Helm Untuk Keselamatan Siswaku #TantanganGurusiana (hari ke-1)
Brakk Brakk.. “aduh.. aduh..”. Terdengar suara sepeda motor jatuh diiringi teriakan mengaduh dari arah jalan raya selatan sekolah. Aku yang saat itu sedang berdiri di depan gerbang sekolah tersentak kaget, dan segera menoleh ke arah suara tersebut berasal.
“Apa yang terjadi, siapakah yang terjatuh itu? Tolong segera dibantu.” Sambil berjalan ke TKP aku menyuruh beberapa siswa untuk segera memberikan pertolongan. Beberapa orang siswaku segera berlari ke TKP dan memberikan bantuan yang diperlukan.
“Irka Pak yang jatuh, tadi menghindari kendaraan dari arah berlawanan kemudian terjatuh” Lapor Andi, salah satu siswaku.
“Keningnya Luka Pak, Darahnya banyak keluar” timpal siswa yang lain. “Apa tidak memakai helm?” tanyaku, “Tidak Pak” Jawab Andi.
Setelah sampai di TKP, ku lihat Irka sedang dibopong temannya ke tepi jalan untuk menghindari kemacetan. Aku segera menuju ke ruang guru untuk meminta tolong teman guru yang membawa mobil untuk bersama-sama membawa Irka ke Puskesmas agar segera mendapatkan perawatan karena ku melihat kening Irka mengalami luka robek yang cukup lebar dan berdarah cukup banyak.
Dalam perjalanan pulang dari puskesmas, Aku memikirkan kondisi Irka. Untung kejadiannya dekat dengan sekolah sehingga cepat mendapatkan pertolongan. Pikiranku melayang pada akhir tahun pelajaran kemarin. Saat itu Joko, salah satu siswa kelas 12 yang tinggal beberapa hari melaksanakan ujian nasional terlibat kecelakaan di hutan Pendowo Kedewan dan meninggal dunia akibat luka di bagian kepala dan tidak segera mendapatkan pertolongan, Joko pada saat itu juga tidak memakai helm seperti Irka.
Aku berpikir bahwa seharusnya anak-anak ini memang belum cukup usianya untuk mengendarai sepeda motor di jalan raya. Dalam usia yang belum cukup dewasa, pengendalian emosi, ketepatan, dan kecepatan mengambil keputusan yang baik ketika terjadi kejadian tak terduga di perjalanan tidak bisa dilakukan oleh anak-anak seusia mereka. Namun jika tidak menggunakan sepeda motor, mereka juga akan kesulitan sampai ke sekolah tepat waktu karena di daerah Kasiman dan Kedewan memang sudah tidak ada angkutan pedesaan karena sudah tidak laku dan tergerus oleh banyaknya penggunaan sepeda motor dan kendaraan pribadi.
Aku berpikir bahwa setidaknya sekolah bisa menerapkan aturan untuk mengurangi akibat buruk dari kecelakaan sepeda motor. Dari beberapa kejadian kecelakaan yang terjadi pada siswa SMAN 1 Kasiman, aku melihat bahwa banyak anak terluka di bagian kepala, termasuk yang dialami oleh Irka. Aku berpikir bahwa penggunaan helm sangat penting untuk mengurangi dampak yang parah dari kecelakaan sepeda motor yang mungkin terjadi pada siswa-siswiku. Memakai helm memang diwajibkan bagi pengendara motor di Indonesia ini. Namun jangankan anak-anakku yang masih belum dewasa, para pengguna motor yang telah dewasa pun sangat jarang yang menggunakan helm di daerah pinggiran Bojonegoro ini. Aku bertekad untuk mengusulkan dalam rapat dinas dewan guru dan kepala sekolah, agar dalam tata tertib sekolah anak-anak diwajibkan menggunakan helm SNI saat berangkat dan pulang sekolah menggunakan sepeda motor.
Pada rapat hari senin setelah upacara aku mengusulkan ideku tersebut. Ternyata tidak semudah yang kubayangkan. Ada beberapa teman guru yang setuju dan ada pula beberapa teman tidak sepakat dengan berbagai alasan. Teman yang setuju memahami alasanku bahwa penggunaan helm dapat meminimalkan akibat yang terjadi jika anak-anak mengalami kecelakaan. Sedangkan teman yang tidak setuju menggunakan argumentasi bahwa pembelian helm SNI akan memberatkan orangtua siswa karena anak-anak pastilah menginginkan helm yang bagus dan mahal harganya. Ada pula yang mengutarakan alasan bahwa pemakaian helm sudah menjadi kewajiban bagi pengendara motor di Indonesia, jadi tidak perlu dimasukkan menjadi salah satu tata tertib SMAN 1 Kasiman.
Setelah melalui adu argumentasi yang lumayan panjang, akhirnya forum rapat dinas SMAN 1 Kasiman menyetujui usulanku agar kewajiban memakai helm dimasukkan menjadi salah satu tata tertib dan peraturan sekolah. Sehingga baik siswa dan guru SMAN 1 Kasiman yang menggunakan sepeda motor ketika berangkat dan pulang sekolah wajib memakai helm. Aku berharap setelah kewajiban memakai helm dimasukkan dalam tata tertib sekolah, semua siswa dan guru mematuhinya, sehingga dapat meminimalkan akibat kecelakaan yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Sebagai wakasek bagian kesiswaan, aku juga bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mensosialisasikan peraturan lalu lintas yang diselenggarakan minimal setahun sekali di sekolahku. Aku berharap agar siswa-siswiku memahami peraturan lalu lintas yang berlaku dan dapat bersikap dewasa ketika berkendara sehingga tidak ada lagi siswa yang mengalami kecelakaan fatal ketika mengendarai sepeda motor dalam aktivitas sehari-hari.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih P Prap. senior saya dari Lasykar Jaka Tingkir. mohon bimbingannya..
Mantap dari Bumi Angling Darma. Selamat BPK. Waka Kesiswaan