Kepeng Totoh, mengingatkanku Jajanan Saat Masih Kecil
Oleh : Ach Taufiqirrohman, S.Pd
( Guru MTsN 2 Bondowoso)
Tantangan hari ke - 18
#TantanganGurusiana
Kepeng Totoh, adalah Makanan khas daerah saya saat saya masih kecil. Kepeng Totoh terbuat dari ketela pohon yang dikukus, kemudian ditumbuk, setelah ditumbuk dibuat berbentuk persegi panjang dan dijemur yang sebelumnya sudah diracik dengan bumbu – bumbu yang nikmat dan lezat. Setelah itu di goreng hingga matang dan berbentuk seperti lempengan berbentuk persegi. Makanan ini lebih nikmat jika kepeng totoh tersebut diatasnya ditaburi sambal yang agak mencair, sehingga sambalnya bisa merata keseluruh permukaan hingga kepeng totoh tersebut tampak lemas, disitulah saatnya nikmat untuk dimakan, dan jangan lupa ucapkan terlebih dahulu “ Bismillahirrohmanirrohim”, maka kepeng totoh tersebut akan terasa semakin nikmat dan gurih. Makanan ini bukan makanan pokok, akan tetapi makanan camilan pengganjal perut, saat kita lagi bersantai, atau lagi asik ngobrol bersama keluarga dan sanak famili, pastinya akan semakin nikmat.
Hari minggu, merupaka hari libur yang kami buat bersilaturrahmi kepada teman, saudara dan orang tua. Minggu yang lalu, saya bersama istri dan anak saya bersilaturrahmi kepada orang tua saya, saya sengaja datang pagi – pagi sekali dalam rangka sekalian olahraga di kediaman orang tua saya, kebetulan dibelakang rumah orang tua saya ada SD yang mempunyai cukup luas halaman untuk berolahraga. Sesampai disana, saya disambut dengan orang tua saya dengan senyuman, yang selalu meninggu kehadiran saya dan keluarga saya. Terutama, kehadiran putri kecil saya yang selalu ditunggu – tunggu oleh bapak ibu saya, karena kakak dan adik saya semuanya laki – laki, empat bersaudara, saya sendiri anak yang kedua.
Sesampai disana, saya menyapa kedua orang tua terlebih dahulu,” Assalamualaikum, sehat pak, buk ? ayo umi, adik semua bersalaman sama kung dan Uti”. Orang tua saya pun menjawab salam,” Waalaikum salam, oh ada dik sinta, ayo kalau mau main, tuh sepedanya ada di dalam atau kalau main bulu tangkis, raket dan kok nya ada di tembok, saya gantung disitu,”. Kata Ibu saya. Kedua anak saya masih tampak bermalas – malasan, entah karena capek atau bagaimana, dia masih asik duduk – duduk di dapur, sambil ditemani sang Uti. Lama kelamaan, jaket putri saya akhirnya dilepas, tampak semangat putri saya untuk mengeluarkan sepeda kecilnya dan bermain dihalaman. Di temanilah oleh Omnya saat itu yang kebetulan juga lagi santai. Akhirnya, putra saya juga mengambil sepeda yang ada di dapur kemudian dia bergegas bermain dihalaman SD sambil bersenda gurau. Melihat kedua anak saya bermain, saya pun juga ikut bermain, saya ajak adik saya bermain bulu tangkis, soalnya halaman sekolah cukup luas dan saat itu angin tidak begitu kencang, jadi kami bermain dengan leluasa. Sekian lama saya bermain, berhubung sudah capek, saya akhirnya mengajak adik saya untuk berhenti dan duduk – duduk diteras sekolah. Anak – anak saya masih asik bermain dan kami biarkan, melihat hari minggu adalah hari berlibur mereka.
Saat anak – anak bermain dihalaman, saya dan istri saya kembali kedapur membantu orang tua saya yang lagi masak didapur, sambil lalu kami ngobrol kecil tentang kegiatan bercocok tanam orang tua saya. Selesai masak, kamipun bersantai diruang keluarga bersama kedua orang tuaku. Sebelum kami ngobrol lebih jauh, putra – putriku, serta adik –adik saya tiba – tiba juga ikut hadir disitu, karena kegiatan bermain sepedanya sudah selesai. Saya lihat mereka sudah capek, dan si kecilpun ingin beli – beli ke toko. Saya lihat, diruang tamu ibu saya, ada “ Kepeng Totoh” yang mana makanan itu adalah camilan atau makanan khas saya saat saya masih kecil dulu. Kupanggil adik saya dan saya berkata, “dik, ini Kepeng Totohnya hampir habis, minta tolong belikan lagi ya, adiknya beli – belikan juga ya.” Kata saya pada adik yang saya perintah untuk beli kepeng totoh yang tokonya tak jauh dari rumah orang tua saya. Adik saya pun bilang,” siap mas, ayo dik kalo beli – beli, katanya mau beli camilan, ini ayahnya titip kepeng totoh.” Kata adik saya.
Mereka akhirnya bergegas menuju tempat penjual kepeng totoh tersebut, sedang putri saya dengan asiknya ikut omnya yang juga beli camilan di tempat itu. Saya lihat dari jauh, mereka bertransaksi dengan penjual kepeng totoh tersebut. Selesai mereka bertransaksi, mereka akhirnya kembali ke rumah orang tua saya. Saya akhirnya bertanya pada adik saya,” berapa harga kepeng totoh itu dik?” adik saya menjawab,” lima ratus rupiah mas”. Kamipun menyantap camilan tersebut dengan asiknya, sambil lalu kami berbincang – bincang santai bersama keluarga saya. Tak lama, saya baru teringat, bahwa makan kepeng totoh tersebut lebih nikmat kalau diatasnya ditaburi dengan sambal, saya bertanya ke ibu,” sambalnya ada ya bu?” Ibu saya menjawab, “ ada nak, silahkan ambil di ruang makan”. Sebelum saya ambil, adik saya akhirnya bergegas mengambil lebih dahulu sambal tersebut, dan akhirnya kami menyantap kepeng totoh tersebut dengan sambal, dan terasa sekali nikmatnya, hingga dari saudara – saudara saya merasa kepedasan dan mereka berhamburan mencari air minum masing – masing. Saya sendiri tidak meras heboh, karena sambal yang saya makan tidak terlalu banyak, mengingat lambung saya yang sering eror jika makan – makanan pedas. Mengingat perut sudah mulai kenyang, saya putuskan untuk berhenti makan kepeng totoh tersebut, agar lambung saya tidak kambuh. Pesan dokter, saya ingat saat periksa ke Rumah Sakit dulu,”makanlah sedikit – sedikit, sedikit – sedikit makan”. Jadi saya simpulkan pesan dokter, jika makan dak boleh terlalu banyak, tapi anjuran untuk makan sesering mungkin. Sekian lama kami ngobrol, hingga akhirnya waktu adzan duhur tiba, kami pun segera untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat duhur bersama.
Bondowoso,
Baiti, Villa Kembang Asri, Senin 03 Pebruari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar