Kata yang santun, melahirkan kedamaian

( Tantangan menulis hari ke - 25 )

#TantanganGurusiana

Jumat pagi, ketika mau berangkat ke sekolah. Saya singgah sebentar di ATM. Suasana yang masih sepi, kendaraan yang lalu lalang pun tidak begitu banyak. Sehingga saya tidak perlu mengantri.

Setelah masuk ke ATM, saya langsung memasukan kartu, dan menekan pin. Baru saja mau menekan tombol tranfer, tiba - tiba mesin ATM mati. Otomatis kartu saya tinggal dalam mesin tersebut. Saya sedikit panik, karena memikirkan kembali akan berurusan dengan bank, untuk mengurus ATM yang tertelan.

Saya berusaha menghubungi petugas kebersihan, pada saat itu mereka sedang membersihkan lantai dan menyapu halaman bank.

" bang, bagaimana ini kartu ATM saya tertinggal dalam mesin, sedangkan mesinnya mati "

" kalau sudah masuk, ya gimana lagi " sahut salah seorang petugas yang sedang menyapu halaman.

" waduuh... Kok jawabannya begitu " saya berusaha tenang.

" mohon maaf pak, petugas bank baru datang ke kantor jam delapan pagi. dan kunci mesin ini ada sama petugas. Nanti saja bapak kembali ke sini " ujar salah satu petugas kebersihan yang sedang mengepel lantai.

Saya masih bertahan berdiri didepan ATM ini, berharap ada yang bisa membantu. Tiba - tiba lampu listrik hidup, dan petugas yang mengepel lantai tadi berusaha masuk ke ruang ATM, dan mencoba mengambil ATM saya.

Alhamdulillah, ATM saya selamat. Tanpa pikir lagi, saya langsung berangkat menuju sekolah, dan menunda niat untuk transfer pagi itu.

Namun yang jadi pikiran oleh saya, jawaban kurang sopan atau kurang enak didengar dari salah satu petugas kebersihan. Andai saja saya dalam keadaan emosi, tentu akan terjadi perdebatan yang sangat panjang waktu itu.

Untunglah, petugas yang satunya bisa memberikan kata - kata yang membuat hati ini damai. Membuat kita tidak panik dengan keadaan yang sedang terjadi.

Jadi, kata yang santun akan melahirkan kedamaian.