Sejak kecil, saya senang sekali jika bisa menceritakan sesuatu kepada orang-orang yang saya temui. Misalnya, saya diminta menceritakan film atau kartun yang telah saya tonton atau menceritakan kembali buku yang sudah saya baca. Ketika memasuki fase ujian di sekolah, saya juga akan sangat senang jika apa yang saya pelajari di hari sebelumnya mampu saya sampaikan kepada teman-teman saya di sekolah sebelum ujian dimulai. Tujuannya adalah membantu teman saya mengetahui informasi tentang pelajaran yang akan diujikan dan sekaligus menjadi sebuah cara bagi saya untuk mempertajam ingatan saya terhadap pelajaran yang saya baca tersebut.

Hal itulah yang mungkin mendorong saya untuk meneruskan kegemaran saya itu ditingkat yang lebih serius. Sejak duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (SD) saya mulai memberanikan diri untuk mengikuti perlombaan pidato bahasa Inggris tingkat MI pada event PORSENI Madrasah Tingkat Kota Medan. Padahal saya merasa bahasa Inggris saya biasa saja. Tidak sebaik dan sekeren orang-orang. Namun, guru Bahasa Inggris saya ketika itu sangat mensupport dan memotivasi saya, sehingga walaupun tidak menang tetapi pengalaman itulah yang membuat satu keyakinan dalam diri muncul untuk berani menjadi lebih baik.

Saat duduk di bangku Tsanawiyah (SMP) saya melanjutkan hobi saya tersebut, dan menjadikannya sebagai sebuah bakat. Saya meyakini bahwa Allah Swt telah menciptakan setiap manusia dengan bakat dan skill masing-masing. Semua orang adalah istimewa dengan bakatnya. Maka saya coba yakinkan dalam diri, bahwa bakat saya ada di bidang public speaking, walaupun saya belum expert di dalamnya. Perjalanan pun dimulai dengan perlombaan demi perlombaan baik tingkat sekolah, kota dan provinsi. Akhirnya bakat dan kegemaran itu menghantarkan saya pada sebuah acara reality dan variety show yang ditayangkan di salah satu televisi nasional yaitu AKSI Indosiar 2016 yang merupakan ajang pencarian bakat ustadz dan ustadzah agar mampu mengembangkan Islam ke seantero negeri. Alhamdulillah, Allah memberi karunia-Nya kepada saya sehingga bisa menjadi Runner Up 1 AKSI Indosiar 2016 mewakili kota Medan.

Sejak kembali dari lomba setingkat nasional tersebut, Allah membuka jalan dakwah yang semakin luas bagi saya sehingga beberapa kali diundang menjadi narasumber atau pemateri di acara kajian remaja, kampus dan sekolah dalam dan luar provinsi. Kemudian hal yang juga tidak pernah saya bayangkan adalah menjadi seorang guru Fiqih di MAN Tebing Tinggi, padahal latar belakang pendidikan saya baik S1 dan S2 bukan dibidang pendidikan. Hemat saya, inilah cara Allah untuk mengepakkan sayap dakwah semakin luas dan panjang agar bisa menjadi manfaat bagi umat sesuai dengan hobi saya. Satu hal yang sangat saya syukuri dari perjalanan ini adalah bahwa kegemaran yang kita tekuni, dengan izin Allah akan menjadi sebuah nilai yang sangat berharga. Betapa nikmatnya bekerja sambil jalan-jalan dan jalan-jalan dalam rangka bekerja. Alhamdulillahi ‘ala Kulli Haal. Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kita dustakan.