Khitan Masa Awal Baligh
Sehabis subuh. Dr. Risky datang ke rumahku. Hari itu aku mau dikhitan. Rasa deg-degan mulai terasa dan debar jantungku kian tak menentu. Ummy menyuruhku segera mandi dan gosok gigi sembari pak Dr. Risky menyiapkan alatnya di ruang depan.
Sehabis mandi, aku mengenakan baju kaos oblong dan langsung pake sarung. Bismillah, aku segera menuju ruang depan. Dr. Risky menyuruhku rebahan di atas karpet warna ungu di ruang depan rumahku.
Dr. Risky mulai memainkan alat-alatnya untuk mengkhitanku. Aku mulai disuntik bius dan dr. Risky tersebut menyelesaikan pekerjaannya sambil bernyanyi-nyanyi kecil.
Ummy menyuruh membacakan hafalanku sambil dikhitan teraebut. Pak Dr. Riskypun menyuruhku membaca surat An-naba'. Aku mencoba membaca dengan lantang. Namun karena ada terasa nyeri di bawah pusarku. Bacaan suratku segera terhenti. Aku hanya fokus ke dr. Yang mengkhitanku.
Alhamdulillah selesai dengan selamat dan baik-baik saja. Aku digendong aby untuk pindah ke tempat tidurku. Memberi tali pada kain sarungku. Sehingga kainnya tidak nempel ke kulit.
Ternyata, berkhitan itu tidak sesakit yang saya bayangkan. Jadi teman-teman yang belum sunat. Jangan takut untuk sunat.
Tantangan menulis hari ke-76
#Tantangangurusiana
#edisiremedi
#terjun bebas dari tantangan ke-125
#Tetapsemangat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar