Ada Apa Dengan Kemangiku
Oleh : Ach Taufiqirrohman, S.Pd
( Guru MTsN 2 Bondowoso)
Tantangan hari ke - 17
#TantanganGurusiana
Beberapa waktu lalu, saya bersama keluarga bersilaturrahmi kepada keluarga yang ada Situbondo. Saya persiapkan segala suatunya sebelum berangkat ke paman dan bibi, baik dari baju ganti, hingga oleh – oleh buat mereka. Setelah semuanya siap, sayapun berangkat dengan perlahan – lahan menuju Situbondo. Sekian lama diperjalanan, saya menikmatinya bersama keluarga dengan berbincang – bincang, sesekali bercanda untuk memecahkan suasana agar tidak spaneng/stres. Tak lama kemudian, sampailah kami ke rumah saudara kami dengan keadaan selamat hingga tujuan. Paman dan Bibi menyambut kami dengat senyuman dan penuh kehangatan. Saya pun berkata, “ Assalamualaikum paman, bibi, bagaimana kabarnya, sehatkah?”, beliaupun tersenyum dan berkata,” Waalaikum salam, Alhamdulillah baik dik, ayo silahkan masuk”, kata paman saya sambil mengajak saya dan keluarga saya masuk ke dalam rumah beliau.
Kami disana mengobrol panjang lebar, dari saling bertanya kabar keluarga, hingga tentang pekerjaan. Hingga akhirnya kamipun makan bersama. Bibi saya mempersilahkan saya dan keluarga saya untuk tidak sungkan sungkan makan sepuasnya, beliau berkata,”dik taufik, ayo makan sepuasnya, nanti pulang dak usah mampir di warung”,kata bibi saya sambil mempersilahkan kepada istri dan anak - anak saya untuk menambah lauk pauk dan nasi yang saat itu sudah mulai habis di piring kami. Saya pun nambah nasi dan lauk pauk bersama anak – anak saya dan istri saya. Selesai makan, saya bersama keluargga diajak kehalaman belakang, kebun kecil paman saya yang sangat lebat tanaman – tanamannya, begitu pula kolam ikan yang saat itu ikannya sudah besar- besar melompat – lompat kesana – kemari membuat saya dan keluarga saya ingin segera memancingnya. Namun, karena disana tidak tersedia pancing, kami pun pergi ke kebun disebelah rumah paman saya. Di kebun itu, saya ditunjukan beberapa buah dan sayur, yang akhgirnya paman dan bibi mempersilahkan saya dan istri saya mengambil dengan semau saya dan istri saya, untuk kebutuhan dirumah saya nanti. Sayapun memetik buah belimbing yang tumbuh lebat dimana- mana, begitu pula dengan jambu yang juga buahnya banyak berjatuhan. Anak – anak saya melihat bermacam – macam buah yang tumbuh disekitar kebun paman sangat senang sekali, mereka memetik sesuka hati mereka.
Selesai dari kebun, kami kembali ke rumah paman dan bibi. Sebelum sampai disana, kami melihat ada biji kemangi yang sudah tua. Isrti saya melihat hal itu, dia bilang pada bibi,” bi, bolehkah saya minta biji kemangi yang sudah tua ini, mau saya tanam di rumah saya, biar nanti jika musim hujan biar tumbuh segar,”kata istri saya. Bibi saya menjawab,” ambilah dik, silahkan dipetik sendiri ya.” Istri saya pun segera mengambil biji kemangi yang sudah tua tersebut dan dibungkus plastik bening. Usai memetik biji kemangi tersebut, kamipun segera kembali ke dalam rumah, ngobrol – ngobrol sebentar dan kami pun akhirnya berpamitan untuk segera pulang, mengingat waktu sudah semakin sore. Sayapun berpamitan kepada bibi dan paman,” bi, paman, terima kasih atas biji kemanginya ini, nanti akan segera kami tanam, biar saat kami butuh buat sayur, kami tidak repot”, kata saya.
