SABDA DAUN
SABDA DAUN
sore itu, sebelum senja
daun mengapung di kolam dekat puskesmas
dan dokter-pengunjung lupa
tak membersihkannya
:daun dibawa hujan bagai anak kehilangan ibunya
-menjerit dalam hujan tak reda
pun malam memaksa menggulung senja
daun mencoba tidur dan bermimpi
berharap akan menangkap cahaya
tapi daun menangis dan meringkik seketika
ternyata masih dirindukannya
ranting yang melahirkannya
ah, ditanggalkan bayangan satu per satu
dalam perjalanan yang semakin gelap
:dedaun terus rerbang dibawa angin
menerima ketiadaan yang dicatat Tuhan
pagi itu tiba-tiba, daun gemetar
ia dijatuhkan angin di pasar
rasa takutnya menumpuk-menyelusup tulang
lalu tiba-tiba berteriak" manusia yang bersalah bukan aku!"
aku anak rating yang dilahirkan dari darah hujan"
dan dedaun terhenti merasa ada yang ngintip diam-diam
saat pedagang dan pembeli masih sibuk
daun mengapung di selokan
meratapi sepi mencipta dunia sendiri
Adi Rosadi
Cianjur, 2017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Siiiip....
makasih mohon masukannya