Curhatan Para Istri
Tantangan Hari ke-48
#TantanganGurusiana
Saya bukan konsultan perkawinan. Cuma kadang ada yang minta waktu khusus untuk curhat, lalu pulangnya saya dikasih amplop. Mungkin karena curhatnya di ruang kerja yang resmi ya ☺️
Kalau saya tolak, tetap dipaksa untuk terima. Ya sudah saya terima. Semoga amplop tersebut menjadi wasilah turunnya pertolongan Allah atas masalahnya.
Kehadiran mereka yang curhat-curhat ini, membawa hikmah tersendiri bagi saya. Kisah-kisahnya menjadi pelajaran. Seperti me-remind diri saya sendiri.
Jadi kalau saya share kisahnya, itu dalam rangka mengajak sama-sama belajar juga. Bukan untuk menghujat pihak tertentu atau menghakimi.
*
"Tempat yang terbaik untuk wanita adalah di rumah."
Ini ada dalilnya. Saya setuju. Saya juga tak hendak menyelisihi, apalah saya yang cuma orang biasa dan fakir ilmu. Namun bukankah dalil-dalil itu harusnya tidak digunakan untuk menghakimi dan menjatuhkan orang lain? Apalagi istrinya sendiri.
Karena semua kejadian adalah rangkaian yang tak bisa dipisahkan dan dipaksa untuk berdiri sendiri.
Seorang istri, yang terpaksa harus bekerja, bukankah ia harus keluar rumah? Even misalnya kerjanya di rumah, jualan nasi misalnya, bukankah sesekali ia juga harus keluar? Betapa tidak bijaknya kalau seorang suami kemudian melarang istrinya keluar dan memakai dalil di atas.
Bagaimana urusan antar-jemput anak? Belanja? Jika kendaraan bermasalah dan harus ke bengkel? Jika sakit mendadak dan harus ke RS? Dan banyak urusan lainnya yang akan tidak efisien jika harus menunggu suaminya pulang.
Baiklah misal antar-jemput anak pakai ojek. Kalau anak kita perempuan bagaimana? Sementara kita tidak bisa memilih driver hanya yang perempuan. Oke ada ojek baru yang khusus perempuan, tapi layanannya belum meluas.
Oya, kalau driver ojeknya perempuan, bukankah artinya dia adalah wanita pekerja yang beraktivitas di luar rumah? Apakah kita berani pakai dalil tadi untuk driver perempuan itu?
Kita tidak bisa menutup mata, bahwa banyak profesi yang sebenarnya kita ingin itu diduduki oleh perempuan. Dokter kandungan misalnya, bukankah para suami lebih senang jika istrinya diperiksa oleh dokter perempuan?
Dokter perempuan adalah wanita yang beraktivitas di luar rumah, bukan? Selama proses belajar, kuliah, praktikum, dan sebagainya, maka dokter itu juga harus keluar rumah, bukan?
Profesi lain pun begitu, guru, terapis seperti saya, bahkan pedagang baju, penjual makanan, saya pribadi lebih nyaman kalau berhubungan dengan yang perempuan. Akan sangat risih kalau saya mau beli underwear lalu penjualnya laki-laki. Ya, kan?
Artinya apa, kita tidak bisa ingkari bahwa kita butuh perempuan yang aktif. Sejauh aktivitasnya positif, tidak menyalahi syari'at, bermanfaat untuk orang banyak, maka wahai para suami, bijaklah dalam memberikan batasan. Jangan semua dibatasi sehingga istri merasa tertekan.
Andaipun istri "hanya" seorang ibu rumah tangga yang tidak bekerja, dia juga manusia yang sesekali butuh keluar rumah. Berkegiatan sosial dengan teman-temannya.
Rumah tangga itu bukan sekedar pelayanan. Tapi harus saling berusaha memahami kebutuhan masing-masing. Kebutuhan itu bukan hanya sandang, pangan, papan, tapi juga ada kebutuhan batiniah. Dan kebutuhan batiniah itu bukan semata soal seksualitas, tapi lebih kepada perasaan dan hati yang tenang, nyaman, dan damai.
Jadi, hak dan kewajiban itu sifatnya seimbang. Suami memang punya hak otoritas, tapi ia juga punya kewajiban mengayomi lahir batin.
Dalam hal apapun, sebelum kita menuntut hak dan kewajiban orang lain atas kita, hendaknya kita juga melihat ke dalam diri, memastikan apakah kita sendiri sudah menunaikan kewajiban untuk orang lain?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar