Afritayeni

Pendidik di MIN 2 Pasaman Barat. Tinggal di Kinali. Alumni Universitas Bung Hatta. Memiliki 2 orang putra dan 1 orang putri....

Selengkapnya
Navigasi Web
Mambantai (Tradisi Rang Awak Kinali, Pasaman Barat)

Mambantai (Tradisi Rang Awak Kinali, Pasaman Barat)

Mambantai artinya adalah menyembelih, yakni menyembelih hewan sapi atau kerbau sehari sebelum bulan puasa dan sehari sebelum hari raya idul fitri yang dikenal dengan "hari mambantai".

Pada hari mambantai ini, bukan hanya orang yang pekerjaannya tukang daging saja yang melakukan mambantai. Namun juga beberapa dari masyarakat biasa menjadi tukang daging dadakan.

Biasanya mambantai ini dilakukan saat sepertiga malam dan jelang subuhnya akan dibawa ke pasar tradisional.

Dahulu, keunikan dihari mambantai ini adalah pada "Urang baru". Urang baru diharuskan membawa bantai(daging sapi/kerbau) ke rumah mertuanya baik menjelang puasa ataupun menjelang hari raya idul fitri. Jika pengantin baru tidak membawa bantai ke rumah mertuanya, dianggap agak lain menurut kebiasaan kami. Tapi saat sekarang ini, hal itu sudah tidak menjadi prioritas lagi bagi masyarakat kinali, karena sudah banyak bercampurnya etnik dalam pernikahan dimasyarakat seperti adanya suku jawa, mandailing, tapanuli, dll yang mengakibatkan kebiasaan itu mulai terkikis.

Keunikan lain adalah, seringnya sehari mambantai jelang hari raya idul fitri, calon pengantin baru melangsungkan pernikahan.

Sehari mambantai ini para ibu akan memasak bantai di rumah masing-masing. Untuk sehari membantai, masakan yang dibuat ibu-ibu adalah gulai sabo. Untuk yang tahan lama, ibu-ibu akan membuat "samba randang(sambal rendang)".

Samba randang adalah masakan khas ranah minang yang sangat hits yang di kenal dimana-mana seantero indonesia bahkan mancanegara.

Randang ini berbahan dasar daging sapi atau kerbau yang berwarna gelap. Randang merupakan sebuah tingkatan dalam memasak makanan hingga kering. Untuk mencapai tingkat rendang, harus melewati gulai dan kalio terlebih dahulu.

Gulai adalah tahapan saat (masakan) masih terendam dengan santan contohnya seperti gulai sabo di atas. Biasanya disantap sebagai kuah untuk makan. Sedangkan untuk kalio, kuah santan dimasak hingga menjadi kental. Dan saat kuah santan yang dimasak telah mengering, itulah yang disebut dengan rendang.

Hmm... Untuk lebih harumnya aroma randang, dahulunya masyarakat memasak randang ini menggunakan tungku dengan kayu api. Tidak seperti saat sekarang ini dengan alat yang serba canggih seiring perkembangan zaman yang semakin canggih juga.

Tantangan menulis hari ke - 51

#Tantangangurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post