Achmad Nadzir

Anak bungsu dari empat bersaudara, lahir hari Sabtu, 14 April 1979 Suami dari seorang istri, menikah hari Jumat, 13 Mei 2005 Ayah dari dua orang anak, perempu...

Selengkapnya
Navigasi Web
DAHSYATNYA KETELADANAN

DAHSYATNYA KETELADANAN

#Game_dari_gambar_menjadi_tulisan

DAHSYATNYA KETELADANAN

Oleh Achmad Nadzir

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Bapak dan ibu guru, bagi seorang muslim tiada teladan terbaik selain Nabi Muhammad SAW. Meneladani beliau adalah wajib hukumnya bagi seorang muslim dalam hal apapun. Termasuk meneladani tentang cara mendidik anak yang baik.

Rasulullah telah memberi keteladanan apa dan bagaimana memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak. Menjadi keniscayaan bagi guru yang menghendaki keberhasilan dalam pendidikan anak didiknya untuk meneladani Rasulullah SAW. Pendidikan yang diajarkan Nabi SAW adalah pendidikan yang bersumber dari wahyu Allah SWT.

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm: 3-4)

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (QS. Al-Hasyr: 7)

Bapak dan ibu guru, Rasulullah telah memberikan contoh dalam mendidik anak-anak. Tiada pilihan terbaik kecuali mengikuti apa yang telah diajarkan-Nya. Pendidikan yang memupuk keimanan, ketakwaan, dan menata akhlak yang mulia. Bagaimana model pendidikan yang diajarkan Nabi SAW? Beliau mengutamakan penanaman tauhid (ketuhanan). Kenalkan dan tanamkan tauhid sejak dini pada anak didik. Pendidikan yang mengutamakan tauhid adalah model pendidikan yang diterapkan oleh para Nabi dan Rasul Allah.

“Anak-anak, ayo sebelum belajar kita berdoa dulu.”

“Anak-anak, selesai belajar jangan lupa ucapkan Alhamdulillah....”

“Anak-anak, jika kalian terjatuh ucapkanlah Innalillah...”

“Alangkah indahnya pelangi itu, subhanallah...”

Bapak dan ibu guru, ucapan-ucapan sederhana di atas begitu bermakna dalam proses mendidik anak. Biasakan ucapan-ucapan seperti itu selalu menyertai hari-hari kita saat bersama anak didik. Kenalkan mereka kepada Allah SWT lewat kalimat-kalimat yang menyandarkan setiap peristiwa, kegiatan, atau hal apapun kepadaNya.

Teladan ucapan-ucapan yang berisi tauhid perlu dicontohkan guru kepada anak didiknya dalam proses pendidikan sejak dini. Keteladanan ini dicontohkan Allah SWT kepada Nabi SAW melalui firman-firmanNya.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhamu yang menciptakan.” (QS. Al-Alaq: 1)

“Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian Alam.” (QS. Al-Fatihah: 2)

“Katakanlah, Dialah Allah, Yang Masa Esa.” (QS. Al-Ikhlas: 1)

Bapak dan ibu guru, Nabi SAW sebagai teladan bagi umatnya, juga memberikan contoh keteladanan untuk orang tua dan guru dalam mendidik anaknya mengenal tauhid sejak dini. Teladan itu bisa kita pelajari dari hadits-hadits beliau tentang mendidik dengan mengenalkan tauhid.

“Hendaknya hal pertama yang engkau serukan kepada mereka adalah persaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah saja...” (HR. Bukhari)

“Kabarkanlah kepadaku tentang iman, Beliau menjawab, “Engkau berimankepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari akhir,dan beriman kepada takdir baik dan buruknya. Ia mengatakan engkau benar.” (HR. Muslim)

Bapak dan ibu guru, ajarkan enam rukun iman yang wajib diimani kepada anak didik sejak dini. Mereka harus tahu bahwa ia diciptakan oleh Allah SWT hanya untuk beribadah kepada Allah semata. Ajarkan hal ini hingga anak dapat menerima dengan kesadarannya semua adalah perintah Allah SWT.

Keteladanan lain yang dicontohkan Nabi dalam mendidik anak, ialah mengajarkan ilmu agama. Nabi mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak sejak dini agar menjadi benteng anak dalam pergaulan. Apa yang diajarkan Nabi? Mengajarkan tata cara shalat, ibadah puasa, bacaan doa-doan harian, berbakti kepada orang tua, mendidik dengan akhlak, cara berpakaian yang sesuai syariat agama, dan lain-lain.

Setiap mengawali pekerjaan atau aktivitas, kita diajarkan untuk selalu memulainya dengan bacaan “Bismillahirrahmanirrahim.” Ajari anak disik untuk senantiasa semangat menjalankan tugas tepat waktu. Bapak dan ibu guru biasakan anak didik untuk senantiasa berdoa dalam hal apapun.

Rasulullah juga memberi teladan, bahwa dalam mendidik anak, lakukan dengan cara yang santun, dan berakhlak. Saat guru meminta (menyuruh) anak untuk belajar, maka guru harus terbiasa belajar. Jika ingin murid santun dalam berbicara, maka guru harus santun dalam berbicara baik pada orang lain dan juga siswanya. Apa yang guru lakukan dan ucapkan adalah teladan bagi anak didiknya.

Guru harus menjadi teladan bagi anak didiknya. Keteladanan adalah mutiara yang sangat berharga. Guru dituntut tidak hanya bisa memerintah dan memberi contoh dengan ucapan-ucapan, namun dengan prilaku. Banyak dari guru menyuruh siswanya belajar, namun dia justru enggan belajar.

Sering guru meminta muridnya sopan dan beretika ketika berbicara, tetapi mereka justru sering mencaci, memaki, dan membentak saat berbicara dengan siswanya, apalagi ketika marah. Anak didik diminta sopan dan santun, namun guru malah tidak menghormati dirinya sendiri, anak didik dan teman sejawat di sekitarnya.

“Memberi contoh dengan perilaku, lebih baik dari memberi contoh (nasehat) dengan kata-kata.”

“Satu keteladanan lebih hebat daripada seribu nasihat.”

Bapak dan ibu guru, pesan di atas sangatlah bermakna. Saat guru meminta siswanya melakukan ini dan itu maka dia harus berperilaku sesuai dengan apa yang diucapkannya. Jangan malah guru yang melanggar ucapannya dengan prilaku yang bertentangan.

Bapak dan ibu guru, betapa pentingnya mendidik murid melalui keteladanan yang baik. Didiklah siswa dengan keteladanan yang baik dari guru-gurunya. Keteladanan yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post