Lagunya Pedagang
Lagunya Pedagang
( Tantangan Hari Ke - 9 )
#TantanganGurusiana
Istri saya telpon, kalau sudah pulang kerja, tolong belikan cabe di pasar. Karena stok di rumah sudah habis.
Setelah pulang kerja, saya pun singgah di pasar untuk membeli cabe. Dengan menggunakan pengaman seperti Helm, masker kain, serta sarung tangan ( biar identitas tidak terdeteksi..hoho..) saya masuk ke lorong - lorong pasar.
Penat berjalan, akhirnya saya menemukan penjual cabe yang menurut insting saya, jika membeli disini pasti tidak banyak tawar - menawar, karena yang menjual adalah cowok, dan pembelinya juga cowok.
Saya : " Bang, berapa harga cabe seperempat" ?. Saya pun mulai bertanya.
Penjual : "seperempat harganya Rp. 13.000, bang "! ). Jawab si penjual.
Saya : " nggak bisa kurang lagi bang " ?. Saya pun mulai menawar.
Penjual : " ya sudah, ambil Rp. 12.000 saja, bang "
Saya : " tolong ambilkan saya seperempat ya bang ".
Penjual mulai memasukkan cabe kedalam kantong plastik yang telah disediakannya. Dari mulai dia mengambil cabe sampai memasukkan kedalam kantong asoi, saya selalu memperhatikan. Yang bikin saya kaget, cabe yang kualitasnya kurang bagus lah dimasukkan kekantong tersebut. Dengan perasaan jengkel saya bilang.
Saya : " bang, kok yang dimasukkan kedalam kantong, cabenya kurang bagus "? saya mulai emosi.
Penjual : " kalau mau yang bagus, pilih sendiri dan harganya Rp. 13.000 ". Jawab penjual tersebut.
Saya : " ya nggak apa - apa, saya bayar Rp.13000 bahkan Rp. 15.000 asal cabenya bagus ". Mulai darah ini mendidih.
Dengan kesal, saya mulai memilih satu persatu cabe yang kualitasnya bagus. Dalam hati ini bergumam, " mengapa penjual tidak memberitahu dari awal kalau seperti ini sistemnya. Lagunya pedagang memang seperti ini. ". Akhirnya tanpa ada kata - kata lagi, transaksi pun selesai.
Ada pelajaran yang bisa saya petik, dari kejadian ini. Terkadang pedagang ada juga yang nakal. Jualan yang kualitasnya bagus dia letakkan didepan atau bagian atas, biar terkesan bagus. Padahal dibawah ataupun yang berada dekat dengan penjual, jualannya kurang bagus. Jadi kalau kita tidak sempat memilih dan pasrah dengan kelakuan pedagang, bisa - bisa kita mendapat barang yang kurang bagus kualitasnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kalau saya tidak pernah tawar menawar pak kalau belanja keperluan dapur jadi bebas memilih hehehehe.Keren ya Pak, belajar merasakan jadi ibu ibu sejenak. Sejenak aja Bapak udah rada jengkel gimana kalau tiap hari Pak, jengkelnya jadi sirna atau bertambah ya Pak, canda ya pak hehehehe. Mantap tulisannya dan sukses selalu buat bapak.
Betul buk... Gak kebayang tiap hari ibu ibu berhadapan dengan berbagai macam karakter penjual.Terima kasih banyak buk, sudah hadir disini. Doa yang sama untuk ibuk. Salam kenal
Salam kenal kembali pak dan salam literasi.
itu belagu,.bukan lagu..
Whahaha....haha...pedagang biasanya punya lagu pak.
Mantap suhu....Follow back aku nya ya??
Terimakasih KomandanSiaaap....sudah di Follback komandan
Hehe...trimkasih...
Sama2 buk komandan