ZONA TIDAK NYAMAN

Enam bulan sudah kujalani rutinitas yang tidak seperti hari-hari biasanya. Hari-hari yang diwarnai dengan LMS (Learning Management Sistem) , bahasa kerennya. Berbagai tugas yang menantang , harus segera diunggah. Alhamdulilah, Allah masih memberikan kesehatan dan semangat dalam menjalani “zona tidak nyaman ini”, istilah zona tidak nyaman ini saya dengar pertama kali dari asesorku saat menjalani tes wawancara calon guru penggerak beberapa bulan yang lalu. Masih terngiang dalam ingatanku pertanyaan asesor, “Benarkah Ibu siap untuk memasuki “zona tidak nyaman ini?” Ternyata kata-kata tersebut benar adanya. Saya benar-benar menghadapi dan menjalaninya. Bagi saya, ketidaknyamanan “zona tidak nyaman ini” terjadi saat waktu luang saya yang tersita untuk mengerjakan tugas-tugas Calon Guru Penggerak. Biasanya di waktu senggang saya gunakan untuk melampiaskan hobi yang lain, seperti menanam bunga, membaca , dan menulis.

Mendapatkan ilmu baru yang telah saya dapat dan sangat bermanfaat dari program Guru Penggerak ini , adalah hal yang sangat luar biasa sekali dan tak ternilai harganya bagi seorang pendidik di era milenial saat ini, khususnya saya. Karena untuk dapat mengikuti program Merdeka Belajar Episode 5 ini, tidaklah mudah. Beberapa tahapan harus dilalui, mulai dari tahap 1 (mengisi Curiculum Vitae, Esai, Tes Bakat Skolastik) dan tahap 2 (Simulasi Mengajar dan Wawancara). Guru juga harus mengikuti pendidikan guru penggerak selama sembilan bulan.Tentunya dalam proses tersebut diperlukan semangat, kesabaran, serta perjuangan yang gigih untuk dapat lulus sebagai Guru Penggerak.

Kemampuan TI saya yang semula sangat kurang , kini menjadi semakin terasah. Tuntutan tagihan tugas yang membutuhkan kecakapan TI sangat diperlukan. Maka dengan penuh semangat saya belajar mengejar ketertinggalan ini. Berkolaborasi dengan sesama Calon Guru Penggerak dalam mengerjakan tugas. Alhasil banyak pengetahuan baru dalam TI saya dapatkan. Menantang sekali sekaligus menyenangkan.

Banyak hal baru yang belum pernah saya ketahui selama ini tentang pembelajaran yang menghamba kepada murid. Sesuai dengan Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Konsep pemikiran selanjutnya adalah, dalam melakukan prinsip perubahan adalah budi pekerti: budi itu mencakup cipta, rasa dan karsa.

Peran Guru Penggerak sangatlah penting sebagai agen perubahan untuk mewujudkan pemikiran Ki Hajar Dewantara ini, karena Guru Penggerak sebagai pendorong transformasi pendidikan Indonesia, diharapkan dapat mendukung tumbuh kembang murid secara holistik sehingga menjadi Pelajar Pancasila, menjadi pelatih atau mentor bagi guru lainnya untuk pembelajaran yang berpusat pada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi bagi ekosistem pendidikan

Semoga apa yang sedang saya dan teman-teman Calon Guru Penggerak jalani saat ini dapat berjalan lancar. Hingga pada akhirnya dapat mengimplementasikan dalam dunia pendidikan, khususnya di sekolah masing-masing.

Salam Guru Penggerak, Merdeka Belajar, Indonesia Maju