Tantangan Menulis Gurusiana

KAKEK PERGI

Semenjak kepergian kakek Ima sering bersedih. Terngiang oleh Ima kata-kata yang selalu dikatakan oleh kakek saat menelpon Ima. Dua hari sekali kakek akan telpon. Walaupun hp kakek tidak secanggih hp orang kebanyakan, yang penting bagi kakek bisa mendengar suara cucunya. Kata-kata yang selalu kakek lontarkana saat menelpon adalah “ Ima sehat, sudah makan, baik-baik di rantau orang ya, jangan lupa sholat dan mengaji, jaga kesehatan”. Itulah sederetan kata-kata mutiara yang akan Ima ingat sejak kepergian kakek. Tidak ada lagi suara yang menanyakan rangkaian kata-kata indah itu. Tanpa terasa bulir-bulir bening itu jatuh di pipi Ima.

Disetiap sujudnya Ima selalu berdoa untuk kakek tercinta, semoga kakek mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, diampuni dosa-dosanya, diterima amal ibadahnya. Waktu terus bergulir, tibalah saatnya waktu yang ditunggu-tunggu oleh kebanyakan mahasiswa yaitu hari dimana peresmian mereka menyandang gelar sarjana, yaitu hari wisuda. Kembali Ima bersedih karena harapannya untuk bertemu kakek saat wisuda sudah sirna.

Hari itu semua mahasiswa yang sudah menyelesaikan semua program kampus berpakaian hitam lengkap dengan toga di kepala mereka masing-masing. Nenek dan ayah Ima ikut hadir menyaksikan acara yang istimewa itu. Tanpa terasa bulir-bulir bening itu jatuh di sudut mata nenek. Dalam hati nenek berkata “Andai kakek masih ada kita akan di sini sama-sama, untuk menyaksikan hari bahagia cucu kita”.