( Menulis hari ke - 104 )

#TantanganGurusiana

Saya pernah mendengar cerita sahabat, yang hobinya berburu. Dimana saja tempat berburu, pasti sudah dia kunjungi. Belum nikmat rasanya, kalau dalam sebulan dia tidak ikut berburu. Apa yang mereka buru? Ya jelas babi, karena babi adalah musuh bagi petani.

Suatu hari, sambil bercanda dia menceritakan pengalamannya saat ikut berburu, dia dan kawannya sangat lapar. Lihat duit di kantong hanya tinggal Rp. 3000. Untuk beli nasi bungkus satu porsi mana cukup. Lalu sahabat saya ini pergi mendekati penjual nasi, dan memesan nasi anjing. Istilah nasi anjing digunakan orang berburu, karena nasi itu diperuntukkan untuk makan anjing yang sudah capek berburu.

Nasi Anjing ini terdiri dari nasi ditambah kuah - kuah. Tidak ada lauk, ataupun sayur. Nah itulah yang diberikan kepada anjing. Harganya pun murah, Rp.3000 ( waktu itu ) sudah dapat satu porsi nasi anjing tersebut. Jadi orang yang berburu, pernah memesan nasi dengan istilah " Nasi Anjing " ini.

*****

Karena malu dilihat orang, sahabat saya menjauh dari keramaian, mencari tempat sepi, sebab dia akan menyantap nasi yang dipesannya tadi. Nasi yang hanya disiram dengan kuah, tanpa lauk dan sayur,( sejatinya untuk makan Anjing ). Dalam hati dia berkata, " nasi ini setidaknya mampu mengganjal perut yang tidak bisa lagi diajak kompromi". Dengan lahap dia menghabiskan nasi kuah tanpa lauk dan sayur tersebut.

Berita terbaru yang sedang viral, berita yang menjadi kontroversi disemua kalangan, ketika sekelompok orang yang tujuannya baik, untuk membantu orang - orang yang sedang susah ditengah Covid - 19. Kelompok ini memberikan bantuan nasi bungkus kepada warga kurang mampu.

Tapi, dibungkus nasi tersebut ada logo dan tulisan " Nasi Anjing ". Walaupun lauknya bukan daging anjing, tetapi membaca tulisannya saja, kita sudah merasa jijik. Mengapa tidak " Nasi tempe " saja yang ditulis, isinya nasi dan tempe orek serta tahu. Mungkin nasi bungkus tersebut nikmat terasa. Lagian warga kurang mampu, pasti pillih - pilih juga dalam menerima bantuan. Apakah layak atau tidak layak untuk dikonsumsi.

Semoga kasus ini cepat selesai, dan yang memberikan nasi anjing ini meminta maaf kepada warga yang telah menerima bantuan. Jangan sampai niat mulia kita ternoda dengan kelalaian, yang berdampak besar terhadap masyarakat.

Mohon kritikan dan masukan atas tulisan ini.

Salam Literasi

#RamadhanKetiga

Teluk Lancang Tebo Jambi, 27 April 2020