Afri Dewita

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Papa

Papa......

Empat tahun yang lalu panggilan iti terakhir kali ku ucapkan, ketika mengantarkan jasad yang kaku ketempat peristirahatan abadimu. Rasa dunia ini runtuh ketika sedikit demi sedikit tanah itu menimbun jasadmu yang sudah terbungkus kain outih.

Duniaku hampa manakala tidak adalagi sosok yang selalu siap sedia mendengarkan apapun cerita dan kabar yang kusampaikan. Baik cerita suka, duka, tangis dan bahagia.

Papa......

Rasanya terlalu cepat engkau pergi disaat aku belum dapat membuatmu tersenyum bangga sambil berkata bahwa akulah anakmu. Disaat diri inii sedang berjuang untuk mewujudkan cita-citamu, engkau malah pergi meninggalkan kami.

Setiap ku ingat kejadian itu, hati ini perih. Hanya 7 hari perbesaan antara kepergianmu dengan kabar bahagia itu datang.

Papa.....

Sekarang aku telah mewujudkan cita-citamu dan membuat engkau bangga mempunyai anak seorang pegawai negeri. Semoga engkau tenang di alammu sambil melihat anak, mantu dan cuxu-cucumu hidup bahagia sesuai impianmu.

Pa......kami sangat menyayangimu....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

hiks jadi rindu sama bapak...

18 Sep
Balas



search

New Post