Paman dan bibipun tersenyum, dan bibi berkata,” sama – sama dik, jangan lupa, sering – sering kesini ya, paman dan bibi disini sudah pensiun, tolong sering dijenguk kesini,jangan sungkan –sungkan”. Kami pun tersenyum dan saya ambil kendaraan kami, segala sesuatunya kamipersiapkan dan kami akan segera berangkat kembali kerumah. Saat kami mau pulang, berada di depan rumah paman, kamipun bersalaman dan berpamitan,dan istri saya berkata,” bi, pamit dulu ya, Assalamualaikum”, bibi dan paman dengan serempak menjawab,” waalaikum salam,” hati – hati dijalan ya dik, semoga selamat sampai tujuan,”. Sambil berjalan kamipun berkata,” Aamiin....”
Dalam perjalanan pulang, kedua anak saya sudah mulai kecapean, mereka akhirnya tidur pulas dikendaraan kami. Saya pun mengingatkan kepada istri saya untuk mengontrol kedua anak saya, khawatir ada sesuatu yang terjatuh dari mereka. Istri saya pun mengontrol segala sesuatu yang ada pada kedua anak kami. Setelah sekian lama dalam perjalanan, akhirnya kamipun sampai rumah dengan selamat. Kami turunkan satu – persatu anak kami. Kami tuntun hingga menuju kamar mereka masing- masing, dan mereka melanjutkan tidur mereka. Istri saya saat itu langsung menebar benih kemangi dihalaman depan rumah. Selesai ditebar , akhirnya benih tersebut disiramlah dengan air secukupnya. Selesai menebar benih, istri saya kembali kerumah menyelesaikan pekerjaan yang lain. Hari demi hari, kami siram benih kemangi tersebut, hingga akhirnya, kurang lebih satu bulan, kemangi kami akhirnya tumbuh dengan subur. Istri saya sangat senang sekali melihat pertumbuhan kemangi tersebut begitu segar, hingga suatu ketika saat kami butuh, kami memetiknya, begitu nikmatnya kemangi tersebut setelah diolah dengan makanan, terutama dengan lalapan ayam atau lele, subhanallah....benar benar nikmat sekali, Alhamdulillah.
Suatu ketika saat istri saya berhalangan shalat, saat kami butuh kemangi, istri saya menyuruh saya untuk mengambil kemangi tersebut dan berkata, “mas, tolong ambilkan daun kemangi, mau buat sayur,” sayapun bertanya kepada istri saya,”loh kenapa kok tidak sampean yang mengambil?”. Istri saya menjawab, “ kata sesepuh kita dulu, kalo saat berhalangan, dak boleh mengambil kemangi, nanti bisa layu”. Sayapun dak banyak komentar, dengan segera saya petik daun kemangi tersebut. Beberapa saat kemudian, saat istri saya tidak berhalangan, istri saya kembali memetik kemangi yang ada di depan rumah, begitu juga dengan tetangga kami, mereka juga senang melihat kemangi kami, dan akhirnya mereka juga meminta untuk buat sayur. Kamipun senang melihat kemangi kami banyak peminatnya, bagi kami itu merupakan ladang pahala, membantu orang –orang yang membutuhkan untuk dibuat sayur.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, suatu ketika saya melihat daun kemangi saya tiba – tiba layu dan kering, dalam benak saya, apakah ada yang salah dengan yang kami perbuat, apa benar apa yang disampaikan istri saya,” dalam hati saya.Saya hanya bisa terdiam, namun tidak berprasangka buruk kepada siapapun, karena bisa jadi, efek layu daun kemangi bukan karena mitos bagi yang berhalangan sholat tidak boleh ambil kemangi, akan tetapi kami berfikir pasti banyak sebab dan akibat kenapa kemangi kami tiba tiba layu, bisa jadi karena adanya virus, atau adanya ulat serat asupan makanan yang kurang terpenuhi. Kami pun terima dengan lapang dada kondisi kemangi kami, karena itu semua milik Allah, kita hanya berusaha dan menjaga merawat dengan sebaik –baiknya, agar bisa bermanfaat bagi saya dan keluarga, terlebih lagi bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitar.
Bondowoso,
Baiti, Villa Kembang Asri, Minggu 02 Pebruari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
kemanginya layumungkin ada tetangga yang lagi berhalangan memetiknya.Perlu ada tulisan kemangi boleh dipetik kecuali yang lagi 'M' He he he..