Sekolah adalah rumah kedua bagi saya. Kenapa saya katakan sebagai rumah kedua karena disekolahlah banyak waktu kita habiskan selain dirumah kita masing-masing. Tapi ada satu kejadian yang membuat saya jengkel dan sampai sekrang masih teringat dikepala saya. Saya merupakan honorer disekolah bahkan sampai sekarang. Pada awal masuk sekolah tersebut saya ditempatkan dilaboratorium IPA sebagai teknisi disana.

Saya kerjakan tugas saya sesuai tupoksi saya sebagai teknisi labor seperti mengadministrasikan dokumen laboratorium, menjaga dan merawat alat-alat laborotorium, menjaga kebersihan labor, menyiapkan alat dan bahan  untuk anak-anak pratikum.

Jadi suatu ketika, ntah kenapa atasan saya yaitu kepala laborotorium itu menyampaikan kepada rekan guru yang lain, saya memakan gaji buta artinya saya hanya digaji tanpa ada kerja. Lalu mendengar hal itu saya langsung sok dan merenungkan diri. Kok bisa ibu itu bicara seperti itu? saya introspeksi dirumah dan saya tidak kesekolah hari itu. Tatkala hari itu juga saya ditelfon oleh kepala sekolah dan bertanya kenapa tidak datang kesekolah, lalu saya ceritakanlah apa yang saya alami. Oh begitu kata kepala sekolah. Maka pada hari itu juga saya disuruh kesekolah. Lalu kepala labor tersebut minta maaf atas omongannya dan benar-benar tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan saya.

Oleh karena itu kita mustinya berhati-hati dalam berbicara. Saya ingat kata pepatah mulutmu adalah harimaumu. Jaga perkataan dengan lawan bicara kita, baik dia itu seumuran, lebih tua dari kita bahkan juga lebih muda dari kita.