraan diantara mereka, terlebih prabu Tremboko merupakan murid sekaligus adik angkatnya. Prabu Pandu masih belum bisa mempercayai bahwa surat tersebut ditulis oleh prabu Tremboko karena dia paham betul bagaimana karakter prabu Tremboko yang meskipun dari golongan raksasa tapi hatinya baik dan selama ini hubungan kedua kerajaan ini berjalan baik tanpa ada konflik. Melihat kebingungan yang melanda pikiran hati kakaknya, raden Widura mencoba menenangkannya agar jangan gegabah mempercayai isi surat tersebut, perlu ada konfirmasi langsung kepada prabu Tremboko. Atas saran raden Widura, prabu Pandu mengutus raden widura untuk segera berangkat ke Pringgodani untuk menanyakan langsung kepada prabu Tremboko agar jelas duduk perkaranya.

Berangkatlah raden Widura menuju kerajaan Pringgodani disertai beberapa prajurit berkuda. Di luar gerbang istana, Arya Suman mondar-mandir sambil sesekali mengumpat karena rencananya gagal total. Surat yang dipalsukannya tersebut belum bisa memicu kemarahan prabu pandu dan memantik api permusuhan Astina pada Pringgodani. Ternyata ketika Raden Arimba datang keistana Amerta, dia dihadang oleh Arya Suman sebelum memasuki istana. Arya Suman mencoba menakut-nakuti raden Arimba dengan mengatakan bahwa prabu pandu sedang labil emosinya dan suka marah-marah. Karena takut, raden arimba menitipkan surat tersebut kepada Arya Suman dan bergegas kembali ke Pringgodani. Sebelum menyampaikan surat tersebut kepada prabu Pandu, dia menguba isi surat yang sebenarnya berisi permintaan maaf dari prabu Tremboko yang belum bisa berkunjung dan menghadap prabu Pandu dalam beberapa bulan ini karena istrinya baru saja melahirkan. Oleh Arya Suman surat tersebut diubah menjadi surat yang berisi tantangan berperang. Kemudian dipanggilah Duryodana dan Dursasana, keponakannya di Kurawa, dan menyampaikan apa yang telah dia lakukan. Dia beralasan bahwa ini semua dia lakukan untuk memuluskan jalan Duryodana untuk mewarisi tahta Astina.

Meskipun gagal di percobaan pertamanya, sekejab muncul ide-ide licik nan picik di benak Arya Suman yang terkenal cerdas dan ahli tipu muslihat. Dia berencana mendahului patih Gandamana ke kerajaan Pringgodani untuk menemui prabu Tremboko. Diajaklah kedua keponakannya tersebut sekaligus mengajari mereka ilmu tipu muslihat. Akhirnya Arya Suman beserta kedua keponakannya tersebut berhasil mendahului patih Gandamana. Setelah tiba di istana Pringgodani, bergegaslah mereka menghadap prabu Tremboko. Di hadapan prabu Tremboko, Raden Arimba dan para punggawa kerajaan, Arya Suman menyampaikan bahwa surat yang dikirim lewat raden Arimba telah dia sampaikan pada prabu Pandu. Prabu Pandu naik pitam setelah membaca surat tersebut karena merasa diremehkan oleh prabu Tremboko.bahkan dia telah merobek-robek surat tersebut dan memerintahkan patih Gandamana dan pasukannya untuk menjemput paksa prabu Tremboko di Pringgodani.

Sebenarnya prabu Tremboko dalam hati tidak percaya dengan apa yang disampaikan Arya Suman tersebut. Tetapi hasutan demi hasutan yang disampaikan Arya suman akhirnya mampu membuat prabu Tremboko mulai percaya. Dengan akal bulus dan mulut manisnya yang mengandung racun, Arya Suman bahkan memfitnah patih Gandamana. Dia menyampaikan hasutan bahwa patih Gandamana memang pandai bicara dan selalu mempengaruhi pikiran prabu Pandu sehingga marah dan menyatakan perang pada Pringgodani. Termakan hasutan Arya Suman, prabu Tremboko memerintahkan raden Arimba untuk membawa pasukan raksasa untuk menghadang patih Gandamana. Di tengah hutan dekat kota raja, raden Arimba dan pasukannya melihat patih Gandamana yang sedang sendirian di tepi sungai tanpa pengawalan. Raden Arimba dan pasukan raksasanya segera menyergap tapi patih Gandamana yang terkejut langsung menghindar dan memasang kuda-kuda untuk bertahan. Terjadilah pertarungan antara raden Arimba beserta pasukannya melawan patih Gandamana. Meskipun sendirian, dia mampu membuat kocar-kacir raden Arimba dan pasukannya hingga lari tunggang langgang. Disaat itulah muncul Arya Suman yang berlagak pahlawan dengan segudang kelicikannya. Diaturlah siasat dan tipu muslihat oleh arya Suman untuk mengalahkan patih Gandamana karena hanya dengan tipu muslihatlah dia dapat dikalahkan.

