Agil Ari W, S.Pd., Gr

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Cincin 'Teteruga'
Cincin 'Teteruga'. Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi

Cincin 'Teteruga'

Part_1

Pepatah bilang siapa menanam kebaikan dia akan menuai kebaikan pula, niat tulus berbakti, mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa ternyata mendapat apresiasi dan sambutan yang luar biasa dari masyarakat di daerah 3T. Ini adalah secuil ceritaku saat mengikuti Program SM-3T pada tahun 2013 di Desa Nakarhamto, Pulau Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya.

Waktu itu aku iseng-iseng dengan Pocket Camera untuk mengambil gambar keindahan alam sekitar. Meskipun masih amatir dan baru coba-coba, ternyata beberapa warga sekitar minta untuk diambil gambarnya. “ahh mungkin mereka jarang di foto begini,” gumamku dalam hati.

Aku berfikir mereka pasti akan senang jika hasil jepretan kameraku ini dicetak dan hasilnya diberikan kepada model yang ada di dalam foto tersebut. Kebetulan ada printer sekolah dan beberapa lembar kertas foto peninggalan kakak tingkat SM-3T sebelumnya. Niatku sederhana, paling tidak dalam waktu pengabdian yang hanya satu tahun di sini bisa memberikan kenang-kenangan dan kesan yang baik bagi masyarakat sekitar, namun justru mereka memberikan balasan yang luar biasa, hasil tangkapan laut dan buah-buahan di berikan kepadaku secara cuma-cuma.

Jika musim ombak teduh hampir setiap hari aku makan hasil laut tangkapan warga. Terkadang beberapa dari mereka tak segan untuk minta foto lagi dan dicetak, bagiku itu bukan suatu masalah, aku justru merasa senang bisa membalas kebaikan mereka, karena apa yang ku berikan kepada mereka tidak ada apa-apanya dibanding pemberian mereka kepadaku. Harga kertas foto di Tepa (Kota Kecamatan Babar Barat) cukup terjangkau, hanya jarak yang jauh dan aksess jalan darat yang berat menjadi penghalang utama untuk mendapatkan barang tersebut.

Pernah suatu hari mendapat seekor ayam dari om Econg, hanya karena mencetakkan 3 lembar foto ukuran 10R. Sore itu tiba-tiba om Econg datang membawakan seekor ayam jantan yang masih hidup. Aku sangat bersyukur, dan dalam hati berkata “Alhamdulillah...makan daging ayam malam ini”. Seingatku, itu adalah daging ayam terlezat yang pernah ku rasakan, rasanya sungguh mak nyuzzzz, seandainya boleh diibaratkan seperti rasa masakan daging ayam restauran berbintang 15. Maklumlah daerah 3T, sudah berbulan-bulan tidak makan daging ayam, dan sudah beberapa minggu hanya makan nasi sayur saja karena laut sedang tidak bersahabat.

Lambat laun semakin banyak warga yang datang untuk mencetak foto, bahkan warga dari desa-desa lain di sekitar juga datang, kebanyakan meminta untuk foto Ijazah, Foto KTP, bahkan ada yang membawa foto narsis dengan kekasihnya. Biasanya mereka memberikan imbalan berupa hasil bumi/laut yang mereka miliki, karena saya menolak jika diberikan imbalan berupa uang.

Ada sebuah pemberian dari warga yang menurutku sangat unik, yaitu cincin dan ‘Teteruga’. Cincin ini terbuat dari cangkang penyu laut, Masyarakat babar biasa menyebut penyu dengan sebutan ‘Teteruga.

Pulau Seribu Masjid, 12 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dari tulisannya tergambar betapa senang hidup di lingkungan yang masih polos jauh dari pengaruh buruk. Sukses, tulisan yang bagus

12 Apr
Balas

Terimakasih ibu..

13 Apr



search

New Post