JANGAN GENGSI NAIK OJEG
Punya mobil dan punya motor kok naik ojeg malu maluin ... kata kata itu terkadang terngiang dari mulut saudara, teman, dan tetangga. Gengsi dong naik ojeg, hari gini masih naik ojeg aja. Naik mobil dong ...atau bawa motor cakep sendiri dong biar keren.
Hari itu pertemuan pengurus mgmp akan dilaksanakan di Jakarta Pusat MAN 3. Aku bergegas karena waktu sudah siang, padahal rencana kumpul jam 8.00 wib pagi. Saya tidak bisa langsung berangkat ketempat kumpul, karena hari itu sedang pelaksanaan UMBK hari ke 3. Seperti biasa saya melaksanakan tugas terlebih dahulu menyiapkan peserta umbk. Karena saat ini saya diberikan tugas wakil bidang kesiswaan. Diawali kegiatan pembiasaan tadarrus dan sholat dhuha. Dilanjut baris dilapangan pemeriksaan kelengkapan dan kerapihan.
Setelah pukul 07.20 wib baru mereka ke ruang ujian masing - masing. Kring ... kring ... kring telephon berbunyi " pa ade sudah dimana ditunggu nih" oh iya maaf saya agak terlambat ya merapihkan siswa peserta ujian dulu. Lalu kulangsung berangkat dengan terburu - buru dengan memesan grabcar. Akhirnya saya sampai ketempat tujuan dan disana sudah ada teman - teman lagi menunggu. " Maaf ya saya terlambat". Ku langsung membuka laptopku dan mulai bekerja bersama teman - temanku menyusun susunan pengurus mgmp pai baru, membuat program, dan Ad Art mgmp PAI, yang harus diserahkan segera ke kasie guru.
Akhirnya selesai sudah tugas ini dan kamipun membubarkan diri untuk pulang ke rumahnya masing - masing. Ada yang menggunalan motor sendiri, mobil ada juga yang naik busway. Termasuk diri saya menggunakan jasa busway. Rasanya ingin tahu dan membiasakan diri naik busway biar bertambah pengalaman dan ilmu saya tentang busway. Walaupun agak sedikit takut dan ketidak tahuan saya cara dan alur naik busway. He he maklum jarang naik busway. Akhirnya saya naik busway sambil bertanya - tanya gimana dan arah menuju cengkareng atau kalideres. Pak satpam bilang naik saja dulu entar turun diharmoni lalu naik lagi ke kalideres. Walaupun sedikit penuh kubersabar berdiri sambil menikmati lajunya busway. Sesampainya dihalte cengkareng, saya turun dan langsung melalu jalur penyebrangan.
Disanapun sudah siap beberapa tukang ojeg non online berebut menyapa saya. Saya langsung berpikir rasanya kasihan kalau saya memesan ojeg online yang kemungkinan besar pasti ongkosnya lebih murah daripada ojeg non online didepan saya. Lalu saya mendekati bapak tua tukang oje yang dari tadi mengajak saya baik ke motornya. Berapa kalau sampai ke kayu besar pak ? Ia menjawab 20.000 aja pak lagi macet nih. Kubayang kalau pake ojol mungkin hanya 7 sd 10 ribu saja. Tapi saya tanpa berpikir panjang langsung naik motornya. Saya ga berani menawarnya atau ngotot mempertahankan ongkos yang saya inginkan. Ya udah pak ayo kita berangkat. Lalu dengan motor yang sedikit rusak saya melaju menuju rumah saya.
Ku berpikir yaa rabb setiap orang ada bagianya dan ada juga rezekinya. Mungkin hari ini saya harus mengeluarkan rezeki bapak ini. Darimana lagi rezeki tukang ojeg ini kalau bukan dari tarikannya. Karena ia tiap hari menunggu penumpang dihalte itu. Disinilah tugas kita harus saling berbagi, nilai sosial kita harus ada. Bukan karena gengsi, rendahan, atau takut dibilang miskin , orang ga punya kita naik ojeg atau menggunakan jasa orang lain. Niatkan saja kita sedang berbagi rezeki. Siapa dengan niat seperti itu rezeki kita akan ditabah oleh Sang pemberi rezeki.
Aamiin yaa rabbal aalamiin ...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar