Dengan perlahan Rana masuk kedalam telaga hingga kepalanya tak lagi terlihat di permukaan.

"Huks..huks" Rana terbangun sambil mengatur nafas nya yang tersengal-sengal.

Rana ingat semua hal yang terjadi. Dilihat nya kamar dengan warna biru langit. Saya pertanyaan yang kini ada di benaknya..

"Aku dimana?" Ucapnya dalam hati

Tok tok tok ..

"Nona bangun sudah siang" teriak seseorang dari balik pintu kamarnya.

"Nona?" Tanya Rana heran sendiri. Percaya atau tidak dirinya dipanggil "Nona".

Rana berjalan melihat seisi kamarnya yang sangat luas. Ini bukan mimpi ini kenyataan. Kehidupan nya berubah drastis. Bahkan ia terkejut melihat gambar dirinya terpajang disisi kamarnya. Rana tersenyum kebebasan yang ia impikan kini telah hadir. Rana berjalan kearah jendela dan menyibak gorden.

"Selamat datang kehidupan baru" teriaknya saat melihat matahari yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Rana bergegas mandi ia sangat semangat hari ini bahkan ia tak perlu takut lagi keluar rumah saat pagi ataupun siang hari.

Tiba-tiba Rana teringat rumah nya di desa. Rana meminta supir dan bibi untuk menemani pergi kesana . Entah kenapa Rana bisa mengingat jalan ke desanya. Anehnya desa tempat tinggalnya sudah tidak ada, rata dengan tanah.

"Non ayo kita pulang, matahari sudah mulai tenggelam" bujuk sang bibi.

"Mari non masuk" lanjut pak supir sambil membuka pintu mobil dan mempersilahkan Rana masuk.

Rana menoleh kearah keduanya dan menganggukkan kepalanya. Rana melihat dari kaca mobil pepohonan yang mereka lalui. Mata Rana membelalak kaget melihat nenek tua duduk dibatu dekat telaga. Nenek itu tersenyum penuh arti. Siapapun nenek itu darimana asalnya bahkan telaga harum yang selama ini ia jaga kesucian nya biarlah semua menjadi misteri. Hanya mereka dan alam yang tau. Dengan lirih Rana berucap

"Terimakasih nek telah membebaskan Rana".

-Tamat