Achmad Nadzir

Anak bungsu dari empat bersaudara, lahir hari Sabtu, 14 April 1979 Suami dari seorang istri, menikah hari Jumat, 13 Mei 2005 Ayah dari dua orang anak, perempu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tangguh Sejak Dini
Tangguh, Gunung, Savana

Tangguh Sejak Dini

TANGGUH SEJAK KECIL

Oleh Achmad Nadzir

Ayah dan bunda, anak-anak adalah amanat, investasi, perhiasan, dan ujian bagi orang tuanya. Anak-anak terlahir dengan fitrahnya, dan bersifat unik. Tiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan yang menjadi identitasnya (karakter).

Sebagai amanat, anak haruslah dididik sejak dini dengan sebaik-baik pendidikan agar mereka menjadi anak yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhannya. Perhatikan kemaslahatan dunia dan akhirat mereka dengan memberi pendidikan dan pengajaran jasmani dan rohani. Orang tua akan diminta pertanggungjawaban atas anak-anaknya.

“Allah wasiatkan kepada kalian agar kalian memerhatikan anak-anak kalian.” (QS. An-Nisa: 11)

Anak sebagai investasi, karena masa depan orang tua ada pada masa depan anak-anaknya. Masa depan tidaklah semata di dunia, dengan bentuk kesuksesan kerja, harta kekayaan, dan status sosial. Ada yang lebih penting, ayah dan bunda, yaitu anak sebagai investasi orang tua hingga akhirat. Anak yang shaleh adalah investasi yang tidak ternilai harganya dengan ukuran dunia. Dia akan membawa keselamatan orang tuanya kelak saat diminta pertanggungjawaban atas anak-anaknya. Maka berinvestasilah dengan cara mendidik anak-anak kita sejak dini, sehingga investasi itu bisa kita nikmati hingga kelak di akhirat.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)

Perhiasan yang termahal ialah anak yang berbakti, menjaga nama baik orang tua dan keluarga, serta bermanfaat keberadaannya. Perhiasan yang mahal dan berharga, diperoleh dengan cara mengolah dan membentuknya dengan proses dan cara yang baik. Bentuklah anak-anak kita menjadi perhiasan yang indah, dengan mendidiknya sejak dini. Didik dengan pendidikan yang terbaik, sehingga potensinya bisa tumbuh dengan maksimal.

“Dijadikan indah pada pandangan (manusia) kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)

Ayah dan bunda, anak juga bisa menjadi ujian bagi orang tuanya. Betapa banyak anak yang seharusnya memberi kebahagiaan, keselamatan, dan kebanggaan bagi orang tuanya, malah menjadi musuh, fitnah, dan mencoreng nama baik orang tua. Berhati-hatilah akan pendidikan mereka. Didiklah mereka sejak dini dengan pengetahuan agama, akhlak, dan sopan santun. Pendidikan terbaik adalah keteladanan dari orang tua.

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi MahaPenyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun: 14-15)

Ayah dan bunda, setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang kuat, baik secara fisik dan mental. Mental yang kuat akan membentuk anak lebih tangguh dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Untuk melatih anak agar memiliki mental yang kuat, bisa dimulai sejak dini (balita).

Ayah dan bunda, teladan kita sebagai muslim dalam mendidik anak tidak lain adalah Rasulullah SAW. Cara mendidik ala Nabi SAW adalah cara mendidik terbai. Cara mendidik terbaik untuk mencetak generasi penerus yang lebih baik, yang harus dilakukan sejak usia dini.

Ayah dan bunda, ajarkan anak dengan keterampilan spesifik. Keterampilan yang mengembangkan kemampuan untuk mandiri, memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalahnya sendiri, sesuai dengan tahapan usia dan tumbuh kembangnya. Latihlah anak-anak dengan pembiasaan-pembiasaan yang ada dan dilakukan setiap hari.

Keterampilan apa yang bisa dilatihkan kepada anak sejak usia dini? Latihlah mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Keterampilan yang bisa dilakukan oleh anak seusianya.

