Pelajaran Berharga dari Sebuah Titik Koordinat
Titik koordinat merupakan kedudukan suatu titik tertentu pada peta, di mana titik tersebut mempertemukan garis vertikal dan garis horizontal pada suatu peta. Garis vertikal ini kalau tidak salah disebut juga dengan garis Lintang, sedangkan garis horizontal disebut juga dengan garis bujur.
Dari sebuah titik koordinat ini, ada suatu pelajaran yang sangat berharga bagi diri saya sendiri. Pelajaran yang tidak mungkin bisa saya dapatkan jika tidak menentukan titik koordinat ini langsung ke rumah murid-murid saya. Berawal dari keluarnya sebuah surat dari Dinas Pendidikan Kota Padang yang berisi tentang penetapan titik koordinat tempat tinggal siswa. Dalam surat tersebut terdapat dua poin penting yang harus diperhatikan oleh masing-masing sekolah yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Padang. Kedua isi surat tersebut adalah :
1. Mendata seluruh siswa kelas VI sebagai peserta Penilaian Akhir/Kelulusan.
2. Menetapkan titik koordinat tempat tinggal siswa kelas VI dengan cara guru mengunjungi rumah/tempat tinggal siswa kelas VI dan mengambil Titik Koordinat rumah/tempat tinggal siswa kelas VI tersebut untuk dilaporkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang sesuai format terlampir dalam surat ini.
Pertama kali mendapatkan surat ini, timbul suatu rasa menolak dari dalam diri saya sendiri. Saya harus mendatangi masing-masing rumah murid saya untuk menetapkan titik koordinat rumah/tempat tinggal masing-masing. Dengan tugas yang begitu banyak harus dilakukan, benar-benar membuat perasaan hati saya tidak mau untuk melaksanakannya. Berbagai macam cara dilakukan untuk mencari bagaimana saya bisa mengumpulkan titik koordinat rumah/tempat tinggal murid saya tanpa harus datang langsung ke rumah mereka masing-masing. Termasuk bertanya kepada teman sejawat cara yang pas digunakan untuk menentukan titik koordinat tersebut. Akhirnya ada pendapat dari teman sejawat saya, untuk menentukan titik koordinat tersebut bisa dilakukan dengan cara share lokasi dari aplikasi WhatsApp (WA).
Informasi pun diumumkan langsung pada grup WA Kelas VI yang telah ada. Masing-masing murid, mulai mengirimkan titik koordinat rumah lewat aplikasi WA tersebut. Saat saya mengecek satu persatu, ternyata ada beberapa dari titik koordinat yang dikirimkan jauh sekali letak dari posisi rumah yang sebenarnya. Saya pun mulai mencari aplikasi yang cocok untuk menentukan titik tersebut. Dan akhirnya berhasil menemukan aplikasi yang sesuai. Rasa malas untuk melakukannya masih berkecimpung kuat dalam hati saya.
Suatu hari teman sejawat saya yang menjabat sebagai operator sekolah di tempat saya bertugas menanyakan apakah titik koordinat rumah murid sudah selesai atau belum. Dan saya pun menjawab belum dikerjakan sama sekali. Karena data tersebut harus di input kan ke dalam aplikasi Dapodik dan akan dikirim secepatnya, saya pun mulai mendatangi rumah mereka masing-masing untuk menetapkan titik koordinat tersebut. Dalam satu hari hanya bisa menetapkan titik koordinatnya paling banyak 3 orang murid. Sementara jumlah murid yang harus ditentukan titik koordinat rumahnya ada 21 orang. Saya pun memulai dengan mendatangi rumah-rumah mereka yang letaknya bisa dikatakan agak jauh dari teman-teman yang lain.
Ternyata dengan mendatangi langsung ke rumah mereka, menimbulkan suatu perasaan yang begitu dekat dengan mereka dan juga orang tuanya. Saya bisa langsung berbincang-bincang dengan orang tuanya, yang selama ini benar-benar sedikit agak susah dilakukan karena kebanyakan orang tua tidak mau datang ke sekolah saat dipanggil. Setelah selesai dengan mendatangi murid-murid saya yang rumahnya jauh dari teman-temannya yang lain, mulai hari ini Senin / 26 April 2021 saya mulai mendatangi rumah murid-murid saya dengan posisi rumah yang saling berdekatan satu dengan yang lainnya.
