Menimbulkan Minat Baca Anak
Sejak ramainya masyarakat berbondong-bondong bermain sosial media, Facebook, WhatsApp, Instagram, YouTube dan game-game online menjadi primadona. Orang-orang merasa ketinggalan kalau tidak mampu mengoperasikan gadget. Akhirnya berbagai merk dan tipe bermunculan di pasaran sejalan dengan pesatnya tingkat konsumen masyarakat terhadap gadget.
Tentu hal seperti ini akan membawa dampak, baik positif dan negatif. Positifnya adalah dengan hand phone yang saat ini lebih dikenal dengan ponsel pintar (smart phone), masyarakat bisa menjalin silaturahim dengan sanak famili, teman-teman bahkan berselancar tentang informasi lokal dan mancanegara. Namun dibalik sisi positif, pasti ada juga sisi negatifnya. Kemunculan ponsel pintar dengan segala kecanggihannya mendorong masyarakat untuk bermain sosial media baik kalangan muda maupun tua. Efeknya masyarakat lebih suka berlama-lama bersama smart phone dari pada Al-Qur'an, buku, koran dan media cetak lainnya.
Efek samping dari bersosial media dirasakan juga oleh anak-anak. Dahulu, ketika melihat majalah atau buku dongeng, anak-anak akan merasa tertarik dan meminta orangtua untuk membacakannya. Namun, sejak smart phone lebih digandrungi dari pada buku, secara tidak langsung membawa efek bagi anak-anak sehingga mereka lebih senang jika bermain game atau sekedar nonton video di YouTube dengan smart phone dari pada membaca buku. Tentu kita semua sepakat bahwa itu bukanlah sebuah prestasi.
Tugas kita sebagai orangtua dan guru sangat diperlukan dalam kasus ini. Mari kita berjuang dengan kemampuan kita, untuk menghindarkan anak-anak kita dari smart phone yang belum saatnya mereka gunakan. Paling tidak meminimalisir penggunaannya agar tidak berbahaya bagi mata, saraf dan perilakunya.
Mengajak mereka mengunjungi toko buku adalah salah satu cara mengalihkan perhatian mereka pada gadget. Pilihkanlah buku-buku yang sesuai dengan usia mereka dan pandulah mereka untuk membacanya dirumah dan mencintai buku. Sikap ini penting untuk kita perhatikan, mengingat generasi zaman now dikenal dengan "generasi nunduk". Maksudnya lebih senang merundukkan pandangan untuk melihat layar hp dari pada memperhatikan lingkungan sekitar. Bahkan seolah-olah yang jauh terasa dekat dan yang dekat terasa jauh. Jika hal tersebut kita biarkan tanpa mengambil tindakan, maka anak-anak kita akan kehilangan kesempatan belajar berkomunikasi dengan baik, kehilangan sopan santun serta kepedulian terhadap sesama dan dampak yang lebih parah anak-anak kita akan kehilangan hormat kepada orangtuanya karena merasa orangtuanya pun tidak lagi memperhatikan dirinya akibat gadget. Na'udzubillahi min dzalik
Untuk semua orangtua, mari bersemangat untuk menimbulkan minat baca pada anak-anak kita dengan cara meminimalisir penggunaan gadget di depan anak,mengajaknya ke toko buku dan bimbinglah mereka dalam membacanya. Jadilah contoh yang baik bagi mereka. Bismillah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren tulisannya ibu, sgt inspiratif
Makasih ibu cantik ^^
Bener sekali itu, jadi anak kecil kalau megang alat Teknologi itu berdampak bahaya bagi kesehatan mata ataupun organ lainnya jadi harus dihindari alat teknologi itu semvunyiin