Murka Seorang Puteri
Di siang hari yang terik. Di tepian pantai yang berpenduduk masih jarang. Menepi sebuah kapal. Terlihatlah seorang puteri turun dari kapal tersebut diikuti para awak kapal dan rombongannya.
Sang puteri rupanya tengah haus. Dia sangat haus sekali. Lalu sang puteri melihat pohon kelapa dengan buah yang sangat lebat sekali. Sang puteri lalu mendatangi penduduk yang tidak jauh dari bibir pantai.
"Wahai saudaraku. Aku sangat kehausan sekali. Kiranya jika berkenan. Bagaimana jika buah kelapa tersebut kami ambil? " ujar sang puteri.
"Tak seorangpun boleh mengambil kelapa di tepian pantai ini. Kecuali kami yang bermukim disini". Sahut seorang pemuda kampung.
"Baiklah kalau begitu". Puteripun beranjak pergi diikuti oleh penjaganya.
Sang puteri merasa terhina. Ia pun murka. Lalu ia berkata, "jadilah pohon kelapa disepanjang pantai ini jadi pohon nibung". Kata si puteri.
Maka sejak itu. Pohon kelapa di sepanjang tepian pantai tersebut berubah jadi nibung.
Tantangan menulis hari ke-92
#Tantangangurusiana
#edisiremedi
#terjun bebas dari tantangan ke-125
#Tetapsemangat
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aduh, sayang ceritanya terpotong. Apakah terhapus ketika dikopy atau tidak terkopy. Tetap semangat Bu.
Udah kq pak. Salam literasi