Agil Ari W, S.Pd., Gr

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Eksotisme 'Cantika'
Oto Maluku, Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi

Eksotisme 'Cantika'

Part_6 (Perpisahan)

Jam menunjukan pukul 01.30 WITA dini hari, pada hari ke lima tepatnya malam ke enam adalah malam terakhir mereka tidur bergoyang bersama ‘Cantika’ di lautan. Lolongan anjing bersahut-sahutan memecah kesunyian malam, suasana gelap gulita, namun di satu sisi cahaya remang-remang menyorot dari sisa lampu dermaga yang setengah rusak akibat terjangan gelombang. ‘Cantika’ lagi-lagi harus ‘dioperasi’ isi perutnya. Namun kali ini para pejuang pendidikan pengemban misi mencerdaskan anak bangsa di pelosok negeri turut andil dan bergotong royong dalam ‘operasi’ ini. Pelabuhan Tepa di Pulau Babar menjadi tujuan akhir dari serangkaian pelayaran mereka.

Sekitar lima ratus meter menapakkan kaki di daratan, menembus kegelapan dengan langkah sempoyongan seolah masih diterpa gelombang laut, sampailah mereka dikerumunan rumah-rumah warga, bergegas mereka menuju penginapan.

“Silahkan rekan-rekan semua untuk beristirahat di kamar masing-masing, sambil menunggu besok pagi akan dijemput oleh pengawas dan kepala sekolah masing-masing!“ ucap Bapak Sekdis Dikbud MBD. “Untuk yang bertugas di luar Pulau Babar besok menunggu Ketinting datang untuk menuju ke tempat tugas, sedangkan bagi yang bertugas di Pulau Babar besok pagi akan di jemput menggunakan Oto !” tambahnya lagi.

Banyak diantara mereka yang penasaran tentang apa itu Ketinting dan Oto, namun rasa lelah, kantuk dan perasaan Motion Sickness yang teramat sangat mengalahkan rasa ingin tahu mereka.

“Alhamdulillah Akhirnya bisa merebahkan punggung dengan nyaman!” ucap salah satu peserta perempuan sambil bergegas tak sabar menuju tempat tidurnya.

***

Sepenggalah matahari naik, karena yang dinanti tak kunjung datang, mereka berencana keliling Tepa untuk membunuh kejenuhan. Baru beberapa langkah meninggalkan penginapan terdengar bunyi “Brum! bruummm! tiitt! tiiiiiiiiitttt!” Suara Oto tiba di depan penginapan, Oto adalah sebutan untuk kendaraan Truk oleh masyarakat setempat. Oto harus dipesan dahulu sebelum digunakan, karena kendaraan ini tak selalu beroperasi kecuali ada pengiriman barang dalam jumlah besar menuju kecamatan lain di Pulau Babar.

“Mana yang tugas di Babar Timur!” ucap ibu-ibu paruh baya setengah berteriak setelah turun dari Oto, “Mar iko Beta! Katong jang lama-lama lay di sini, langsung berangkat sa!” tambahnya lagi dengan gerak tubuh yang terburu-buru agar para peserta segera berkemas. Beliau dipanggil Mama Toto, pengawas sekolah dari Kecamatan Babar Timur. Mama Toto hawatir Oto yang disewanya akan kelebihan muatan, karena biasanya banyak warga sekitar yang ikut menumpang jika ada Oto yang sedang beroperasi.

Perasaan aneh menyeruak tak terbendung di hati Bowo, saat Bowo naik di atas Oto dan harus berpisah dengan rekan-rekan lainnya, terutama saat melihat Sri yang sedang berkemas menanti jemputan. Bowo menunduk dan termenung sejenak karena tak kuasa untuk melihat Sri. Sri yang selama ini selalu menemani hari nya.

“Apakah ini cinta? mengapa rasa ini hadir disaat seperti ini? apakah Sri memiliki rasa yang sama?” tanyanya dalam hati. “Ahh entahlah? Aku memang pecundang sejati! tapi aku harus ingat prinsip dan janjiku kepada Emak ku, mungkin begini lebih baik, aku akan fokus untuk menjalankan tugasku, menyambung kembali mimpi-mimpi anak pelosok negeri, dan sebisa mungkin menjadi inspirasi bagi mereka nanti, masalah asmara urusan nanti, kalau memang kita berjodoh pasti tak akan kemana,” gumamnya dalam hati mencoba meyakinkan diri.

“Pace, masih pusing ka pa?” ucap seorang lelaki maluku berbadan besar sambil menepuk bahu Bowo.  “Siap-siap Pace, disini bukang hanya gelombang laut sa, ada gelombang darat jua e, haha,” tambah orang itu sambil tertawa kecil. Kemudian deru mesin Oto mulai memutar roda-rodanya untuk melaju menuju tempat tugas.

Pulau Babar memang hanya terdiri dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Babar Barat dan kecamatan Babar Timur, namun akses jalan yang buruk akan membuat perjalanan darat seolah berada di atas kapal yang diterjang ombak besar.

 

Pulau Seribu Masjid, 10 April 2020.

Akses Jalan di Pulau Babar, Maluku Barat Daya.   Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi tahun 2013

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post