Pertama berikan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Ayah dan bunda bisa mengajarinya melalui gerakan-gerakan olah raga yang ringan. Kegiatan ini bisa membantu anak menyeimbangkan antara perintah dari otak dan otot. Dengan kegiatan ini anak bisa belajar cara mengatur gerak tubuh agar lebih baik dan seimbang.

Kedua melatih mental dan jiwa. Ayah dan bunda, anak usia dini terkadang mudah marah dan sulit untuk menerima perintah. Untuk mengatasi masalah ini perlu latihan berdiam diri ketika marah, kemudian tarik nafas dan embuskan. Beri pujian yang positif untuk membuat mereka bisa mengatasi marahnya.

Ketiga ajari anak berbuat mandiri. Anak-anak akan senang jika diberi kesempatan dan izin misal untuk memakai baju sendiri, memilih baju sendiri, memakai sepatu sendiri, dan makan sendiri. Biarkan anak melakukan kegiatan itu sendiri, dan jika salah maka cukup diingatkan saja.

Keempat mengajari anak melakukan rutinitas dan tingkah laku. Apa saja kebiasaan yang harus diajarkan kepada anak sejak dini? Diantaranya kebiasaan makan. Anak-anak sejak usia dini harus dibiasakan memiliki cara dan tingkah laku yang baik saat makan. Biasakan berdoa sebelum makan agar mereka ingat bahwa apa yang mereka makan adalah rizqi dari Allah SWT. Makan di meja sebagai bentuk kebiasaan yang baik dan beradab, dan anak biasa mengambil sendiri pelaratan yang dibutuhkan.

Kebiasaan tidur dengan waktu yang telah ditentukan (jadwal). Biasakan anak berdoa sebelum tidur, agar ia menyadari bahwa hidup ini ada yang mengatur. Hindari anak terbiasa tidur dengan televisi dalam kondisi menyala. Ingat ayah bunda, tidur sangat penting bagi anak-anak, untuk menjaga kesehatan tubuhnya.

Anak-anak juga bereksperimen, misalnya anak-anak sedang bermain dengan hujan. Jika anak melawan atau melanggar batas-batas yang telah diajarkan, sehingga membuat orang tua marah dan merasa sangat lelah. Ajak mereka berbicara dengan baik, jangan terlalu melarang karena mereka sedangmencoba (eksperimen). Eksperimen apa yang ada dibenaknya yang bertujuan untuk mencoba dan membuktikan adanya.

Kelima, ajari anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Lingkungan sosial sangat penting untuk perkembangan anak secara mental, dan fisik. Mereka akan bisa berinteraksi dengan orang dewasa, dan teman sebaya, sehingga tidak merasa kesepian. Interaksi akan membuat anak belajar dewasa dan belajar mengasah keterampilannya dalam berkomunikasi.

Ayah dan bunda, anak bisa menemukan sahabat dan teman dekat saat mereka masuk Paud. Anak mulai memilih teman yang mereka sukai dan teman yang mungkin membuat perasaan mereka tidak nyaman. Orang tua bisa melihat lingkungan pertemanan anak baik ketika di sekolah maupun di lingkungan sekitar rumah.

Anak mulai tahu mana yang benar dan salah menurut mereka. Ketika anak sudah tahu mana yang benar dan salah, sedangkan itu tidak sependapat dengan konsep salah dan benar orang dewasa, maka bersabarlah. Beri anak pengertian yang benar tentang konsep salah dan benar.

Memberi dan menerima. Hubungan memberi dan menerima juga mulai berkembang pada anak usia dini. Misalnya mereka bisa menerima makanan atau pemberian orang lain, dan mereka harus memberi kepada orang lain juga. Cara ini akan membantu anak menjadi manusia yang sosial dan ramah.

Ayah dan bunda, terkadang anak ingin sendiri. Anak yang mulai mengenal lingkungan mereka sering tidak terbuka pada tahap awal. Hal ini menyebabkan anak-anaknya menyendiri ketika di sekolah, atau menangis dan tidak ingin berdekatan dengan orang lain. Saat mereka masuk ke lingkungan sosial, maka mereka akan masuk ke lingkungan itu dengan perasaan siap.

Bilik Keluarga, 17 Desember 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post