Pawon
Anglo saxon yg msh membumi
By Ade Erma Wardani
Nama kerennya anglo saxon seperti nama yunani itu lho, anglo. Anglo dalam bahasa jawa itu tungku yang digunakan untuk memasak orang-orang tua jaman dulu. Bahan bakarnya kayu bakar atau kayu sabitan. Ada lagi sebutannya pawon, terbuat dari tumpukan bata di susun rapi membentuk persegi panjang dengan 2 lubang depan belakang. Seperti yang di gambar terdiri dari 2 tingkat, tingkat satu lubang 2 kanan kiri. Tingkat 2 juga lubang kanan kiri. Depan berlubanh juga untuk kayu bakar. Pawon atau tungku letaknya di dapur dan di sebelahnya ada meja dengan kaki pendek berikut kursi kecil berjajar melingkar meja. Menambah lengkap rasa alami dan tradisionalnya. Orang-orang tua dulu menggunakan tungku atau pawon untuk penghangat tubuh dan sekaligus tempat tersebut sebagai ajang ngobrol keluarga besar. Di suguhi teh hangat tawar atau kopi tubruk menambah hangat obrolannya. Sambil menikmati kopi satu sruput ditemani mendoan hangat khas Kepakisan. Obrolannya semakin mantep dan buket. Pawon pun ikut merasakan kerenyahan si empunya rumah. Semakin menyala api dalam pawon semakin hangat dan semakin berkobar obrolannya.
Pawon atau tungku mempunyai seni yang luar biasa. Seni dalam pembuatannya. Seni yang berkarya. Dahulu hampir semua rumah di desa memiliki pawon. Pawon merupakan ikon rumah tangga. Mereka lebih suka pawon karena bahan bakarnya murah, tersedia di sekitar rumah. Bapak-bapak repek di hutan. Repek itu bahasa Jawa. Repek itu mencari kayu bakar di hutan atau kebun. Ranting-ranting pohon kering banyak berjatuhan di hutan. Kayu-kayu kering banyak berserak di hutan tanpa empunya. Indahnya masa itu. Indahnya hidup mereka dalam balutan kesederhanaan. Pawon hanya butuh kayu atau blarak. Blarak itu bahasa Jawa. Bahasa Indonesianya janur dari pohon kelapa yang sudah kering. Blarak akan lepas dari pohonnya bila sudah kering. Namun sekarang, sudah abad 21, semua bergeser. Satu persatu rumah penduduk mulai berganti dengan kompor minyak kemudian minyak langka atau memang sudah habis maka berganti dengan kompor gas. Sekarang hutan-hutan sudah banyak yang berubah menjadi gedung-gedung, tanah pertanian, perkebunan sehingga otomatis kayu-kayu menghilang dan orang-orang susah mencari kayu bakar. Hanya satu dua rumah yang masih setia dengan pawon ini. Sesepuh yang lebih simple dengan pawon. Sesepuh yang tidak mau meninggalkan tradisi lama. Balutan tradisi kuno yang turun temurun. Menantunya begitu taat dan bisa mengikuti alur ibu mertuanya. Cekatan dalam memasak di pawon. Tradisi juga di rumahnya.
Pergeseran tradisi yang sangat cepat namun tak merubah mindset suasana desanya. Suasana kekeluargaannya.
Indonesia kaya akan tradisi. Indonesia kaya akan budaya yang harus dilestarikan khususnya di pedesaan, desa kepakisan Batur.
Nuansa desa yang alami. Dingin yang alami. 14 derajat di siang hari, turun 10 derajat di malam hari. Dinginnya tembus bak meteor yang menggila. Menusuk dalam dalam rongga rongga yang ada.
Desa ini
Desa kepakisan penuh warna
Desa kepakisan dalam balutan alami
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ini dia "Indonesia kaya akan tradisi." Top
mantap tulisannya
Makasih pak komen nya Latihan menulis kolom Ternyata asyek juga Pingin spt bpk, tulisannya top banget
Pemula bu, makasih motivasinya