Rumah pertama yang saya datangi adalah murid saya yang bernama Vira. Setelah sampai di rumah Vira, sambil orang tuanya mengisi formulir yang diberikan, saya pun mulai bertanya kepada Vira siapa rumah temannya yang dekat dengan tempat tinggalnya. Disebutlah rumah Fitria. Orang tua Vira pun menjelaskan di mana letak rumah Fitria tersebut secara rinci. Setelah selesai mengisi dan menetapkan titik koordinat rumah Vira, saya pun berpamitan dengan orang tua Vira untuk menuju ke rumah Fitria.
Berdasarkan arahan yang diberikan, saya pun sampai di rumahnya Fitria. Sambil mengisi formulir dan menetapkan titik koordinat rumahnya Fitria, saya pun bertanya kepada orang tua Fitria siapa saja teman Fitria yang rumahnya berdekatan dengan rumah Fitria.
Dari sekian banyak yang disebutkan oleh orang tua Fitria, akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi rumahnya Yohannes. Saya pun diantarkan oleh adiknya Fitria. Sesampai di rumah Yohannes, sambil mengisi formulir dan menetapkan titik koordinat rumah Yohannes, saya pun bertanya kepada orang tua Yohannes di mana rumahnya Aldo. Dan akhirnya saya diantarkan oleh Yohannes ke rumah Aldo.
Setelah masuk ke arah rumahnya Aldo, saya pun bertanya kepada Yohannes yang mana rumahnya Aldo. Yohannes menunjukkan rumah Aldo tersebut. Karena merasa belum yakin, saya pun beberapa kali memastikan apakah benar itu rumahnya Aldo. Dan Yohannes pun menjawab dengan jawaban yang sama. Karena memikirkan masih banyak lagi murid-murid saya yang mau dikunjungi, saya pun mulai mendekati rumahnya Aldo. Saya merasa prihatin sekali melihat keadaannya. Rumahnya yang terdiri dari 2 kamar, tak ada ruangan untuk menyambut tamu jika ada yang datang. Dinding rumah pun hanya berupa triplek dan kayu yang sudah mulai lapuk.
Besar masing-masing ruangannya pun sangat kecil. Hanya bisa ditempati oleh satu tempat tidur ukuran sebesar springbed. Jarak springbed dengan dinding rumah, hanya bisa dilalui oleh satu orang saja. Benar-benar begitu miris melihat keadaan rumah Aldo. Atap rumah pun bisa dikatakan seadanya saja. Yang penting tidak basah dikala hari hujan.
Lingkungan sekeliling rumahnya pun banyak semak belukar. Kalau bisa dibilang benar-benar jauh dari kata layak untuk ditempati sebagai tempat tinggal. Ada satu hal yang menarik saya temukan dari sifatnya Aldo. Ternyata dia anak yang asyik diajak untuk bicara. Sangat berbanding terbalik saat ia berada di sekolah yang lebih banyak diam dari pada berbicara. Jika berbicara pun di sekolah hanya sebentar saja. Tidak sama dengan temannya yang lain. Dari sini pun saya bisa menjawab pertanyaan yang timbul selama ini tentang ia. Ternyata ada sisi yang begitu menarik dari dalam dirinya.
Begitu banyak sekali pelajaran yang berharga diambil dari sebuah Titik Koordinat ini. Saya bisa lebih memahami bagaimana keadaan lingkungan mereka, bisa berbicara langsung dengan orang tua mereka. Bahkan saya menemukan sifat yang menarik dari dalam diri mereka yang selama ini tidak pernah saya temukan. Kebetulan murid saya ini sudah hampir 3 tahun bersama mereka. Mulai dari mereka di kelas IV sampai sekarang di kelas VI.
Dari kegiatan ini bisa memperbaiki diri saya sendiri. Seberapa padat pun kegiatan yang saya lakukan, saya akan berusaha meluangkan waktu sebentar untuk mengunjungi mereka ke rumahnya. Itu pun insya Allah akan saya lakukan kepada murid-murid saya yang selanjutnya. Semoga pengalaman ini bisa memberikan suatu pelajaran yang bermakna untuk kita semua. Yang terpenting sepadat apa pun kegiatan yang kita lakukan, kita harus bisa meluangkan waktu sebentar untuk mengunjungi murid-murid kita sendiri ke rumahnya sehingga bisa lebih paham dan mengerti dengan mereka.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar