Merananya Pelajaran Matematika
Harian republika dalam sebuah versi cetak menurunkan berita "Matematika Diselewengkan". Kurikulum pelajaran matematika di level pendidikan dasar dan pendidikan menengah saat ini banyak diselewengkan, demikian tutur Saladin Utunggadewa seorang Dosen ITB.
Penyelewengan ini banyak dilakukan oleh lembaga bimbingan belajar dan para pembina kompetisi. Lembaga bimbingan belajar memberi siswa rumus yang cepat dengan tujuan supaya bisa mengerjakan soal-soal ujian. Sedangkan kurikulum yang telah dibangun dengan biaya tidak sedikit dan waktu yang panjang, dirusak dengan dalih "mencari rumus yang tidak berlaku umum".
Pendapat ini bukan tanpa alasan, sebab menurut dia bahwa mahasiswa yang dulunya mengikuti bimbingan belajar ternyata kesulitan mengikuti kuliah dibanding dengan mahasiswa yang tidak mengikuti bimbingan yang kebanyakan berasal dari desa. Bimbingan belajar memang lebih berpusat di perkotaan, karena sumber pendanaannya mudah didapatkan.
Sewaktu saya masih menjadi mahasiswa, ada seorang dosen memberikan informasi bahwa ada beberapa guru yang sengaja tidak memberi materi pelajaran secara utuh, agar supaya bimbingan belajarnya laris, sebab guru itu menjadi salah satu tentor. Atau bisa juga, guru memberikan materi pelajaran yang berbelit-belit, sementara pada waktu dia memberi materi di lokasi bimbingan belajar dengan cara yang praktis.
Beberapa waktu yang lalu, saya mengajar kelas 3 SMP. Sebagian besar keingan dari orang tua menghendaki agar materi pelajaran seperti matematika diberikan dengan cara yang praktis. Mendapat tuntutan dari orang tua yang demikian, saya mendiskusikan kepada mereka bahwa tidak semua materi pelajaran matematika bisa dikerjakandengan cara singkat, karena matematika mengandung unsur logika.
Selama orientasi ujian nasional masih menitik beratkan pada unsur akademik, maka selama itu pula tujuan orangtua menyekolahkan anak dengan tujuan yang sama. Kurikulum yang sudah susah payah dibangun, akan terasa sia-sia, karena orientasi pasar sudah tidak sejalan dengan kurikulum.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
oh begitu ya Pa, kalo Bimbel di tempat kursus..
biasa pak, lahan bisnis. tapi cuma sedikit sekali oknum spt itu