Puisi
Belajar menulis puisi.
Pusara " Ayah " Memanggil
Nak...
Jika kau penat merantau
Sesekali pulanglah
Lihat kampungmu
Lihat Ibumu
Lihat kakak - kakakmu
Lihat Kemenakanmu
Lihat Saudara - Saudaramu
Lihat Ninik Mamakmu
Lihat sawahmu
Lihat ladangmu
Dan
Lihatlah tepian mandimu.
Bukankah dulu kau pernah ada untuk mereka
Bukankah dulu kau pernah tertawa dengan mereka
Bukankah dulu kau pernah menangis di hadapan mereka.
Nak..
Yang tidak boleh kau lupakan
Adalah Pusaraku nak
Pusara ayahmu
Datanglah nak
Ayah juga rindu akan hadirmu
Ayah juga rindu belaian tanganmu
Walupun sekarang kau tidak bisa lagi menyentuhku
Namun,
Aku akan tetap tersenyum
Saat kau menyentuh pusaraku.
Tanjung Bonai Aur Selatan, 8 Januari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar