achmadi

Penulis Adalah Guru SMK swasta di surakarta. Mengikuti diklat sagusabu di surakarta bulan juli 2017...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembiasaan dari yang sederhana tetapi konsisten
http://grislo.blogspot.co.id/search?q=kebersihan

Pembiasaan dari yang sederhana tetapi konsisten

Proses pembelajaran dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi tidak lepas dari penguatan karakter. Bahkan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tidak luput adanya penguatan pendidikan karakter. Usaha ini dilakukan untuk perbaikan karakter anak bangsa untuk menuju Indonesia yang bermartabat. Namun sesuatu yang besar bisa jadi diawali dari yang kecil. Suatu kebiasaan yang sederhana perlu diawali pengkondisian yang konsisten.

Seorang siswa belajar di sekolah selain untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan, juga untuk mendapatkan pembentukan kebiasaan yang baik. Hal ini untuk memperkuat pembentukan sikap siswa yang telah dilakukan orang tua di rumah. Problematikanya kalau pembinaan sikap hanya diserahkan sepenuhnya ke sekolah, tentu banyak kendala dan proses yang panjang agar sikap seorang siswa menjadi baik sesuai yang diharapkan.

Suatu contoh pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan, pada saat proses pembelajaran praktek, minimal sudah diimplementasikan pembentukan karakter secara langsung. Contoh yang sangat mudah adalah setelah menggunakan bengkel dan peralatannya, tigapuluh menit sebelum selesai pelajaran siswa harus membersihkan dan menata kembali yang rapi. Pembiasaan bersih dan tertata rapi kalau konsisten maka akan berdampak tidak di sekolah saja namun juga dapat diimplementasikan di rumah.

Pekerjaan mengepel lantai bengkel atau laboratorium setelah digunakan, sebenarnya dapat dilakukan oleh petugas kebersihan sekolah atau cleaning service. Namun kalau dapat dilakukan oleh siswa maka akan membentuk jiwa siswa yang mandiri dan bertanggung jawab. Awalnya kelihatan berat dan tidak membutuhkan kompetensi khusus. Namun memerlukan konsistensi dalam bentuk penugasan dan pengawasan.

Pembiasaan di sekolah akan terasa mudah dan ringan, karena adanya kebersamaan. Kerja sama dan sama-sama kerja dapat membentuk semangat sadar terhadap tugas dan kewajiban. Sehingga untuk membentuk kesadaran dan kebiasaan perlu pengkondisian dan konsisten. Seorang anak kalau sejak kecil tidak dikondisikan dengan tangan kanan pada saat makan, maka kalau sudah besar akan terbiasa makan tidak dengan tangan kanan.

Demikian pula pembiasaan-pembiasaan membentuk karakter yang baik di sekolah, sangat dipengaruhi oleh konsistensi tenaga pendidiknya dalam menugasi dan memantau. Hingga terbentuknya suatu sikap pada siswa, untuk bekerja tanpa menunggu diperintah dan disiplin tanpa harus diawasi. Wallahu A’lam bi showab.

Surakarta, 24 Oktober 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ya segala sesuatu bila dikerjakan secara bersama dan penuh tanggungjawab Hasilnya top markotop.

25 Oct
Balas

Semoga bisa terbiasa sampai mandiri

21 Nov

Betul Pak Achmadi, pembiasaan memang perlu

24 Oct
Balas

Terima kasih bu, mencoba yang sederhana dulu

21 Nov

Cocok,,,

25 Oct
Balas

Masih perlu belajar banyak bu. Nuwun.

21 Nov

Semoga bisa terbiasa di sekolah dan terbiasa di rumah, membantu orang tua walaupun sekedar bersih-bersih rumah

23 Nov
Balas

Setuju bah kata kuncinya ada 3, Dipaksa,Dibiasakan dan Bisa, sesuatu kebaikan itu biasanya berawal dari dipaksa atau kepekso, namun tidak semua kebaikan harus dipaksa tergantung dari masing masing individu, setelah dipaksa timbul pembiasaaan atau kebiasaan, inilah yang lama kelamaan akan menjadi Bisa, sehingga siswa atau siapapun juga ingin berbuat baik, atau pembentukkan carracter berawal dari pembiasaan yang baik yang diulang ulang. Untuk membentuk caracter building yang kuat tentunya harus dimulai dari diri sendiri, mulai yang terkecil dan mulai sekarang, inilah kata kunci yang bisa menguatkan hati dan pikiran untuk pembentukan sikap dan caracter yang baik, sekecil apapun kebaikan yang terus kita upayakan kita ulang ulang lama lama membentuk suatucarakter yang baik, sebagaimana bahwa hukum panen itu ada 4' Yaitu Tanamlah pikiran nanti kita akan memanen Perbuatan, Tanamlah Perbuatan nantti kita akan memanen Kebiasaan, dan tanamlah kebiasaan nanti kita akan memanen Watak atau caracter, dan tanamlah watak atau caracter nanti kita akan memanen Nasib atau Hasil,.semoga anak didik kita anak Bangsa menjadi anak didik yang bercaracter dan bersikap yang baik melalalui pembiasaan yang baik,pula. Hampir 88 % kesuksessan dan keberhasilan seseorang ditentukan oleh sikap atau caracter.

25 Oct
Balas

Monggo wungu lur, munajat dateng Alloh SWT

25 Oct

Pak mino sudah pantas jadi penulis buku. Trims pak mino

21 Nov

Pak mino hebat, dasyaaat tulisannya.

23 Nov



search

New Post