Patih Gandamana dipancing untuk bertarung dan mengejar Arya Suman beserta pasukannya ke tepian hutan, dimana disana ada sumur (luweng) beracun yang sudah disiapkan Arya Suman untuk menjebak dan mengubur patih Gandamana. Tanpa sadar, patih Gandamana mulai terbawa siasat licik Arya Suman dan raden Arimba. Di tepi hutan, ketika patih Gandamana hendak mengejar raden Arimba, tiba-tiba dia terpesosok kedalam sumur beracun tersebut. Melihat patih Gandamana terjatuh, Arya Suman memerintahkan raden Arimba dan pasukannya untuk menumpuki sumur tersebut dengan batu-batu besar hingga menyerupai bukit batu. Yakin bahwa dia telah meninggal di dalam sumur beracun, raden Arimba dan pasukannya kembali ke istana Pringgodani sedangkan Arya Suman dan kedua keponakannya bergegas kembali ke istana Astina untuk melanjutkan rencana licik berikutnya.

Tanpa disadari oleh mereka, raden Widura yang ditemani Bratasena dan Permadi mengamati kekejian yang dilakukan Arya Suman dan raden Arimba beserta pasukannya dari balik rerimbunan hutan. Sebelumnya Arya Widura yang berfirasat bahwa ada yang aneh dengan surat tersebut membuntuti kemanapun Arya Suman pergi hingga dia menyusul ke Pringgodani. Sebenranya dia hendak menolong patih Gandamana, tapi karena kekuatan yang tidak seimbang, dia hanya bisa melihat dari kejauhan apa yang terjadi pada patih Gandamana. Tiba-tiba muncul Resi resi Gunabantala yang menawarkan bantuan untuk menolong patih Gandamana yang terjebak di dalam sumur beracun tetapi dia mengajukan satu syarat yang harus dipenuhi Arya Widura. Setelah Arya Widura menyanggupi syarat tersebut, resi Gunabantala merubah wujud menjadi landak putih yang menggali terowongan dan menyeret tubuh patih Gandamana keluar dari sumur. Patih Gandamana akhirnya bisa diselamatakan. Tibalah waktu bagi resi Gunabantala untuk menagih janjinya. Dia minta syarat bahwa Arya Widura harus mau menikahi putrinya yang bernama dewi Endang Sinduwati. Awalnya dia menolak karena sudah beristri tapi setelah meminta saran Ki Semar di Karang Kedapel, akhirnya dia bersedia menikahi dewi Endang Sinduwati. Ki Semar menyarankan agar raden Widura sebagai seorang ksatria hendaknya menepati janji yang sudah diucapkan tadi.

Di istana Astina, Arya Suman dan kedua keponakannya, Duryodana dan Dursasana, menghadap prabu pandu segera setelah sampai kerajaan. Dasar memang pintar mencari muka, Arya Suman memutar balikkan fakta yang terjadi di Pringgodani. Sebelumnya dia meminta maaf pada prabu Pandu karena lancang menyusul patih Gandamana ke Pringgodani tanpa seijin prabu Pandu. Mualilah dia mengarang cerita bahwa sesampai di istana Pringgodani dan menghadap prabu Tremboko, terjadi perselisihan antara patih Gandamana dan prabu Tremboko. Dia mencoba melerai dan bahkan berusaha menasehati patih Gandamana untuk bisa menahan diri tapi malah apa yang dia dapat adalah amarah dan umpatan dari patih Gandamana. tanpa putus asa, dia mencoba berkali kali sampai akhirnya patih Gandamana naik pitam dan mengusirnya dari istana Pringgodani. Arya Suaman tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu meredakan perselisihan diantara mereka dan hanya bisa melihat dari kejauhan atas terbunuhnya patih gandamana ditangan prabu Tremboko yang terkenal sakti mandraguna. Dalam hati dia mau menolong tapi jumlah dan kekuatan musuh yang terlalu kuat membuat dia terpaksa mundur dan segera kembali ke istana Astina. Prabu Pandu telah termakan cerita yang dikarang Arya Suman dan sangat bersedih dengan kematian patih yang selama ini dia percaya.

