
NAIK DELMAN DI MALAM MINGGU Tantangan Menulis Gurusiana (H.2)
Sabtu malam setelah salat Isya kulihat langit begitu cerah tanpa ada mendung yang bergelayut menghalangi sinar Bulan. Tiba-tiba aku berpikir untuk mengajak istri dan anak-anakku jalan-jalan sekedar menikmati malam minggu yang cerah ini. Aku ingat beberapa hari yang lalu sulungku bercerita ingin naik delman di Cepu.
“Bun, ayo ganti baju, kita ajak anak-anak jalan-jalan ke Cepu.” Aku mengajak istriku bersiap-siap. “Ngapain Yah?” Tanya istriku “Ngajak anak-anak jalan-jalan, mumpung cuacanya cerah. Kita ajak anak-anak naik delman nanti di Cepu.” Aku sedikit berbisik agar sulungku tidak mendengar percakapan kami. Sengaja aku ingin memberikan kejutan kepada anak-anakku.
“Kak ayo ganti baju! Ayah ngajak jalan-jalan ke Cepu.” Perintah istriku kepada anak pertamaku. Kemudian dia membantu anak keduaku untuk ganti baju.
“Benar begitu yah?” Tanya si sulung kepadaku setelah mendengar perkataan Ibunya.
“Iya benar, ayo segera ganti baju, kita segera berangkat!” Jawabku dengan tersenyum.
“Siap yah!” jawab sulungku. Diapun segera berganti baju dengan gembira.
Setelah semuanya siap kamipun segera berangkat menuju ke Taman Tuk Buntung Cepu. Setibanya kami di sana, aku segera mengajak keluargaku menuju ke pangkalan tukang delman di ujung selatan taman.
“Lho kita naik delman yah?” Tanya si sulung dengan ekspresi gembira.
“Iya, Kakak suka?” Jawabku dengan tersenyum.
“Iya, Kakak suka. Vino pernah cerita kalau dia pernah naik delman keliling cepu Yah. Seru katanya Yah.” sulungku bercerita dengan wajah penuh kegembiraan.
Setelah memilih delman yang akan kami naiki, kami segera naik delman tersebut. “Ok.. Sekarang kita naik delman. Selamat menikmati Cepu di malam hari anak-anak.” Kataku kepada istri dan anak-anakku saat delman mulai bergerak meninggalkan Taman Tuk Buntung Cepu. Rute delman ini hanya dekat saja yaitu berputar menyusuri jalan-jalan protokol kecamatan Cepu.
“Hore kita naik delman! Dik, kita naik kuda!” Seru si sulung kepada adiknya yang belum lancar berbicara.
Hole, naik dida!” Seru adiknya dengan pelafalan yang masih cadel.
Setelah naik delman. Aku dan Istriku menemani kedua anak kami naik odong-odong dan mobil-mobilan yang juga berada di ujung selatan Taman Tuk Buntung Cepu dekat pangkalan delman.
Alhamdulillah, malam itu istri dan anak-anakku terlihat gembira sekali. Ternyata bahagia itu bisa kita raih dengan mudah. Melihat anak-anak kita tersenyum dan menyanyi dengan riang gembira juga membuat kita bahagia. Memanfaatkan sedikit waktu luang kita dan menggunakannya untuk menyenangkan keluarga juga merupakan suatu kebahagiaan yang luar biasa.
Malam Minggu itu anak-anakku terlihat gembira sekali, mereka masih bernyanyi di sepanjang jalan ketika aku ajak pulang..
Pada malam Minggu kuturut ayah ke Cepu
Naik delman istimewa kududuk di depan Duduk di samping Pak kusir yang sedang bekerja Mengendali kuda supaya baik jalannya
Hei! tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuktuk tik tak tik tuk tik tak suara sepatu kuda
Kami menyanyikan lagu ciptaan Pak Kasur dengan sedikit modifikasi, karena sangat tidak sopan kan duduk di muka (wajah) seseorang?
Pinggiran Bojonegoro, 8 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Inisiasinya mantap pak. Naik delman bersama keluarga menciptakan kebahagiaan. Sehat, bahagia, dan sukses selalu.
Wah, asyiknya naik delman. Sukses selalu dan barakallahu fiik