Afifah Zakiyah Darojah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Syurgaku

Syurgaku

Keinginan besar ketika masih remaja, ketika masih asyik belajar di pesantren adalah membuat sebuah pesantren khusus anak - anak.

Ada masjid yang sejuk dan indah di tengah - tengah bangunan asrama, sekolah, taman bermain, dan hamparan bunga. Semua mimpi saat itu selalu bergelayaut di angan, obrolan ringan bersama sahabatku dari Aceh hanya sekedar bicara tentang mimpiku. Kita akan mengasuh pesantren anak - anak nanti, senyum kami mengembang seakan semua sudah ada di hadapanku dan berharap itu menjadi nyata kelak, tidak hanya mimpi yang tak berujung.

Bunga - bunga cantik bertebaran di seantero pesantren kami, terkhusus hamparan bunga mawar warna - warni secantik penghuni - penghuni syurgawi, anak - anak berlarian berebut dapat memetik bunga harum nan wangi, duduk diam belajar di antara bunga - bunga yang mereka merawatnya dengan cinta.

Mereka berlarian main petak umpet, saling mendorong kencang dan mendayu - dayu bergantian di ayunan indah mereka. Tak ingin pulang dan selalunya akulah ibu mereka yang penuh cinta, bercerita, berdendang gembira di bawah guyuran hujan berlarian melempar bola dengan teriakan - teriakan gembira dan bersepakat tak boleh sakit karena air hujan dan tetap harus masuk sekolah kalaupun kemudian di antara kami sakit.

Melayani semua kebutuhan anak - anak dari a sampai z menari - nari dalam angan. dari pagi ke pagi lagi, mulai kamar mandi, makan, pakaian, belajar, sholat dan tilawah Qur'an kami lakukan bersama.

Mmmm....Mimpi indahku yang belum terwujud.

Bermain dengan murid - muridku, anak - anakku yang telah lama aku lakukan namun tak berasrama seperti yang aku impikan. Tenang, nyaman ketika hadir bersama mereka. Senyum yang tulus, cerita tak ada dusta, mengadu dan menangis, pelukan erat menambah cinta, menguatkan jiwa tuk terus mendampingi tanpa peduli dia anakku yang terlahir dari rahimku atau tidak. Yang kutahu aku sangat sayang murid - muridku bagaikan permataku.

Sekilas Perjalanan bersama anak - anak remaja tidak membuatku nyaman bercengkrama, ke kampus mendampingi si dewasapun gelisah kuat menghantamku. Aku ngga bisa duduk tertawa, ndelosor, dan bercerita segala yang ada di antara kami sebagaimana saat ini yang membuatku tak ingin pergi jauh - jauh dari mereka. Ternyata aku memang benar - benar jatuh cinta dengan yang namanya bocah - bocah ceriwis menggemaskan itu.

Ustadzahhhh... teriakan - teriakan dari jauh memanggilku berebut menyalamiku, senyum manis menyapa " ustadzah sehat? Sehat sayang, anak - anakku pagi ini bagaimana, sudah sholat shubuh, sudah sarapan? Akupun menyerbu mereka dengan aneka pertanyaan cintaku.

Ustadzah, cium aku dong, peluk aku dong, Duhhhh.... cintaku semakin menguap dan membuncah, rindu tak terbendung bila kuharus jauh dari mereka.

Cinta, senyum, pelukan dan ciuman mereka membuatku semakin hidup. Sedihku lewat berlalu ketika menatap mata - mata cinta mereka, duduk bercengkrama, ungkapan sayang mereka ketika bercakap kegundahan lenyap seketika.

Terimakasih saja tak cukup tuk diunqkapkan. Mendampingi, membimbing dan perhatian penuh itulah yang harus aku lakukan sampai kami terpisahkan. Karena mereka aku belajar arti kasih sayang, dari mereka belajar tentang pentingnya persahabatan, dari mereka pula aku tumbuh lebih dewasa dan lebih sabar. Dan yang tak kalah pentingnya aku selalu tersenyum bahagia. Terimakasih syurgaku.

Bondowoso, 28 Februari 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post