Ach Taufiqirrohman

Kepala Madrasah di MTs At Taqwa Bondowoso.Lulusan S1 FKIP/MIPA Universitas Bondowoso tahun 2003.Bekerja sebagai Guru PNS di MTsN 2 Bondowoso sejak tahun 2005 ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Monumen Gerbong Maut

Monumen Gerbong Maut

Oleh : Ach Taufiqirrohman, S.Pd

( Guru MTsN 2 Bondowoso)

Tantangan hari ke - 97

#TantanganGurusiana

Monumen Gerbong Maut terletak di jantung kota Bondowoso. Tepatnya di Alun-alun Raden Bagus Asra Ki Ronggo, Jalan Amir Kusman Alun-alun kota Bondowoso. Siapapun yang mau melihat monumen sejarah ini tidak dipungut biaya. Monumen itu tentang sejarah 23 November 1947 lalu. Komandan J Van den Dorpe memerintahkan petugas penjara untuk mengirim 100 orang tahanan dari Bondowoso ke Surabaya. Terdiri dari 20 orang rakyat biasa, 30 orang laskar rakyat, 30 orang dari Tentara Republik Indonesia dan 20 orang dari polisi. Mereka di bawa oleh Gerbong GR 10152 berisi 38 orang, GR 4416 berisi 30 orang dan GR 10152 berisi 38 orang. Tiba di Surabaya, 46 orang meninggal dunia. Untuk mengenangnya pemerintah Bondowoso membuat monumen Gerbong Maut. Salah satu gerbongnya saat ini ada di Museum Brawijaya Malang.

Sebuah kota kecil yang sarat akan sejarah ini mungkin hampir terlupakan di Jawa Timur. Kota itu adalah Bondowoso, di sebelah timur Pulau Jawa yang diapit oleh Kota Jember dan Situbondo. Bondowoso dikenal juga dengan wilayah tapal kuda, yang juga menjadi nama kawasan di Provinsi Jawa Timur. Dinamakan Tapal Kuda karena bentuk kawasan tersebut di dalam peta mirip dengan bentuk tapal kuda. Kawasan Tapal Kuda tersebut meliputi Lumajang, Probolinggo, Bondowoso, Jember, Situbondo, Pasuruan (bagian timur), dan Banyuwangi.

Tak hanya dikenal dengan kawasan Tapal Kuda, Bondowoso juga dikenal dengan kisah 'Gerbong Maut' yang terjadi pada saat Belanda masih berada di Indonesia -- sekitar tahun 1947 silam tepatnya 23 November. Kala itu, meski Indonesia sudah merdeka, Belanda tetap belum hengkang dari Nusantara. Sebelum kejadian, Belanda melakukan penangkapan besar-besaran terhadap Tentara Republik Indonesia (TRI), laskar, gerakan bawah tanah, dan orang-orang tanpa menghiraukan mereka berperan atau tidak dalam kegiatan perjuangan. Hal itu mengakibatkan Penjara Bondowoso penuh dan tak mampu lagi menampung para tahanan. Belanda pun memindahkan sekitar 100 orang tahanan yang dianggapnya memiliki pelanggaran berat, dari penjara Bondowoso ke penjara Surabaya.

Pemindahan tahanan dilakukan dengan menggunakan kereta api. Setiap 1 gerbong diisi sekitar 30 orang. Gerbong pertama GR5769 dan gerbong kedua GR4416 masih memiliki lubang ventilasi udara meskipun sangat kecil, namun gerbong ketiga GR10152 tidak sama sekali -- meski baru dibuat. Belanda sangat menutup rapat gerbong-gerbong kereta. Hal itu dikarenakan sedang marak gerilyawan RI, apabila ada orang-orang yang ketahuan membawa para pejuang RI, pasti akan langsung dihabisi.

Selama perjalanan ke Bondowoso dari Surabaya yang memakan waktu belasan jam, ketiga gerbong kereta hanya dibuka sesekali. Itu pun hanya sebentar. Para tahanan juga tak diberi makanan dan minuman selama perjalanan. Oleh karenanya, para tahanan mati lemas satu per satu. Sesampainya di Bondowoso, sebanyak 46 pejuang tewas karena mati lemas tak mendapatkan makanan dan minuman, kepanasan, serta udara yang cukup. Sedangkan sisanya selamat, meski dalam keadaan lemas dan lunglai.

Para tahanan yang selamat pun disuruh paksa untuk mengangkut mereka yang tewas. Mereka harus berhati-hati karena bisa saja kulit tahanan yang tewas terkelupas, akibat kepanasan dan terpanggang dalam gerbong baja kereta api. Semenjak itu, Bondowoso dikenal dengan kisah Gerbong Maut. Untuk mengingatkan kekejaman Belanda pada Indonesia. Kereta api Gerbong Maut pun disimpan di Museum Brawijaya yang berada di Jalan Ijen No.25, Malang, Jawa Timur. Sedangkan di pusat kota Bondowoso dibuat replika sebuah monumen, yang diberi nama Monumen Gerbong Maut.

Bondowoso,

Baiti, Villa Kembang Asri, Rabu 22 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makasih ustadzah

23 Apr
Balas

Mantap pak guru salam literasi nggih

22 Apr
Balas



search

New Post