Dewi Gandari dan suaminya, Destarata, memanfaatkan kondisi Astina yang pincang sejak ditinggal patih Gandamana. segera mereka menghadap prabu Pandu dan mengusulkan untuk segera mengangkat patih baru untuk mengisi posisi patih yang kosong. Prabu pandu menerima usul tersebut dan dia sempat mengajukan tiga nama senopati yang bisa dipertimbangkan untuk menjabat sebagai patih di Astina. Dia meminta pendapat Gandari dan Destarasta siapakah diantara Arya Banduwangka, arya Bargawa, atau Arya Birawa yang pantas menggantikan patih Gandamana. bukannya memilih salah satu diantara ketiga nama tersebut, malah dia mengajukan nama lain, yaitu Arya Suman, adik mereka. Ketiganya dianggap sudah terlalu tua dan diperlukan tenaga muda nan cerdas untuk bisa mengisi posisi tersebut maka yang pantas adalah Arya suman. Dengan muka liciknya, Arya Suman seolah-olah menolak jabatan tersebut dengan mengatakan bahwa dia masih belum pantas dan terlalu muda serta belum pengalaman untuk mendapatkan jabatan setinggi itu. Meskipun mulutnya berkata demikian, namun di hatinya dia merapalkan mantra-mantra sihir untuk mempengaruhi pikiran prabu Pandu untuk menyetujui usulan kakaknya. Mantra yang dirapalkannya ternyata manjur apalagi disertai argument-argumen dari Gandari dan Destarasta. Prabu Pandu akhirnya menyetujui usulan tersebut dan mengangkat Arya Suman sebagai patih agung di Astina menggantikan patih Gandamana yang terbunuh di Pringgodani. (bersambung)

Lakon wayang “Gandamana Luweng” diatas banyak mengandung simbol-simbol kehidupan sebagai pesan moral bagi kita. Setidaknya ada dua pesan yang bisa kita ambil hikmahnya untuk dijadikan bahan instripeksi diri menuju pendidikan beradab.

1. Siasat/muslihat Arya Suman untuk menjatuhkan dan menggantikan Gandamana sebagai patih Astina.

Arya Suman merupakan nama asli Sengkuni muda sebelum terjadi tragedi sumur baracun. Menurut cerita jawa Sengkuni itu titisan dari Bathara Dwapar, dewa perusak, Musuh dari kebenaran, oleh kerena itu Sengkui juga memiliki watak yang jahat dan licik. Dia merupakan representasi dari orang-orang yang haus jabatan tapi menghalalkan segala cara untuk meraihnya. Dimanapun orang ini berada tanpa melihat tempat/lembaga/instansi pendidikan/sekolah baik umum maupun berbasis agama, dia selalu berusaha menebar jala-jala kelicikan dan kejahatannya tetapi dengan muslihat dan muka manisnya dia mampu membalut dan menampilkan display-display yang terlihat baik, cerdas dan bahkan pahlawan bagi sekitarnya, padahal itu hanya berlaku untuk segelintir orang yang ada di kelompoknya. Sikap tersebut harus dan harus dihindari oleh seseorang khususnya sebagai pendidik, apalagi hanya untuk urusan posisi atau jabatan di dunia. Bagi pendidik, sifat shiddiq (jujur atau benar) menjadi pondasi bagi pendidikan beradab.

Kejujuran bagi pendidik bisa diibaratkan seperti mahkota yang menghiasi kepalanya. Kejujuran merupakan penyelamat bagi pendidik baik di dunia maupun di akhirat kelak. Kejujuran seorang pendidik tampak dalam segala aktivitas dia di sekolah baik saat berinteraksi dengan siswa, teman sesama pendidik maupun pimpinan sekolah/lembaga. Kejujurannya membuat semuanya merasa percaya pada apa yang dia ucapkan dan perbuat.

Rosulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya jujur (shiddiq) membawa kepada keabikan. Dan kebaikan akan membawa ke surge. Ada orang yang jujur dan selalu bersikap jujur, higga ditulis di sisi Allah SWT sebagai orang yang selalu jujur. (HR. Muslim)

a. Khusus dalam hal jabatan di dunia pendidikan, sifat jujur menjadi syarat muthlak seseorang untuk mendapatkan amanah sebuah kedudukan. Jabatan tersebut haruus diperoleh dengan jujur dan benar sesuai dengan prosedur dan standard kelayakan yang harus dimiliki seseorang pada posisi tersebut. Jika tidak, apalagi diperoleh dengan cara-cara yang tidak dibenarkan maka kerusakan yang akan terjadi. Hal ini bisa ditandai dengan semakin menurunnya prestasi siswa dan orang-orang yang ada di lingkungan pendidikan tersebut terlebih prestasi akhlak dan ibadahnya. Tidak kompeten dan ketidak jujuran merupakan korupsi jabatan. Amanah dan keahlian memiliki hubungan yang sangat erat. Sesorang dalam menduduki suatu jabatan pastinya harus memperoleh dengan jujur sesuai prosedur dan memiliki standar minimal kompetensi yang dibutuhkan pada posisi tersebut. Jika sesorang diangkat pada posisi jabatan tertentu khususnya di lembaga/instansi pendidikan/sekolah hanya dengan koneksi, kekerabatan dan tujuan tertentu yang tidak sesuai, hamper dipastikan institusi yang dipimpinnya akan rusak.

Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rosulullah SAW bersabda,” Jika Amanah disia-siakan, tunggulah kehancuran.” Kemudian ada yang bertanya,” Bagaimana maksud amanah disia-siakan itu?” Rosulullah menjawab,” Jika suatu perkara (amanah/pekerjaan) diserahkan kepada orang yang tidak ahli (professional), tunggulah saat kehancuran.” (HR. Imam Bukhari)

b. Kejujuran dalam display lembaga/institusi pendidikan/sekolah sangat diperlukan untuk membawa keberkahan Allah di lingkungan tersebut. Kadang, maaf, suatu lembaga/sekolah demi memenuhi hasrat dan target meraih kepercayaan masyarakat, khususnya penerimaan siswa baru sering menampilkan sisi-sisi kebaikan sekolah berupa program-program unggulan dan prestasi yang dijanjikan meskipun kadang kala program-progaram tersebut tidak seheboh dan seprestisius dengan apa yang ditampilkan di lapangan, kaadang program ada tapi tidak jalan maksimal, kadang program ada tapi seadanya, kadang program ada tapi hanya saat profil sekolah, dan bahkan kadang program ada tapi dilapangan lenyap entah kemana. Sampai-sampai ada istilah “kamera jahat” yang di-shoot hanya momen-momen baik sehingga mengabaikan kejujuran dalam promosi atau bisnis (jika disetarakan dengan dunia bisnis dan perdagangan). Sebenarnya kuncinya ada di tradition of quality (budaya mutu) yang terjaga dan istiqomah serta control and balance system yang baik. Semakin baik kualitasnya semakin baik pula tingkat kepercayaan masyarakat padanya. Istilahnya memantaskan diri dulu dengan target dan tujuan, maka ketika sudah pantas, dengan sendirinya Allah akan memberikan sesuai dengan target dan tujuan sesuai pandangan Allah.

2. Prabu Pandu mengirim patih Gandamana untuk bertanya langsung kepada prabu Tremboko di Pringgodani.

Keputusan prabu Pandu untuk mengirim patih Gandamana ke Pringgodani pada lakon tersebut mengisyaratkan simbol bahwa seorang pemimpin, khususnya di lembaga/instansi pendidikan/sekolah tidak terburu-buru atau gegabah dalam menyimpulkan sesuatu. Tabayyun yang mendalam ke beberapa pihak termasuk bawahan/pendidik di lingkungannya mutlak diperlukan agar dapat melihat, memahami dan menilai secara utuh dan jernih apa yang ada di lapangan karena kadang laporan/info yang disampaikan sesorang sedikit banyak terdapat bumbu-bumbu yang bisa membiaskan fakta yang ada. Dengan hal tersebut, semua warga di lingkungan tersebut akan merasa nyaman dan aman bahkan semangat dan ikhlash dalam beraktivitas dalam proses pendidikan dan pendampingan kepada siswa.

Semoga Allâh menjadikan kita semua sebagai pendidik, orang-orang yang mengemban amanah di lembaga/institusi pendidikan/sekolah kita, siswa dan keluarga kita termasuk orang-orang yang jujur hatinya kepada Allâh dalam keimanannya dan diikuti dengan semua anggota badannya dengan perbuatan yang jujur. Aamiin.

.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post