Nasehat Pembina Upacara Yang Menyentuh Hati
Oleh : Ach Taufiqirrohman, S.Pd
( Guru MTsN 2 Bondowoso)
Tantangan hari ke - 19
#TantanganGurusiana
Di hari senin, saya bersama keluarga bangun pagi – pagi sekali bersiap – siap untuk berangkat kesekolah melaksanakan tugas rutin sebagaimana biasa. Saya dan istri saya bertugas sebagai guru, mendidik anak – anak yang selalu ditunggu kehadiran kami di sekolah. Sedang kedua anak saya, melaksanakan kewajibannya menuntut ilmu di sekolah masing – masing. Hari senin merupakan hari yang padat dengan kegiatan, sehingga kami harus berangkat pagi – pagi sekali untuk segera sampai disekolah kami masing – masing. Istri saya diantar oleh adik saya sedang kedua anak saya, bersama saya. Terlebih dahulu putri kecil saya yang saya antar terlebih dahulu, saya antar hingga bersalaman dengan ustadz dan ustadzahnya. Kemudian setelah itu, saya bersama putera saya segera kembali ke tempat tugas saya, yang kebetulan putera saya sekolah ditempat saya mengajar.
Sesampai digerbang, putera saya turun kemudian bersalaman dengans saya terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan bersalaman dengan para ustadz yang sudah menunggu di gerbang. Saya pun segera masuk ke halaman tempat parkir yang ada disekolah. Setelah kendaraan saya parkir, saya pun bersegera menuju ruangan saya. Selesai meletakan buku pegangan saya dan segala sesuatu untuk kebutuhan mengajar saya, saya bersegera menuju halaman madrasah untuk membantu rekan –rekan mengajak anak – anak untuk melaksanakan Upacara Bendera. Tampak beberapa ustadz dan ustadzah mempersiapkan para petugas upacara untuk segera mempersiapkan diri melaksanakan tugasnya agar berjalan dengan lancar, baik pengibar Bendera Merah Putih, pemimpin upacara, pembaca Undang Undang Dasar 1945, pembaca Ikrar siswa, pembaca doa, pembawa acara, paduan suara, serta pemegang pancasila.
Dengan pengeras mikrofon yang ada di podium pembina upacara, pelatih upacara mempersiapkan anak – anak terlebih dahulu dengan aba – aba siap, dan sebagainya. Barisan demi barisan peserta upacara semakin rapi dan tertib, dan pelatih upacara tersebut segera turun dan ambil barisan bersama para ustadzah yang ada disebelah podium. tiba saatnya sang pembawa acara membacakan susunan acara dalam kegiatan upacara tersebut. Diawal, seperti biasanya, dimul;ai dengan persiapan pasukan, kemudian pemimpin upacara masuk ditengah – tengah peserta upacara tepat di tengah – tengah halaman dan di depan pembina upacara. Karena sekolah kami dipisah anatar kelas putera dan kelas puteri, maka petugas upacara pada saat itu adalah semuanya dari anak – anak perempuan. Begitu juga sang pemimpin pasukan, meski dari golongan perempuan dan kecil, tapi suara dan ketegasannya tidak bisa diragukan lagi, sangat keras dan tegas. Tidak satupun yang tampak bercakap – cakap saat upacara tersebut, terhipnotis dengan ketegasan sang pemimpin upacara tersebut. Rangkaian demi rangkaian upacara dilalui dengan sempurna, termasuk pengibaran Sang Saka Merah Putih, pembaca Undang – Undang Dasar Tahun 1945 dan Ikrar siswa, serta paduan suara menjalankan tugasnya dengan baik dan lancar.
Tiba saatnya sang Pembina Upacara memberikan nasehat pada peserta upacara, semua peserta upacara tampak terdiam saat beliau menyampaikan nasehat demi nasehat bagi siswa - siswinya. Diantara nasehatnya pada upacara tersebut sebagai berikut ” Assalamualaikum... yang kami hormati bapak Kepala Madrasah, Kepala Tata Usaha, Dewan Guru serta Karyawan dan Karyawati, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dimana pada pagi hari ini kita masih diberikan kesehatan , kedua kalinya Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan ke junjungan nabi kita Muhammad SAW yang telah mengantarkan dari alam jahiliah ke alam yang terang benderang.” Kata pembina upacara tersebut.
