Tantangan membuat resolusi tahun 2018 oleh media guru aku terima. Rasanya ingin sekali menulis, tapi aku belum mengikuti kelasnya. Hal ini dikarenakan takdir berkata lain, pada tiap rencana. Bergabung di kelas sagusabu Banten 1 adalah rencana indahku, dan Allah SWT yang akhirnya memutuskan untuk tidak menakdirkanku. Akhirnya inilah tamparan indah dari Allah buat hidupku. Sekaligus Dia sang Maha Kaya, telah membuatkan skrenario yang paling sempurna.

Tas ranselku yang harusnya aku tenteng ke Banten berpindah arah menjadi ke kabupaten Ngawi sebuah euforia kenangan yang mengahsilkan gekombang rindu, ingin dan ingin kembali lagi ke tempat ini.

Menjadi sematawayang bukanlah pilihanku, dan syuut...plak!!! tamparan pertama, sematawayang itu ternyata baru akan dipertaruhkan kredibilitasnya setelah ia menikah. Akan ada beberapa ujian yang diberikan Allah untuk kita. Allah luar biasa jeli, membuat soal option dengan jawaban yang hampir keduanya benar, dan ini saatnya memilih jawaban itu dengan tepat. Dan situasi syuut plakk..!!! inilah yang menyadarkanku akan resolusiku di tahun 2018:

1. Aku adalah seorang anak yang harus memberikan perhatian kepada orangtua. Aku harus mampu berkomunikasi lisan dengan mereka, karena itu adalah kurangku. Karena kemampuan berkomunikasiku hanya lewat tulisan mereka masih rindu, karena gelombang suara "apa kabar?" adalah obat mujarab untuk orang tua yang jauh dengan kita.

2. Menjaga kesehatan, dan pola makan. Sadar, setelah membaca sebuah artikel. Aku akan melakukan itu semua demi niatku untuk ke baitullah, karena kesana sebagian besar adalah ibadah fisik, maka aku harus sehat.

3. Menjadi seorang penulis yang produktif, yaitu dengan menularkan virus sukanulis kepada semua siswa.

4. Menjadi guru yang apa adanya, anti ghibah dan terus positif. Jujur karena selama ini konsumsi pembicaraan di kantor adalah murid yang nakal. Mengubah energi negatif itu memang sulit, tapi jika kita menambahkan dengan negatif juga hasil negatifnya akan lebih banyak kan???. Dan esok aku akan ubah untuk mentreatmen mereka yang negatif, dengan positif yang kupunya.

Terimakasih ya Allah Engkau telah melakukan syuutt plakk..!!! pada hidupku yang telah terlanjur salah. Tamparan memang sakit, karena respon pipi melanjutkan pada hati. Bahwa selama ini salah. Ada waktu, ada kesempatan untuk bisa menjadi lebih baik. Terimakasih