ACHMAD SOCHIB

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MAHALNYA SEBUAH TROPI
https://www.google.com/search?q=tropi&safe=strict&sxsrf=ACYBGNS2w5QWBBjt9lQZOI8zDpbvwd06qg:1581591775338&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiFh8u_sM7nAhWq4jgGHfr4CBsQ_AUoAXoECBAQAw&biw=1366&bih=667#imgrc=ufPNGlG52_P_oM

MAHALNYA SEBUAH TROPI

(Tantangan hari ke-1 (2))

#edisimenyanksidiri

Pernah mendengar istilah pemburu tropi? Sekolah pemburu tropi? He, he, sebenarnya yang dimaksud bukan tropi sebuah benda mati namun prestasi. Tropi identik dengan hadiah atas kompetisi tertentu. Tropi hanya istilah pemudah. Tidak semua kompetisi memberi hadiah berupa tropi. Rupa-rupa pilihannya: medali, samir, uang, atau sekadar uacapan terima kasih. Itu semua bukti sebuah prestasi.

Semua sekolah pasti memiliki program raihan prestasi, baik akademik maupun nonakademik. Bukankah tolok ukur sebuah kemajuan itu prestasi? Kita yakin, tidak ada satu pun sekolah berproses dengan mengabaikan prestasi.

Tanda sebuah prestasi tidak hanya menjadi catatan sejarah lembaga saja. Ia juga menjadi bukti yang pada saatnya dapat digunakan sebagai pemikat, terutama menjelang penerimaan siswa baru. Intinya, prestasi atau tropi itu lambang citra baik sebuah lembaga.

Sebagai gambaran, semua warga sebuah sekolah akan mengamini program yang mengarah pada capaian prestasi, pada raihan tropi. Termasuk upaya yang terkadang tidak masuk akal. Masih ingat, uapaya sebuah sekolah dengan merajah pena siswa sebelum mengikuti ujian nasional? Bahkan, jangan bilang-bilang, ada sekolah yang sengaja merekayasa nilai agar titik-titik. Kemudian ketahuan dan diberitakan hangat di media sosial. Ya, itu dulu dan terjadi di negeri antah-berantah.

Ada pula yang agak baik. Proses semiinstan. Pematangan menggunakan obat praktis: karbit. Karbit bermerek drill. Apa itu? Penerapan metode drill. Materi di-drill-kan dalam jangka pendek. Tidak melalui proses yang berjenjang atau bertahap. Aha, jangan dulu sinis karena Anda pelakunya! Pasti ada alasan yang melatarbelakangi. Kita sama-sama tahu, kok.

Ketahuilah! Ada lagi lho, sekolah ternama yang memberlakukan model karantina. Siswa jagoan dimasukkan dalam program intensif di ruang tertentu pada jangka waktu tertentu. Ia diizinkan tidak mengikuti pembelajaran layaknya siswa pada umumnya. Berhari-hari ia harus melahap materi tertentu dengan pendampingan seorang pembimbing.

Adakah yang dikorbankan jika metode-metode itu yang dilakukan untuk sebuah tropi? Bagaimana dengan pembelajaran mata pelajaran lain? Jangan-jangan siswa ini menjadi bintang hanya pada bidang tertentu namun gagap pada bidang yang lain. Duh! Mahalnya sebuah tropi.

Setujukah Anda jika disebut metode yang salah? Setidaknya, upaya itu kurang bernilai, ya. Semoga sekolah kita tidak termasuk yang demikian. Idealnya, prestasi dibangun dalam proses yang benar. Proses yang didasari perencanaan, proses, dan evaluasi serta tindak lanjut. Acungan jempol dan angkat topi setinggi-tingginya kepada sahabat yang telah berproses dengan benar. Pembinaan berjenjang dan bertahap. Apalagi kalau di sebuah sekolah itu sudah terbangun atmosfer prestasi. Uh, indahnya. Semoga nilai-nilai pembinaan meresap dan menjadi karakter siswa, generasi emas kebanggaan bangsa. Semoga.

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post