Kemudian sang pembina upacara melanjutkan sambutannya,” anak anakku semua, apa ibu kamu cerewet? “spontan anak – anak menjawab, ya ustadzah.” Sambil tertawa mendengan pertanyaan dari pembina upacara tersebut. Pembina tersebut melanjutkan pembicaraannya,” Anak – anakku semua, coba simak kisah berikut, ada seorang anak yang sejak kecil bersama orang tuanya, dia merasa kesal dengan orang tuanya, karena orang tuanya terkesan cerewet. Dari sejak kecil hingga dewasa, si anak ini selalu dijaga oleh sang ibu, selalu diperintah untuk mengerjakan segala tugasnya yang ada dirumah. Singkat cerita, si anak ini merasa kesal dan dia ingin meninggalkan kedua orang tuanya, karena orangtua nya yang begitu cerewet. Namun apalah daya, dia tidak mampu meninggalkan orang tuanya, karena dia masih belum punya pekerjaan, segala sesuatunya masih membutuhkan orang tua, termasuk dalam hal biaya hidup. Hingga akhirnya, saat dia memasuki usia dewasa, dia meneyelesaikan sekolahnya dan berniat mencari pekerjaan di sebuah perusahaan yang sangat besar.
Niat sang pemuda ini pun tercapai, saat dia lulus sekolah, dia mencari pekerjaan di sebuah perusahaan besar. Sebelum masuk di perusahaan tersebut, dia dihadapkan dengan banyaknya orang – orang yang antri untuk melamar pekerjaan. Sambil menunggu antrian, dia melihat pagar yang ada disekitar perusahaan tersebut tampak rusak. Dengan perlahan, sang pemuda ini membetulkan pagar yang rusak tersebut. Kemudian, memasuki tangga berikutnya, dia melihat keset yang tampak tidak rapi, dia pun merapikan keset tersebut dengan kakinya. Setelah itu, dia melihat lampu yang ada ditempat itu tidak dimatikan, maka sang pemuda ini dengan segera mematikan lampu tersebut dengan tanpa beban. Hingga akhirnya, memasuki ruang tes, pemuda ini tampak berdebar – debar. Sang penguji berkata,” selamat ya mas, kamu di terima di kantor ini”. Kata salah seorang yang diberi tugas sebagai penguji di kantor tersebut. Pemuda tersebut sangat kaget mendengar pernyataan sang penguji tersebut, dia bertanya,” kok tiba – tiba saya lulus, padahal saya belum melakukan apa – apa pak,” sambil keheranan. Penguji dari perusahaan pun menyampaikan,” mas, kamu tahu kenapa kamu saya luluskan?” kata si penguji tersebut. Pemuda tersebut berkata, “tidak pak”. Kemudian penguji itu menceritakan kenapa pemuda tersebut lolos kerja di perusahaan tersebut,” begini mas, di perusahaan ini telah terpasang kamera CCTV, kami mengamati anda sejak dari awal. Kamu orang yang baik nak, kami disini mencari karyawan bukan karena kepandainnya, akan tetapi yang kami cari disini adalah “Kedisiplinannya” kata pegawai perusahaan tersebut. Sang pemuda tersebut merenungi apa yang sudah dilakukan pada orang tuanya, dan menyadari bahwa apa yang diperintah orang tuanya itu semua sangat bermanfaat, mengajarkan pada dia untuk bersikap disiplin. Stelah itu dia segera pulang dan meminta maaf pada orang tuanya, merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukan sejak kecil.
Begitulah kisah yang disampaikan oleh sang pembina upacara, dengan mendengar kisah tersebut, pembina upacara mengharap ada perubahan pada siswa – siswi yang selama ini sudah sering melawan orang tua, mengingat orang tuanya yang begitu cerewet, agar bersabar, dibalik cerewetnya ibu, nantinya akan membawa berkah. Selesai pembina upacara menyampaikan nasehat – nasehatnya, kegiatan selanjutnya adalah pembacaan doa. Selesai doa, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu – lagu daerah. Selesai paduan suara, pasukan dibubarkan dan siswa siswi masih dipersilahkan tetap untuk berada disekitar halaman Madrasah, mengingat adanya informasi dari beberapa ustadz dan ustadazah. Selain hal tersebut, penyerahan piala lomba juga diberikan di halaman Madrasah tersebut, baik prestasi siswa, maupun prestasi yang dari tenaga pendidik. Piala tersebut diterima langsung oleh Kepala Madrasah yang mengucapkan selamat kepada peraih prestasi, baik siswa siswi maupun ustadzah. Selesai peneyerahan piala tersebut, seluruh peserta upacara dipersilahkan kembali ke kelas masing – masing untuk melaksanakan tugas masing – masing, baik siswa –siswi maupun ustadz dan ustadzah.
Bondowoso,
Madrasahku, Selasa 04 Pebruari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar