Afrina Atri Murni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Musuh Jadi Sahabat

Musuh Jadi Sahabat

Siulan burung bersahut-sahutan menghiasi fajar dikala sang matahari mulai menampakkan dirinya di ujung ufuk timur menggantikan kedudukan sang rembulan dan para bintang. Sebagai penerang di tengah langit malam. Inilah saatnya aku berangkat sekolah untuk mencapai impianku.

Aku terus berjalan tanpa henti. Sambil melihat matahari yang bersinar cerah di pagi hari. Burung-burung berterbangan hanya untuk mencari makan tanpa ada rasa takut yang menimpa dirinya disaat itu. Angin berhembusan membawa dedaunan berterbangan. Udara sejuk memasuki paru-paruku membuat diriku merasa tenang. Tak terasa aku telah sampai di sekolah dimana tempat ini menjadi gerbang menuju masa depan. Aku terus melangkah tanpa henti, untuk segera tiba di kelasku.

Aku terus melangkah walaupun mereka terus mengejek, menghina, dan mengataiku. Aku tidak peduli dengan apa yang mereka ucapkan kepadaku dan aku hanya bisa diam, diam, dan hanya diam. Aku tahu bahwa aku hanyalah anak dari seorang buruh tani. Aku tahu kalau aku anak kalangan tidak mampu.

Aku bukan seperti mereka dari keluarga yang mampu dan bisa berbuat semena-mena kepada orang. Aku hanya bisa melihat apa yang akan mereka perbuat kepada diriku. Karena aku berpikir untuk apa membalas api dengan minyak, itu hanya membuat mereka semakin getar untuk menggangguku. Aku hanya bisa membalas mereka dengan senyuman dan kesabaran. Hanya itu yang bisa aku lakukan.

Sesampainya aku di kelas aku hanya duduk terdiam sambil melihat keluar menatapi langit yang begitu indah dengan warna biru sebagai latarnya dan dihiasi awan yang berbentuk abstrak tanpa ada rasa terganggu padahal di luar sana banyak manusia yang tidak tahu dirinya membuat polusi dimana-mana dan selalu membuat kerusakan. Kenapa langit tidak membalasnya, kenapa hanya diam. Kenapa langit tidak menunjukkan seberapa perkasanya dia. Disaat aku memikirkan itu semua, suara bel berbunyi tanda pelajaran akan segera dimulai.

Dimana kelas tadinya sepi kini menjadi ramai dengan seiringnya berjalan waktu. Suasana kelas menjadi ribut tidak setenang tadi karena guru tak kunjung datang. Tak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar membuat mereka terdiam semua melihat siapa yang mengetuk pintu, ternyata guru yang akan mengajar di kelas telah sampai. Sirna semua keinginan mereka agar tidak belajar. Raut wajah ceria menjadi suram, harapan untuk tidak belajar telah sirna. Kenapa dengan mereka, mengapa mereka tak mau belajar padahal di luar sana banyak orang ingin bisa belajar, mengapa mereka tak mensyukuri apa yang mereka dapat.

Tiap detik, menit, dan jam telah kulalui. Tak terasa waktu terus berlalu tidak ada perubahan yang kurasakan hanya perasaan kesepian yang kurasa. Terus berjuang tanpa henti untuk tujuan dan impian yang ingin kugapai.

Perasaanku sama seperti hujan yang terus menerus turun seperti sedang menangisi bumi karena terus dilukai oleh mereka yang tak bertanggung jawab. Menyirami bumi yang sedang dilanda kekeringan. "Kil, mengapa kamu melamun disini?" Kata Abel yang membuat lamunanku buyar. "Ah tidak ko, aku tidak melamun" elakku. "Mmm baiklah kau tak ingin pergi ke kantin sekarang waktunya istirahat" tanya Abel. "Ahh ya, yuk kita ke kantin" ajakku.

"Ayuk cepetan sedikit nanti jam istirahatnya habis lagi" kata Abel sambil menarik tanganku. Aku hanya bisa menurut saja karena hanya dia lah satu-satunya orang yang mau berteman denganku. Aku bingung sendiri mengapa dia mau berteman dengan ku padahal semua orang pada menghindariku. Memandangku saja tak Sudi apalagi berteman denganku. Ah ah ah memang miris hidupku tak ada satu orang pun yang mau berteman denganku hanya abela yang mau berteman denganku. "Kil, mau pesan apa? Biar aku yang pergi pesanin" tanya Abel. " Mm aku mau pesan kayak biasa aja bel" kataku.

