Langganan
Langganan.
Setiap kita pasti ada tempat atau orang langganan dalam belanja. Hal ini tentu memudahakn mencari apa yang kita butuhkan
Misalnya, karena kita sudah ada orang langganan menjual daging, otomatis kita langsung mencari orang tersebut. Begitu juga ketika kita mencari baju di toko, dengan orang yang sudah biasa melayani kita, tentu membuat transaksi jual beli lebih menyenangkan.
Kemaren saya menemani istri belanja ke pasar tradisional. Kebetulan kakak ipar menjual rempah - rempah yang sangat dibutuhkan emak - emak untuk campuran masakannya di pasar tersebut.
Saya pun ikut membantu menjualkan dagangannya, karena istri dan kakak ipar pergi mencari bahan - bahan yang dibutuhkan beberapa hari kedepan.
Ternyata berdagang itu lebih menyenangkan, karena kita akan tahu berbagai macam karakter pembeli. Ada pembeli yang pintar menawar, bahkan saking pintarnya dia menawar jauh dibawah rata - rata. Ada pembeli yang membeli satu macam bahan, tetapi suka mintak dilebihkan, tetapi ada juga pembeli yang ramah artinya tidak banyak cerita.
Beberapa pembeli sudah saya layani dengan semaksimal mungkin, mulai menawarkan dagangan, memberikan senyuman, memberikan candaan, dan tak lupa ucapan terima kasih kepada pembeli yang sudah membeli dagangan.
Tetapi ada beberapa pembeli, mungkin orang yang sudah langganan tetap dengan ipar, mereka shock melihat karyawan baru seperti saya, sehingga dia hanya bertanya dan berlalu tanpa permisi.
Terkadang ada pertanyaan pembeli yang begitu dramatis, sehingga saya harus mengeluarkan jurus ampuh untuk menangkalnya. Berikut dialog singkat antara saya dan prmbeli :
Pembeli : mana orangnya?
Saya : lho...saya ini orang buk! ( Mungkin saya kelihatan seperti Ultraman, karena anak saya baru saja membeli mainan Ultraman )
Pembeli : Maksud saya, uni yang biasa jualan ini ( sedikit gelapan mendengar ucapan saya )
Saya : ooo.....dia pergi sebentar buk.
Pembeli : ya sudah, nanti saya balik lagi ( pergi dan berlalu, sehingga hilang dari pandangan )
Akibat orang langganan tidak ada, ibuk itu mengurungkan niatnya untuk tidak membeli.
Dari kejadian ini, saya pribadi dan kita semua bisa mengambil pelajaran, diantaranya :
1. Setiap kita ibarat pedagang, melayani pembeli sebaik mungkin, sehingga pembeli tersebut merasa puas atas pelayanan, dan keramahan kita.
2. Jika orang langganan kita tidak ditempat, dan kita hanya menemukan orang lain, gunakanlah bahasa yang nyaman, agar orang tersebut tidak merasa diabaikan.
Tanjung Bonai Aur Selatan, 10 Januari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar