BATU AKIK VS AGLAONEMA
BATU AKIK VS AGLAONEMA
Oleh : Ade Putra #MenulisHariKe-246
Masih ingat beberapa tahun lalu, ketika banyak orang yang demam mendadak. Demamnya bukan demam sembarangan, melainkan demam dengan batu akik. Di manapun berada, pasti pembicaraan orang tentang koleksi batu akik yang dimilikinya. Bahkan ketika sedang berkumpulpun, jemari menjadi ajang pamer dengan batu akik. Hanya saja demam batu akik ini didominasi kaum adam hanya sedikit kaum hawa yang menggemarinya.
Demam batu akik ternyata membawa berkah tersendiri bagi pengrajinnya. Karena banyak sekali pesanan dari orang - orang yang ingin memoles batu akik menjadi cantik. Pengrajin biasanya mendapat untung Rp. 500.000 - 700.00 perharinya. Sungguh pemasukan yang luar biasa kala itu.
Sekarang batu akik sudah tidak booming lagi, tidak terlihat pengrajin berjejer dipinggir jalan. Itu menandakan batu akik sudah kurang diminati penggemarnya. Sehingga penghasilan pengrajin batu akik boleh dikatakan tidak ada, dan bahkan peralatan untuk memoles batu akik sudah dijual sebagian oleh pengrajinnya. Tetapi sekarang berbalik 180 derajat. Batu akik diminanti kaum adam, sekarang giliran kaum hawa yang lagi demam. Demam apa itu?
Ya, sekarang kaum hawa lagi demam dengan tanaman hias, guna memperindah dan mempercantik rumah. Tanaman hias itu bernama sri rejeki. Di kutip dari dosenpertanian.com tanaman sri rejeki berasal dari suku talas - talasan atau Araceae yang diyakini dapat membawa keberuntungan. Tanaman sri rejeki atau mempunyai nama lain aglaonema dan chinese everegreen Nama aglaonema berasal dari bahasa Yunani “aglaos” dan “nema” atau “nematos” mempunyai arti terang atau mengkilap. Penyebaran utama aglaonema adalah di kawasan Asia Tenggara antara lain Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Laos, Vietnam, Brunei Darussalam Myanmar. Selain itu juga tanaman ini menyebar sampai ke Cina, Amerika dan Florida.
Kembali kita pada demam yang melanda emak - emak disaentoro Indonesia. Demam mengoleksi tanaman aglaonema. Hampir setiap rumah tanaman hias ini ada. Mulai dari pot yang kecil hingga yang besar. Bahkan kaum hawa rela berburu kemana saja, demi melampiaskan hasrat mereka untuk mendapatkan tanaman dari ordo Arales ini.
Tidak sedikit emak - emak menjadikan tanaman hias sebagai ladang bisnis. Mereka mengumpulkan semua jenis aglaonema, kemudian mereka jual. Tak tanggung - tanggung harganya berkisar dari Rp.75.000 - 100. 000, yang lebih menjanjikan ada yang mencapai satu jutaan untuk jenis tertentu. Sungguh menjanjikan untuk bisnis, apalagi ditengah pandemi.
Semoga demam aglaonema tidak seperti demam batu akik. Booming hanya sementara lalu lenyap begitu saja. Yang kita takuti adalah, setelah demam ini berlalu, tanaman hias itu tidak terawat lagi, malahan ada yang mati karena tidak ada lagi orang yang mencintai.
Dharmasraya, 19 September 2020


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mudah2an membawa berkah, Pak
Aku pencinta akik dan aglonema nya semoa selalu viral setiap hari, Sukses selalu Pak
Keren Pak, kalo saya lebih suka batu akiknya pak, daripada aglonema.
Mantap pak...aku suka batu akik.