AFIDA SAIDIYAH

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SAYA MEMBACA DENGAN HATI, BU

Saat break di acara Sagusabu. Bu Eka, teman baruku yang baik hati, mengatakan, “Kita akan merasakan dikejar target, badan terasa panas dingin karena energi terkuras. Belum lagi kita punya tugas di sekolah dan kewajiban di rumah yang harus kita selesaikan”.

Kini aku merasakan yang sesungguhnya dari ucapan-ucapan Bu Eka tersebut. Rasa lelah yang mendera. Mata sakit karena kurang tidur. Tapi aku harus tetap semangat . Aku harus menyelesaikannya. Demi impian yang telah terpatri dalam jiwaku. Semoga aku tidak sakit. Saat menyelesaikan impianku ini. Itu salah satu untaian doaku kepada - NYA.

Kutuliskan ide-ide yang muncul dengan menekan huruf-huruf di keyboard. Rasa senang bercampur tak terkira, apabila kata demi kata mengalir deras tertulis dengan mudahnya. Tetapi ada suatu masa, tulisanku terhenti. Seperti yang terjadi siang tadi. Di ruang guru saat jam kosong.Tidak ada mood sama sekali untuk menulis. Otak ini terasa kosong. Aku berpangku tangan, terdiam sambil merenung.

Tiba-tiba datang Bu Eva, guru IPA yang dulu juga muridku, sekarang menjadi teman mengajar di sekolah ini. “Sedang apa Ibu, kok kelihatannya memikirkan sesuatu ?” . Aku terkejut dengan pertanyaannya. “Eh, Bu Eva, ini saya sedang mencari inspirasi”. “Wah, Ibu sedang menulis ya ?”, tanyanya penuh selidik. “Iya”, kataku. “Boleh saya membacanya ? “, Bu Eva bertanya dengan penasaran. “Boleh-boleh”, jawabku dengan senang hati.

Kuambil smarthphone -ku. Kubuka blog Gurusiana, dan kutunjukkan tulisanku yang berjudul “Teriakan di Tengah Malam “. "Silahkan baca Bu Eva”, sambil kuserahkan smarthphone-ku. Digeser pelan-pelan layar gawaiku. Rupanya beliau sedang menikmati untaian kata-kataku. Aku menunggu dan mengamati keasyikannya. Hitung-hitung sambil menghilangkan kejenuhanku saat mencari inspirasi.

Tiba-tiba kulihat air mata Bu Eva mengalir satu per satu ketika membaca tulisanku. “Loh , ....... kenapa Bu ?” tanyaku. Bu Eva masih tetap membaca, tidak menjawab pertanyaanku tanpa dapat berkata-kata. Aku paham sekali. Pasti ada sesuatu yang membuatnya terenyuh hingga Beliau sulit bicara.

Aku masih menunggu jawabannya. Sekali lagi kutanyakan , “ Kok, bisa menangis membaca tulisan saya ?”. “ Karena saya membaca dengan hati Bu, saya jadi ingat perjuangan saya juga ”. “Tulisan Ibu bagus sekali dan sangat menyentuh ” Sambil menyerahkan smarthphone padaku. Tak lupa kuucapan trimakasih padanya , karena telah bersedia meluangkan waktu untuk membaca karya saya.

Saya tak habis pikir, benarkah tulisan saya sangat menyentuh ? hingga mengalirkan air matanya . Ada kepuasan tersendiri melihat dan mendengar apresiasi Bu Eva. Setidaknya peristiwa tersebut menjadi penyemangatku untuk selalu menulis. Menulis apapun yang kubisa.

Sagusabu Pasuruan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang keluar dari hati akan dibaca dengan hati dan sampai ke hati. Subhanallah. Tulisan yang luar biasa.

16 Aug
Balas

Trimaksih Pak Murman

16 Aug

Telah lahir penulis berbakat, bu Afida. Selamat bu.

16 Aug
Balas

he...he......he.......betulkah Pak ?

16 Aug



search

New Post