Sekolah Rumah
Homeschooling atau sekolah rumah, saat ini mulai menjadi salah satu model pilihan orang tua dalam mengarahkan anak-anaknya di bidang pendidikan. Kebebasan mengatur jambelajar maupu materi pelajaran menjadi dasar utama. Pilihan ini tepat karena siswa telah memiliki waktu yang tetap terutama artis, olahragawan, atau alasan tertentu sehingga anak tidak bisa mengikuti sekolah formal. Alasan lain yang cukup nalar adalah rasa kekhawatiran orang tua terhadap pergaulan pelajar yang semakin memprihatinkan. Perilaku klitih yang dilakukan oknum pelajar, pergaulan yang tak mengenal batas etika atau akhlak, mutu pendidikan di beberapa sekolah yang semakin memprihatinkan.
Di Indonesia keberadaan homeschooling sudah mulai menjamur di Jakarta dan kota besar lainnya. Dengan semakin tumbuhnya sekolah rumah menandakan bahwa masyarakat semakin kritis terhadap pendidikan. Realitas carut marutnya sistem pendidikan, home shooling menjadi salah satu alternatif pendidikan. Keberadaan homeschooling Indonesia telah diatur dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1, yang berbunyi : setiap warga berhak mendapatkan pendidikan. UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 27 Ayat (10) yang berbunyi: “Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Pendekatan akademiknya, siswa akan diberi pengajaran sesuai dengan tingkat kemampuan, gaya belajar, maupun karakter komunikasinya. Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, telah melaksanakannya dengan gerakan Taman Siswa, pendidikan gratis bagi pribumi. Beberapa tokoh nasional juga merupakan produk homeschooling, seperti KH Agus Salim, Buya Hamka, dan Ki Hajar Dewantara. Sementara itu, tokoh Barat beken hasil didikan homeschooling, antara lain Albert Einstein, Wodrow Wilson, Alexander Graham Bell, dan Winston Churchill. Sampai saat ini belum ada yang mampu memastikan berapa jumlah home shooling di Indonesia. Namun secara kuantitas, keberadaan siswa makin meningkat. Minat untuk masuk jenjang pendidikan sekolah mandiri meningkat. Ada beberapa sistem belajar yang biasa dilakukan oleh penganut home shooling, diantaranya ~pertama~ individu. Pada dasarnya rumah sekolah menerapkan belajar secara individu. Orang tua hanya memanggil guru bidang studi untuk privat. Waktu dan tempat tergantung kesepakatan. Namun model ini dirasa kurang karena tidak ada interaksi sosial dengan teman sebaya. Maka perlu dilakukanmodwl yang ~kedua~ yaitu belajar dengan komunitas. Di waktu tertentu, anak harus juga belajar dengan masyrakat. Interaksi sosial sangat dibutuhkan sebagai bagian bahwa manusia memerlukan manusia yang lain. ~ketiga~Distance Learning. Belajar jarak jauh. Internet harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Jangan sampai internet digunakan hanya untuk main-main. Sekolah rumah menawarkan program belajar lewat internet. Prinsip dari pola belajar via internet ini adalah mandiri. Home school menawarkan kepada siswa untuk menanamkan disiplin dengan cara belajar mandiri. Dengan homeshoolbukan lantas menjadi lebih santai. Sekolah model ini cuma alat untuk membantu siswa dalam rangka untuk mendapatkan pendidikan dengan lebih nyaman dibalik kegiatan ya g emang sudah terprogram sendiri.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
"Sekolah model ini (home schooling) cuma alat untuk membantu siswa dalam rangka untuk mendapatkan pendidikan dengan lebih nyaman dibalik kegiatan yang emang sudah terprogram sendiri." setuju sekali pak Affandi.