achmadi

Penulis Adalah Guru SMK swasta di surakarta. Mengikuti diklat sagusabu di surakarta bulan juli 2017...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan produk siswa SMK laku di pasar manufaktur

Tantangan produk siswa SMK laku di pasar manufaktur

Membuat produk hasil praktik kerja fabrikasi logam di SMK yang laku di pasar menjadi tantangan tidak hanya siswa, namun juga bagi guru dan sekolah. Upaya peningkatan kualitas dilakukan agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Permasalahan kualitas produk sering menjadi alasan di dunia marketing, sehingga produk hasil karya siswa sering menjadi nomor dua dibanding kualitas pabrik dan industri manufaktur.

Pembinaan dan pembimbingan praktik siswa tidak hanya mengacu pada memenuhi tuntutan kurikulum. Namun perlu disisipi kompetensi untuk persiapan hidup mandiri. Produk-produk manufaktur yang ditemukan oleh guru atau siswa menjadi sumber ide untuk menentukan jenis pekerjaan yang akan dibuat. Proses pengggalian ide siswa menitik beratkan agar siswa mampu kreatif dan inisiatif. Suatu contoh pada saat siswa diberi tugas untuk melihat atau membeli mur baut ke toko besi, sekaligus melihat barang atau produk yang dapat dibuat di sekolah. Siswa akan melihat, mengenali dan mengidentifikasi jenis-jenis barang yang dijual.

Siswa dapat merencanakan produk-produk yang sudah laku dijual di pasar melalui hasil observasi di toko-toko besi. Kemampuan melihat dan mengidentifikasi dituangkan dalam gambar sket yang selanjutnya dikonsultasikan ke guru produktif, secara gambar teknik dan urutan pengerjaannya. Dengan demikian siswa akan tertantang dari ide untuk memodifikasi hingga produksi. Kendala-kendala hasil praktik siswa belum laku di pasar salah satunya karena produk yang dibuat belum dibutuhkan oleh masyarakat dan belum banyak dijual di pasar atau toko-toko. Dengan demikian apa yang akan di produksi dan apa yang akan dijual sudah mengacu pada kebutuhan masyarakat.

Proses perencanaan setelah gambar teknik atau gambar kerja selesai, kemudian memperhitungkan waktu pengerjaan dan bahan yang akan digunakan. Pemilihan bahan diperhitungankan untuk menghitung kebutuhan bahan yang akan digunakan dan beaya untuk membuat produk yang murah. Misalnya Untuk membuat toolbox atau kotak alat yang ukurannya panjang 60 cm lebar 20 cm dan tinggi 10 cm, Jenis bahan yang dibutuhkan selain baja plat juga besi eser. Siswa akan mengidentifikasi spesifikasi bahan yang akan digunakan sehingga dapat memilih bahan yang berkualitas tingggi, sedang dan rendah.

Penetapan bahan yang digunakan selain menggacu pada kualitas juga harga jumlah unit yang akan dibuat. Harga produksi ini berpengaruh terhadap harga jual, sehingga apabila harga jual lebih tinggi dari harga pasar maka berdampak kurang diminati pasar dan masyarakat.

Siswa dapat menghitung harga untuk membuat satu unit toolbox, dibandingkan dengan beberapa toolbox dengan menggunakan satu lembar plat. Dengan demikian untuk membuat unit yang banyak akan menekan bahan yang dibuang, sehingga harga bahan dapat ditekan rendah. Selanjutnya proses produksi memperhitungkan waktu yang dikerjakan. Ongkos produksi diperhitungkan karena proses produksi menggunakan alat dan perkakas yang diperoleh melalui sewa atau invetaris bengkel. Untuk satu toolbox membutuhkan alat apa saja dan berapa waktu yang dibutuhkan dapat dihitung dan direncana.

Tantangan yang paling berat adalah aspek penjualan. Persaingan harga di pasar menjadi tantangan untuk membuat produk yang murah dengan kualitas yang tidak jauh dari pasar. Produk SMK memiliki potensi laku keras di pasar karena bahan dan ongkos produksi tidak terlalu mahal dibanding hasil industri manufaktur. Hal ini dipengaruhi karena tenaga yang digunakan adalah siswa yang sedang belajar produksi, sedangkan bahan yang digunakan adalah bahan praktik dari sekolah.

Hasil terbaik dari praktik dapat dipasarkan dan hasil produksi yang ada cacatnya dapat didaur ulang kembali. Secara keuntungan hasil penjualan dapat digunakan untuk membeli bahan dan perawatan perkakas saja sudah untung. Apalagi bila secara kualitas standar dan harga jual dibawah pasar tentu menjadi kompetitor baru bagi industri manufaktur.

Surakarta, 21 Nopember 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hasil karya siswa dipromosikan, agar masyarakat dapat melihat dan memesan .

23 Nov
Balas



search

New Post