"Oh ok, aku pergi dulu ya" kata Abel dan berlalu pergi. Ku tunggu Abel, tak lama kemudian ada orang yang menghampiriku dengan raut wajahnya marah. Ehh lo ngapain duduk disini, ini tempat duduk gue. Pergi sana merusak pemandangan aja" kata Lily. Tapi kan aku yang duduk disini duluan" ujarku. " Ehh lo anak miskin jangan sok belagu jadi orang, pergi gak lo kalau Lo gak pergi terpaksa gue mengusir lo dengan kasar" kata Lily.

Disaat terjadi perdebatan, Abel pun datang. "Ada apa ini ko pada ribut" tanya Abel masih tenang. "Ini anak buluk sosok belagu" kata Lily dengan angkuhnya. Emosi Abel tersulut karena Lily terus menerus memojoki Kila dan menghinanya. "Ehh kamu jaga ucapan kamu jangan menghina Kila terus dong" kata Abel. "Udah Bel jangan dilawan kita pergi aja dari sini kan tempat lain banyak , yuk kita pergi" kata Kila. Mereka berdua pun pergi dari situ. "Ahh kenapa gue jadi merasa bersalah gini sama Kila" ucap Lily.

Setelah kejadian di kantin seminggu yang lalu. Lily maupun Kila tak pernah bertemu. Mereka disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing. Suasana kantin ribut karena ada berita yang mengejutkan. Suara ricuh membuat Kila dan Abel jadi penasaran. Mereka berdua pun pergi ke kantin untuk melihat apa yang terjadi di kantin.

Mereka melihat Lily yang duduk bersimpuh sambil menangis tah apa yang terjadi sampai dia seperti itu. "Ehh lo anak miskin jangan sok jadi orang kaya deh" kata Carly. " Iya gue gak nyangka kalo lo rupanya anak orang miskin, dari penampilan Lo ke orang kaya. Eh taunya anak miskin, kita semua jadi kena tipu" timpal Dian. Mereka semua menyoraki Lily. "UHHhh" sorak mereka. " Eh kamu jangan kayak gitu dong. Kalian semua ini jahat ya, mentang-mentang kami ini anak orang miskin, kalian membully kami. Apa hak kalian kan kami disini hanya untuk sekolah emangnya cuma orang kaya aja yang boleh sekolah" bela Kila.

Kila pun membawa Lily pergi dari sana. Mereka berdua pun sekarang berada di halaman belakang sekolah. Keduanya diam, hanya ada keheningan di sana. "Kil ingks ingks aku minta maaf sama kamu karena selama ini aku udah jahat sama kamu " kata Lily sambil menangis tersedu-sedu.

"Iya, aku maafin kamu kok" kata Kila sambil tersenyum . Lily melihat senyum itu. Kenapa Kila baik sekali kepadanya padahal Lily selalu jahat sama dia dan menganggap Kila itu musuhnya. Lily merasa malu dengan dirinya sendiri. " Eh kenapa kamu nangis lagi, aku buat salah lagi ya" tanya Kila takut. " Ah enggak kok. Aku menangis karena merasa malu sama diri aku sendiri. Kenapa ada orang sebaik kamu padahal aku selalu jahat sama kamu dan menganggap kamu itu musuh aku" ucap Lily.

"Ahh ahh aku gak pernah anggap kamu itu musuh aku malahan aku pikir kamu itu adalah sahabat aku karena di dunia ini tidak ada orang yang sempurna pasti setiap orang ada kekurangan" kata Kila dengan senyum yang sama. "Sahabat?" tanya Lily. "Iya sahabat, kamu mau kan?" tanya Kila. " Kenapa kamu mau jadi sahabat aku padahal aku jahat sama kamu" tanya Lily tak percaya.

"Apa salahnya kita sahabatan, aku gak memandang seberapa jahatnya dia ke aku, tapi seberapa pedulinya dia sama orang lain. Aku sering lihat kamu menolong orang yang lagi kesusahan ntah itu hal yang sepele atau bukan tapi kamu tetap berusaha membantu karena itu aku kagum sama kamu" kata Kila. "Jadi kamu mau kan sahabatan dengan aku?" tanya Kila sekali lagi.

Lily mendengar hal itu pun terkejut pasalnya kalau dia menolong orang, Lily pasti melihat sekitar supaya gak ketahuan sama orang lain. "Baiklah kita sekarang sahabat" kata Lily dengan tersenyum. Kila pun langsung memeluk Lily karena merasa senang sekali dan mereka berdua pun berpandangan. "Dan sekarang ceritanya kita ini, Lily musuh jadi sahabat dong" kata Kila jahil. "Ah iya musuh jadi sahabat" kata Lily. Mereka pun tertawa bahagia.

SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti

Jumat, 13 Maret 2020

Nama: Dini Selvia Anita

Kelas: XII MIPA 2

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post